x

Iklan

Fadh Ahmad Arifan

Alumnus MI Khadijah kota Malang
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jangan Bilang Militer sebagai Dalang G30S

Sebaiknya guru yang diamanahi mengajar "Sejarah indonesia" di jenjang SMA/aliyah menyampaikan 5 versi dalang G3 S

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tiap menyinggung peristiwa G 30 S, saya terangkan kepada anak kelas 8 bahwa dalangnya bukan 1 kelompok. Namun bila pertanyaannya diganti, "siapa yang paling diuntungkan dengan wafatnya para jenderal khususnya Letjen Ahmad yani?", mereka paham siapa dalang yang saya maksud.

Tahun 1999 seperti diberitakan harian Kompas, seniman dan eks Tapol Djoko pekik mengatakan ia dipenjara tanpa pengadilan. Karena seorang maling telah berteriak maling!. Apakah ia menunjuk jenderal Suharto sebagai sang maling?

Tahun 2000-an terbit buku Pledoi kolonel abdul Latief. Mantan komandan brigadir kodam V jaya itu mencurigai mantan komandannya semasa bergerilya di Yogyakarta terlibat kudeta berdarah tahun 1965. Perlu diketahui, mengutip buku karangan Harsutejo “Sejarah Gelap G30S". Kolonel Latief baru diadili pada 1978. Sedang vonisnya baru terbit pada tahun 1982

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Di luar madrasah, kalian jangan bilang dalang G 30 S adalah petinggi militer AD yang diback up Amerika serikat. Nanti bisa bisa dipukuli orang-orang dan dicap antek PKI. Dulu zaman Orba, PKI jadi kambing hitam. Kini zaman sudah berubah, banyak riset/temuan baru dari sejahrawan yang menguak keterlibatan pihak tertentu." kata saya kepada anak-anak yang masih bau kencur itu.

Sebaiknya guru yang diamanahi mengajar "Sejarah indonesia" di jenjang SMA/aliyah menyampaikan 5 versi dalang G 30 S. Supaya obyektif, berikan juga referensi-referensinya supaya ditelaah peserta didik. Lima versi tersebut : PKI, klik Angkatan darat, Sukarno, suharto dan unsur Asing (CIA).

Versi pertama tentu saja versi Orba. Diangkat pula jadi film dan jadi tontonan wajib semasa saya kelas 3 SD. Versi kedua "klik angkatan Darat" diungkap oleh penulis Cornell Paper. Versi ketiga, sukarno sebagai Dalangnya dikemukakan oleh penulis Antonie dake. G 30 S dinyatakan sebagai skenario Sukarno untuk mengenyahkan beberapa perwira tinggi AD.

Adapun keterlibatan jenderal Suharto sudah disinggung dengan jelas dalam Pledoi Kolonel A Latief: Soeharto Terlibat G30 (Institut Studi Arus Informasi, 2000) dan penulis bernama W.F Wertheim. Campur tangan negara asing dikemukakan oleh Peter dale Scottt dan Geoffrey Robinson.

Sebelum mengakhiri tulisan singkat ini, kesimpulan dari Buku karangan Geoffrey B. Robinson menyatakan "politik Amerika secara langsung dan tidak langsung telah memberikan kontribusi yang sangat berarti pada perebutan kekuasaan negara oleh Militer di bawah kepemimpinan Suharto, dalam tahun 1965" (kudeta Angkatan darat, hal 115).

Ikuti tulisan menarik Fadh Ahmad Arifan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu