x

Iklan

Jay

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Rahasia di Balik Pidato AHY

Pidato AHY sangat satria dalam menanggapi hasil Pilkada. Contoh untuk anak muda

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Rabu, 15 Februari pukul 20.30, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membuat rakyat Indonesia terkesima. Calon Gubernur DKI Jakarta termuda tersebut menyampaikan pidato yang mengundang decak kagum, tepuk tangan dan linangan air mata. Dengan usia yang baru menginjak 38 tahun, AHY membuktikan kematangannya dalam mengeluarkan pernyataan.

AHY secara kesatria mengaku kalah dalam pertarungan menuju kursi DKI 1. Tidak sepatahpun AHY menyudutkan atau menyalahkan siapapun, meski dia sendiri tahu dan paham hampir selama empat bulan dia menjadi sasaran tembak para lawan politik. Tutur kata yang keluar begitu menyentuh, dan memberikan pembelajaran politik dalam proses demokrasi di Indonesia.

Jika ditelusuri lebih jauh, pidato AHY tersebut ternyata bukan dibuatkan tim pemenangan ataupun oleh sang bapak (Susilo Bambang Yudhoyono). Pidato itu dibuat sendiri oleh AHY, kata demi kata terucap merupakan hasil pemikiran dan suara hatinya yang hanya ingin rakyat Jakarta lebih maju.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Biasanya politisi seusia AHY akan meledak-ledak dalam menyampaikan pendapatnya, tapi peraih IPK 4.0 di George Herbert Walker School di Webster University dalam program master di bidang Leadership and Management ini seperti sudah matang dan lama didunia politik. Dia begitu tenang dan ikhlas dalam menerima hasil yang sebenarnya tidak diinginkan semua orang, tidak ada yang ingin kalah. Tapi itulah AHY, dia menjadi patron baru bagi semua pihak dalam menyikapi hasil suatu kompetisi.

Kematangan AHY dalam dunia politik hanya dalam beberapa bulan tidak terlepas dari peran keluarga. Selain sang bapak (SBY), ada peran penting Ani Yudhoyono didalamnya. Sejak dari kecil Ani sudah menekankan arti penting sportifitas kepada AHY, tidak boleh curang atau menggunakan segala cara dalam mencapai tujuan. Jika dalam kompetisi tidak mencapai apa yang diinginkan, maka harus ikhlas dan terus berusaha untuk mencapainya.

Prinsip yang diajarkan Ibu Ani itulah yang menjadi pegangan AHY dalam menyikapi hasil kompetisi di Pilgub DKI Jakarta. Lihat saja, kata-kata yang diucapkan AHY tentang "saya yakini rencana Allah adalah lebih baik dari rencana manusia". Itu kata-kata yang menunjukkan AHY adalah sosok yang sudah ditempat secara keimanan dari lingkungan keluarga, sehingga bisa memaknai tentang arti ikhlas sesungguhnya.

Isi pidato AHY yang menyebutkan "Saya bangga dengan seluruhnya, hingga sampai malam ini menunjukkan solidaritas dan semangatnya, betapa besar, tegar. Jangan kecil hati. Insya Allah semua ada hikmahnya," juga menunjukkan betapa dia tetap berusaha menjadi penyemangat bagi semua pendukungnya yang sedih. Jiwa kepemimpinan itu memang sudah mendarah daging dikeluarga Ibu Ani. Kakek AHY, Alm Jenderal (Purn) Sarwo Edhie Wibowo merupakan pahlawan penumpasan PKI di Indonesia.

Tidak mungkin watak kebaikan seseorang bisa dibentuk hanya dari sekolah tanpa fondasi yang kuat dari keluarga. Sikap sportif, tidak lupa berterimakasih kepada semua pihak dan punya sifat patang menyerah yang ditunjukkan AHY dalama pidato tersebut, hampir dipastian tidak terlepas dari didikan Ibu Ani.

Meski tidak secara langsung menuliskan pidato untuk AHY, hasil dari kasih sayang dan prinsip yang diajarkan sejak dari kecil oleh Ibu Ani membuat AHY menjadi pribadi yang cerdas dalam berfikir, bijak dalam berbuat.

Lihat saja kata-kata yang disampaikan Ibu Ani dalam Instagramnya pasca pemungutan suara. Ibu Ani menyebutkan kekalahan adalah kemenangan yang tertunda. Biarpun kalah, saya tetap bangga kepada Agus yang dengan niat baik , ketulusan dan pengorbanannya untuk membangun Jakarta agar lebih maju, aman, adil, sejahtera dan bermartabat, selalu mengedepankan "Jurus Putih".

AHY beruntung mendapatkan sosok seorang ibu seperti Ani Yudhoyono. Sosok yang ada saat suka dan duka, sosok yang menjadi penyemangat dikala lelah melanda. Sosok yang telah menancapkan nilai-nilai kebajikan dalam menjalani kehidupan.

Semoga perempuan Indonesia bisa belajar dari sosok Ibu Ani.

Ikuti tulisan menarik Jay lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu