x

Pekerja mengamati hewan kurban yang dijual di lapak penjualan hewan kurban di jalan Soekarno Hatta, Surabaya, 22 September 2015. FULLY SYAFI

Iklan

Erna Rushernawati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Memaknai Haji dan Qurban

Ibadah Haji dan Qurban adalah salah satu perintah Allah bagi hambaNya yang mampu

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menunaikan ibadah haji merupakan harapan dan mimpi bagi hampir semua umat Muslim seluruh dunia. Bagaimana tidak? Sebagian jamaah haji rela menabung bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun demi bisa berangkat ke tanah suci. Bahkan harus rela menunggu giliran belasan atau bahkan puluhan tahun demi mewujudkannya. Ketika giliran itu tiba, bisa dibayangkan kegembiraan yang dirasakan oleh para calon jamaah haji tersebut. Berbagai 'ritual' digelar demi perhelatan akbar tersebut. Walimatussafar seolah menjadi tradisi wajib bagi para calon jamaah haji yang mempunyai kelonggaran rizki. Atau mungkin sekedar 'syukuran' kecil-kecilan sebagai wujud dari rasa syukur.

Tak berbeda dengan haji, qurban juga merupakan ibadah yang disambut antusias oleh umat Muslim. Bisa kita saksikan di hampir setiap moment Idul Adha, masjid-masjid tak pernah sepi dari hewan qurban. Sebagian dari mereka ada yang harus menabung demi bisa melaksanakan qurban seekor domba atau sapi yang ladzim menjadi hewan qurban di tanah air. Umat Muslim seolah berlomba menjemput pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT baginya. 'Luar biasa' begitulah antusiasme umat Muslim dalam menghadapi hari raya Idul Adha atau qurban.

Seharusnya demikianlah, semangat yang sama ditunjukkan dalam memenuhi panggilan Allah SWT dalam syariat Islam yang lain. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. An-Nisa ayat 150-151, yang artinya:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan." 

Atau perintah Allah SWT untuk ber-Islam secara kaffah sebagaimana firman-Nya:

"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian mengikuti jejak-jejak syaithan karena sesungguhnya syaithan adalah musuh besar bagi kalian.” (QS. Al-Baqarah: 208)

Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna, mengatur tak hanya terkait masalah aqidah dan ibadah. Tapi lebih dari itu, Islam adalah sebuah aturan kehidupan yang datang dari Sang Pemilik Kehidupan: Allah SWT, yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Termasuk dalam masalah ekonomi, sosial, politik, hukum dan bernegara. Maka sudah seyogyanya semangat yang sama kita tunjukkan terhadap seruan Allah SWT yang lain, bukan semata masalah haji dan qurban. Haji dan qurban hanyalah segelintir dari syariat Allah SWT yang diperuntukkan bagi hamba-Nya. Momentum Idul Adha ini, semoga menjadi penyemangat bagi kita untuk bersegera menyambut seruan Allah SWT, sebagaimana Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam menyambut seruan Allah SWT. Aamiin. Wallahu'alam bishshowab. (Bogor, Nadiya)

Ikuti tulisan menarik Erna Rushernawati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

7 jam lalu

Terpopuler