x

Iklan

Clara Jessica Juwono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mengenal Boneka Keramat Asal Tanah Samosir

Boneka berkain ulos itu terletak di salah satu sudut Museum Wayang di kawasan Kota Tua, Jakarta.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Boneka berkain ulos itu terletak di salah satu sudut Museum Wayang di kawasan Kota Tua, Jakarta. Tubuh sang boneka menghadap ke samping, pandangan matanya kosong dan cenderung tanpa ekspresi. Sekali melihat saja, kesan seram tak bakal terhindarkan. Itulah boneka Sigale-gale. “Yang saya tahu Sigale-gale berkaitan dengan kematian,” ungkap Dodi Praharja, 36 tahun, seorang pengunjung Museum Wayang, Minggu, 6 November 2016.

Dodi bercerita secara pribadi ia tertarik dengan boneka yang konon memiliki banyak cerita mistis ini. Karena itulah, Dodi mengajak serta istri, dua anak, dan ibunya mengunjungi Museum Wayang untuk menghabiskan akhir pekan sekaligus. Secara khusus dia ingin membagi rasa penasaran terhadap boneka ini kepada seluruh anggota keluarganya. 

Petualangan sejarah di salah satu bangunan tua sudut kota Jakarta Minggu, 6 November 2016 ini pun dimulai. Konon gedung berarsitektur Belanda ini dulunya difungsikan sebagai sebuah gereja yang bernama De Oude Hollandsche Kerk, tepatnya dibangun pada 1640. Tempat ini sekarang dikenal masyarakat sebagai Museum Wayang yang beralamat di Jalan Pintu Besar Utara nomor 27, kawasan Kota Tua, Jakarta. Letaknya beseberangan dengan Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dodi sengaja mengajak keluarganya ke museum untuk mengenalkan budaya Indonesia. “Selama ini seringnya main ke mal, jadi gak tahu Budaya Indonesia,” ungkap pria dari Tangerang ini. 

Masyarakat Batak meyakini keberadaan boneka Sigale-gale sejak ratusan tahun silam. Berbagai versi cerita mengenai boneka ini pun dipercayai masyarakat. Berdasarkan penelusuran, Sigale-gale berawal dari kisah seorang raja kaya raya bernama Tuan Rahat. Suatu ketika, putranya Si Manggale tewas dalam peperangan. Untuk mengenang kepergiannya, sang raja membuatkan patung menyerupai putranya yang dinamakan Sigale-gale. Patung ini kemudian ditarikan saat upacara kematian anaknya.

Seiring waktu, Sigale-gale menjadi tradisi dalam upacara kematian di daerah Samosir. Upacara ini diiringi alunan Gondang Sabangunan, seperangkat musik tradisional yang terdiri dari suling Batak, gendang, dan gong. Tarian tor-tor para anggota keluarga yang berduka juga turut memeriahkannya. Warga Samosir percaya bahwa tarian Sigale-gale ini bisa mengantarkan arwah mendiang.

Museum Wayang, tempat menyimpan berbagai koleksi boneka dan wayang dari Indonesia dan luar negeri, Jakarta, Minggu 6 November 2016.Museum Wayang, tempat menyimpan berbagai koleksi boneka dan wayang dari Indonesia dan luar negeri, Jakarta, Minggu 6 November 2016. Foto: Clara Jessica / tempo institute

 

Selain Dodi, sekitar 3-4 pengunjung Museum Wayang lainnya turut menghampiri lemari yang memajangkan Sigale-gale. Misalnya, Retno, 25 tahun. Menurut cerita yang ia baca, boneka Sigale-gale dibuat menyerupai orang yang sudah meninggal. “Arwah orang meninggal akan masuk ke dalam boneka ini,” ungkap karyawan konsultan pajak di Jakarta ini. 

Kunjungan Retno ke Museum Wayang hari itu adalah karena ketertarikannya terhadap boneka Sigale-gale sekaligus mengantarkan adiknya berkeliling museum di Jakarta. Selain karena minatnya pada bidang sejarah, Museum Wayang dia pilih karena menjadi salah satu destinasi favoritnya di Jakarta.

Sang pemandu Museum Wayang, Ruslan, 35 tahun, menceritakan juga asal usul boneka Sigale-gale. Menurut Ruslan, kisah ini berawal dari meninggalnya seorang keturunan bangsawan yang tidak mempunyai anak. Pada upacara kematiannya, Sigale-gale berperan sebagai anaknya. “Gantinya anak adalah boneka itu. Agar arwah bangsawan itu diterima di Surga,” kata Ruslan.

Unsur mistis dari Sigale-gale belum tuntas. Cerita mengenai pembuatannya juga menyimpan misteri. Konon, setiap orang yang membuat boneka Sigale-gale harus menyerahkan nyawanya agar boneka tersebut bergerak menyerupai manusia hidup. Atau dengan kata lain, sang pengrajin akan meninggal sebagai tumbal setelah boneka Sigale-gale selesai dibuat.

Ikuti tulisan menarik Clara Jessica Juwono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu