x

Iklan

Heru Afandi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Singkawang, Kota Ramah Sungai

Sebuah harapan untuk memaksimalkan potensi Pariwisata Kota Singkawang

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jalan enam belas tahun sejak perubahan status dari kota administratif menjadi kota madya, pembangunan di Kota Singkawang kian hari semangkin menunjukkan progresivitas yang baik. Hal tersebut tampak dari masifnya pembangunan infrastruktur, demikian pula berbagai fasilitas publik yang semakin beragam. Hal tersebut menunjukkan bahwa kota kecil di ekor pulau Kalimantan ini semakin layak untuk menyandang status sebagai sebuah kota.

Kota Singkawang adalah sebuah kota kecil yang terletak di provinsi Kalimantan Barat. Walaupun secara geografis terletak sangat jauh dari ibukota, kota kecil ini menyandang predikat sebagai kota tujuan wisata. Bahkan pada tahun 2008 lalu kota Singkawang sempat meraih penghargaan adipura, yang merupakan penghargaan untuk kota terbersih. Hal tersebut tentu sangat baik guna memperkuat statusnya sebagai daerah destinasi wisata.

Kota kecil ini secara lahir batin memang dirahmati Tuhan untuk menjadi daerah tujuan wisata. Mulai dari wisata gunung dan bukit, air terjun, taman rekreasi, wisata kuliner, hingga berbagai daerah tujuan wisata bahari dapat dengan mudah di temukan di Kota Singkawang. Tidak hanya itu, kota kecil ini juga memiliki komposisi penduduk yang beragam sehingga khazanah budaya di dalamnya sangat kaya. Tidak mengherankan kemudian kota ini juga merangkap sebagai daerah destinasi wisata budaya, bahkan diantaranya terdapat perhelatan budaya yang populer hingga di kancah internasional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peribahasa “Tiada gading yang tak retak”, tampaknya masih berlaku di kota Singkawang. Mimpi warga Singkawang untuk memiliki kota pariwisata yang sempurna seakan pupus karena suatu sebab. Adapun yang menjadi penyebabnya  ialah sungai satu - satunya di kota ini dangkal dan tidak bersih. 

Penampakan sungai Singkawang

Ketika memasuki pusat kota Singkawang wisatawan akan langsung disambut sebuah sungai yang membelah kota. Penduduk lokal menyebut sungai ini sebagai Sungai Singkawang. Sungai yang menjadi saksi sejarah keluar-masuknya arus perdagangan antar daerah. Dalam beberapa sumber lainnya juga disebutkan bahwa sungai Singkawang adalah gerbang utama kedatangan imigran pekerja dari Tiongkok ketika masa pertambangan emas.

Sungai Singkawang memiliki peranan penting yang tidak akan pernah terlepas dari sejarah perkembangan kota Singkawang. Namun hal tersebut justru berbanding terbalik dengan kondisi yang terjadi di sungai Singkawang saat ini.

Sungai kecil di kota Singkawang ini sekarang tidak seperti yang dulu lagi. Sungai Singkawang yang tampak hari ini adalah sungai yang banyak sampah, dangkal, beraroma tidak sedap, dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Kenyataan ini sangat disayangkan, sebab sangat tidak elok jika disandingkan dengan status kota destinasi pariwisata.

Penampakan sungai Singkawang

Berbagai penyebab yang mungkin adalah minimnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memiliki sungai berkualitas baik. permasalahan lain yaitu siklus pasang surut air sungai (faktor alam), yang turut menyebabkan pendangkalan sungai tersebut. Dua faktor utama yang memerlukan perhatian serius bagi masyarakat juga pemerintah kota Singkawang jika hendak mewujudkan kota ramah air (sungai).

Dalam bayangan penulis, sungai Singkawang masih memiliki prospektif yang bagus di masa depan. Jika kita tinjau dari tata letaknya, sungai tersebut memang memiliki jalur membelah kota, yaitu melewati daerah pasar utama, taman kota, serta berujung di daerah Kuala dimana sungai bermuara. Kondisi yang demikian itu tentu sangat potensial jika mampu dimanfaatkan dengan baik.

Jika dilihat dari jalurnya yang melewati taman rekreasi kota, tentu akan sangat menarik jika di area wisata tersebut digunakan sebagai lokasi wisata sungai. Beberapa fasilitas pendukung semacam bebek engkol, atau penyewaan kano dapat menjadi alternatif pilihan untuk memberdayakan sungai Singkawang. Di samping itu perlu di bangun kafe tepi sungai dengan desain modern untuk menarik perhatian pengunjung.

Jalur sungai yang menyentuh pasar utama tentu tidak boleh disia – siakan. Guna mendukung status kota pariwisata, dapat di sediakan fasilitas perahu motor yang dapat digunakan untuk wisatawan menyusuri sungai dengan beberapa titik persinggahan misalnya; taman burung, lokasi kota tua Singkawang (kawasan tradisional), serta pasar utama. Sebagai tujuan utamanya, di areal pasar utama dapat di bangun pusat oleh – oleh khas Kota Singkawang maupun khas Kalimantan.

Penampakan sungai Singkawang

Sungai Singkawang memiliki segudang potensi yang jika dimanfaatkan dengan benar dapat mendatangkan manfaat ekonomi yang besar, di samping dapat memperkuat status kota pariwisata yang telah disandangnya sejak lama. Perlu kesadaran serta kerja sama seluruh komponen masyarakat dan pemerintah kota untuk mewujudkan harapan besar tersebut.

Berbagai upaya sederhana dapat dilakukan untuk mewujudkan harapan tersebut. Tindakan normalisasi sungai mutlak perlu dilakukan, selain itu tindakan sederhana lain juga dapat dilakukan misalnya dengan tidak membuang sampah di sungai, melakukan pengolahan limbah sebelum di buang, menggalakkan kampanye cinta sungai, serta mengupayakan fasilitas pendukung yang memadai agar sungai dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Hanya dengan kolaborasi seluruh lapisan elemen masyarakat serta pemerintah selaku pihak yang memiliki otoritas dalam pembangunan harapan akan kota Singkawang menjadi kota ramah air (sungai) akan segera terwujud.

#InfrastrukturKitaSemua

Ikuti tulisan menarik Heru Afandi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

1 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB