x

Iklan

Erna Rushernawati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Islam dan Radikalisme

Pelabelan negatif terhadap aktivitas dakwah Islam yang mencitraburukkan Islam

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Radikalisme selalu identik dan dikaitkan dengan Islam dan kaum Muslimin. Dan sekarang umat sedang digiring dengan opini bahwa radikalisme selalu dihubungkan dengan upaya umat Muslim dalam mengimplementasikan keimanannya dalam melaksanakan Islam Kaffah sebagaimana perintah Allah SWT dalam QS Al-Baqoroh:258. Hasil survey sebuah lembaga penelitian nasional LIPI sungguh sangat tendensius dan tak sesuai fakta, karena menyampaikan bahwa  gerakan 'radikal' dan “garis keras” telah berkembang subur di Indonesia dan dianggap berbahaya. Diantaranya adalah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Salafy, dan Jamaah Tarbiyah (Ikhwanul Muslimin). Padahal kita sama-sama tahu gerakan ini jauh dari aktivitas kekerasan fisik. Apalagi HTI yang secara tegas telah menjadikan aktivitas dakwah Rasulullah SAW sebagai contoh dan terbukti HTI tidak pernah melakukan aktivitas fisik terhadap berbagai kemaksiatan yang terjadi. Maka sudah sepantasnya kita mempertanyakan hasil survei tersebut, apa motif dan tujuan survey ini, serta siapa berada dibaliknya. Wallahu'alam bishshowab.

Terlepas dari hasil survey di atas, gerakan melawan terorisme seolah menjadi pembenaran untuk memberikan stigma negatif terhadap keberadaan gerakan-gerakan Islam. Aktivitas dakwah yang menyeru umat agar melaksanakan seluruh syariatNya secara kaffah sering dijadikan pembenaran untuk melabeli kelompok dakwah tersebut dengan label “radikal”, “aliran garis keras” ataupun “terorisme”. Demikian pula aktivitas dakwah Islam yang dengan lurus dan ikhlas ingin membawa bangsa ini menjadi bangsa yang mulia dan beradab melalui pembinaan pemikiran, yaitu merubah paradigma berpikir agar senantiasa melandaskan pemikirannya kepada akidah Islam. Karena Islam merupakan agama yang sempurna sebagaimana yang telah Rasulullah SAW contohkan dalam setiap aspek kehidupan, baik kehidupan pribadi, sosial maupun bernegara. Sementara sistem kehidupan yang saat ini kita emban nyata-nyata telah membawa bangsa ini pada titik keterpurukan… kemiskinan, korupsi, pornografi, kerusakan moral generasi muda, narkoba dan sekarang tuntutan pengikut LGBT yang ingin disyahkan keberadaannya secara legal..hanyalah sekelumit masalah yang timbul karena sistem ini. Kalau sudah begitu, salahkah kalau kita ingin keluar dari carut marut kehidupan dan segala permasalahan ini? Menjadi bangsa yang maju, bermartabat, dan beradab tentu menjadi cita-cita kita bersama.

Jangan sampai stigma atau pelabelan terhadap aktivitas dakwah Islam menjadikan kita saling mencurigai, terpecah belah bahkan menganggap sebagai sebuah ancaman yang berbahaya. Penerapan Islam secara kaffah adalah manifestasi dari keimanan hakiki kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Maka sudah menjadi kewajiban bagi setiap Muslim yang mengimani-Nya untuk berhukum dengan hukum-hukumNya. Sebagaimana wajibnya sholat, puasa, zakat dan berhaji. Dengan diterapkannya hukum Allah SWT dalam seluruh aspek kehidupan pasti akan membawa bangsa ini menuju rahmatan lil aalamin sebagaimana janjiNya dan keberkahan akan meliputi negeri ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Nadiyya Mustaqiima, Bogor

Ikuti tulisan menarik Erna Rushernawati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

9 jam lalu

Terpopuler