x

Iklan

Kang Nasir Rosyid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Korban Saat Nobar Piala AFF Bersama Walikota Cilegon

Semi Final leg 2 Piala AFF

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kemarin (712) adalah hari pembuktian bahwa saya dan berjuta juta rakyat sangat mencintai Indonesia, dus karena saking cintanya, rapat SATGAS PON REMAJA 2 KONI BANTEN membahas pembatalan PON Remaja oleh MENPORA -RI, saya minta untuk dipercepat, toh ujungnya tetap saja kita tidak bisa melawan karena adanya hegemoni Menteri terhadap dunia olah raga di Indonesia yang kita cintai bersama ini.

Rapat ahirnya berkesudahan setelah hape saya berdering, diujung sana ajudan Walikota Cilegon Banten minta ke saya agar segera meluncur ke Cilegon untuk nonton bareng aksi –bukan parade—semi final timnas Indonesia melawan Vietnam dalam ajang AFF yang berlangsung di Hanoi Vietnam.

Menjelang magrib, saya meluncur dari markas KONI Banten di Serang menuju  Cilegon. Yang namanya pertandingan sepak bola, kadang memang menelan korban, tidak jarang terjadi, orang yang sedang nonton pertandingan, karena jantungan, ahirnya dibawa ke rumah sakit akibat tidak kuat menahan dag dig dug der. Begitu juga di markas nobar kali ini,  belum lagi pertandingan dimulai, korban sudah tergeletak  bersimbah darah dan tidak ada yang menolong, malah sebaliknya dimutilasi untuk dibakar dan di jadikan sop, seekor kambing dikorbankan Walikota untuk santapan jasmani di acara tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat babak pertama di mulai, saya melihat dengan mata saya sendiri—tidak pinjam mata mata --, Walikota Cilegon DR.H.Tb. Iman Aryadi yang penggila bola, kelihatan tegang, sesekali tangan dan kakinya bergerak merespon gerakan pemain yang ada dilayar. Termasuk juga ketua Kadin Cilegon H.Sahruji ikut bersorak sorai diiringi para pemuda yang ikut nobar.

Ya siapa yang tidak tegang, sepanjang babak pertama, Indonesia di bombardir oleh peluru ketajaman pemain Vietnam, seolah pemain Indonesia bingung mau apa, mau nendang kemana karena saking agresifnya pemain Vietnam. Indonesia diserang tujuh hari tujuh malam oleh pemain Vietnam baik melalui kemampuan individu  maupun kerjasama tim yang terstruktur. Masih untung kita punya penjaga gawang tangguh Kurnia Meige yang bermain gemilang menghalau atau menangkap tendangan tendangan terarah pemain Vietnam.

Sesekali memang Indonesia menerobos pertahanan lawan, tapi patah di barisan pertahanan. Di babak pertama ini pola permainan Timnas sama sekali tidak berkembang, Boas terpaksa bekerja sendiri didepan walaupun kadang ada pasokan dari Andik Firmansah atau Liy Pali. Kesempatan Indonesia untuk menerobos masuk jantung pertahanan Vietnam, hanya melalui serangan balik, dan ada juga peluang Emas tambah Intan Permata, tapi kesempatan itu tidak bisa dimanfaatkan maksimal oleh Liy Pali maupun Boas. Ahirnya hingga peluit panjang babak pertama keadaan tetap kosong kosong.

Ya siapapun yang menonton pertandingan ini, akan merasakan ketegangan yang luar biasa, apalagi sudah waktunya makan malam. Untuk soal ini, Walikota Cilegon paling tau, makanya ia korbankan dan relakan seekor kambing dipotong disate dan di sop. Saat jeda 15 menit menunggu babak kedua, sate kambing dan sop kambing di keluarkan untuk disantap rame rame puluhan pemuda yang nobar, judulnya makan malam.

Namun sebelum makan, Walikota minta kepada Ustadz Sutisna abas untuk memimpin doa, bukan hanya doa makan, tetapi sekaligus mendoakan agar pahlawan Indonesia yang sedang berjuang di Vietnam  meraih kemenangan. Selesai berdoa, tak kusangka dan tak kuduga, serentak hadirin menucapkan takbir, Allahu Akbar,,, Allahu Akbar berkali kali, Oooh rupanya mereka mereka ini masih terbawa dan larut oleh 212, maklum mereka ini juga pelaku 212 di Jakarta.

Lima belas menit, sudah cukup untuk melahap makan malam ditambah Isis,, rokok sebatang, Pluit terdengar tanda babak kedua dimulai, kembali bersorak. Di saat Indonesia menyerang jantung pertahanan lawan, teriakan Allahu Akbar….. Allahu Akbar terus menggema dari peserta nobar, tiba giliran boas menerima bola, dribel sebentar,,, angkat bola lambung ke depan gawang, blunder, bola tidak bisa ditangkap penjaga gawang Vitetnam, lantas membentur tiang gawang, bola bergulir masih digaris gawa berusaha diselamatkan pemain Vietnam yang namanya kedengarannya dang ding dong alias Tran Dink Dong, sementara dengan secepat kilat Liy Pali yang berada di depan gawang, mencocor bola , Allahu Akbaaaaaar, Gooooooool.

Semua yang nobar berjingkrak, termasuk Walikota Cilegon –apalagi saya tentunya--. Timnas unggul 1-0. Kamasukan 1 gol, pemain Vietnam tidak patah arang, bahkan cenderung banyak pelanggaran dilakukan, namun wasit dari China nampaknya banyak merugikan pemain timnas. Dikala waktu, tepatnya menit  ke-76. penjaga gawang Nguyen Manh diusir wasit karena melakukan pelanggaran terhadap Bayu Pradana saat duel merebut bola.

Keluarnya Kiper Nguyen, tak bisa diganti lantaran stok pergantian sudah habis. Seharusnya Timnas bisa mengambil momen ini untuk membombardir pertahanan Vietnam, karena Vietnam hanya dengan 10  pemain, namun sebaliknya Vietnam seperti kesetanan, bergerak meliuk liuk, menyerang dan bertahan layaknya pasukan Vietkong, merobek robek jantung pertahanan Indonesia, hingga ahirnya dengan tendangan yang terarah tanpa penjagaan, Vu Van Tanh berhasil merobek jala Kurnia Meiga memanfaatkan umpan tendangan bebas, 1-1 kedudukan. 

Dengan kedudukan ini, berarti keuntungan masih ditangan Timnas, sebab jika   jika skor ini bertahan hingga ahir, Indonesia yang lolos. Namun Vietnam tak pernah berhenti menyerang, sementara semua penonton Indonesia pastinya dag dig dug Melihat kondisi dilapangan yang kelihatan Indonesia sudah mulai keteter ditambah lagi Boas dan Liy Pali yang menjadi andalan sudah ditarik keluar oleh Alfred. Waktu normal habis, Indonesia masih dag dig dug, sunami datang, disaat injury time, Vietnam berhasil menyarangkan bola melalui ciamiknya gocekan dan tendangan Vu Minh Tuan. Skor menjdi 2-1. Situasi tambah dag dig dug, sebab jika siapapun yang memasukkan bola tambahan, itulah yang lolos ke final. Anggap saja masih ada kesempatan, sebab hingga pluit berbunyi, skor masih 2-1, itu artinya ada perpanjangan waktu 30 menit.

Saya yakin, semua rakyat Indonesia yang menonton pertandingan ini, akan berdoa, lepas apapun agamanya, bagi yang tidak berdoa, saya cap anti Nasionalisme, anti NKRI dan anti Bhinneka Tunggal Ika, Wong kami disini juga melakukan do’a bersama.

Berkat do’a rakyat Indonesia, disaat babak pertama perpanjangan waktu, tepatnya pada menit ke 6 , Alhamdulillah Ferdinand Sinaga dijatuhkan penjaga gawang Vietnam, ya tentu saja hadihnya pinalti. Manahati, pemain muda bermental baja, berhasil memperdaya kiper pengganti Vietnam, bola tendangan Manahati menggetarkan jaring, skor menjadi 2-2, kedudukan ini  berahir hingga pluit panjang babak kedua perpanjangan selesai. Dengan demikian, jika dijumlah jamleh dengan leg pertama, Indonesia unggul 4-3.

Tentu saja, dengan keunggulan 4-3 atas Vietnam ini, Indonesia maju ke Final yang kemungkinan akan berhadapan dengan Thailand. Ya do’a kami, doa seluruh rakyat Indonesia telah membuahkan hasil termasuk pengorbanan Walikota Cilegon yang memotong kambing untuk disantap makan bareng dalam nonton barengpun tidak sia-sia, semoga mendapat pahala yang banyak, bisa jadi ketika final, korbannya akan tambah banyak, 3 ekor kambing.

Ikuti tulisan menarik Kang Nasir Rosyid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB