x

Bangunan yang diduga menjadi mes pegawai Alexis di Jalan Kemukus, Taman Sari, Jakarta Barat pada Ahad, 23 April 2017. Tempo/Danang F

Iklan

Fadhli Sofyan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kalijodo Ditutup Jadi Skatepark, Alexis Ditutup Jadi Apa?

Cerita serunya berakhirpekan di Skatepark Kalijodo. Jika tempat kumuh bisa diubah jadi Skatepark. Maka Hotel Mevvah macam Alexis bisa jadi apa?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sambil mendengarkan lagu Fourtwnty band kekiniyan idola milenial, saya berjalan berselancar di dunia maya. Alexis... Scroll... Alexis... Scroll... Video kucing... Scroll... Alexis... Balik lagi ke video kucing. Iyalah pusing kepala saya lihat orang gaduh soal Alexis di linimasa, mending liyat kucing. Semenjak Hotel Alexis gak dapat izin memperpanjang , memperkuat, dan tahan lama  izin operasional dunia daring jadi tambah ramai. 

Ada banyak reaksi warganet, mulai dari candaan garing Alexis Sanchez pemain bola. Sampai dengan tiba-tiba jadi pengamat bisnis perlendiran ibu kota. Gak ketinggalan juga, ada warganet yang iba dengan nasib para pekerja hotel. Kalau saya sih cuma flashback aja dengan penutupan Kalijodo tahun 2016 silam.

Bus Transjakarta nomor 9 bergerak ke Utara, mengantarkan saya seorang yang kurang piknik sampai Halte Jembatan Dua. Minggu, 5 Nopember 2017, matahari tidak terlalu terik sore itu. Saya dan kawan berjalan kaki sekitar 300 meter, tidak terlalu jauh untuk mencapai RTH Kalijodo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rasa penasaran saya semakin meloncat-loncat, ketika melihat tembok abu-abu tinggi, labirin bermain dan perosotan anak. Sementara di lapangan kecil ada bocah-bocah berlarian mengejar bola, lincah seperti Eggy Maulana Vikri a.k.a Messi Asia. Di sisi jalan ada bus wisata bertingkat, terlihat ibu muda sedang posting instagram story bersama anaknya yang bernama Varel, pakai filter zoom ala sinetron. (Kalimat terakhir ini 50% fantasi penulis). 

Impresi awal yang menyenangkan di Kalijodo, jauh dari bau lendir atau minuman keras (hueks). Sepertinya akan menjadi sore yang menyenangkan. Benar saja ketika menaiki tangga dan masuk ke bagian dalam, ada skatepark dan mural jumbo! Sebagai anak milenial kasta culun, saya senang tapi tak berdaya. Mau ikut meluncur dengan papan skate, tapi cuma mampu bermain luncur di papan catur. Mau selfie dan foto OOTD di depan mural, tapi pakai baju aja gak matching gengs.

Meski gak seluas dan sekece yang saya kira, skatepark di Kalijodo ternyata lumayan ramai. Anak laki-laki mendominasi, ada yang pakai skateboard, sepatu roda, sepeda BMX, dan sepeda pemberian Jokowi. Mereka semua asik bermanuver di skatepark Kalijodo, semakin sore semakin ramai. Saya coba meluncur di tembok miring dekat mushola, pakai pantat, seru juga. 

Keputusan mencyduk kabut prostitusi dan premanisme di Kalijodo, menjadi taman kota yang keren ALIG adalah keputusan yang tepat. Tidak hanya pembangunan secara fisik, RPTRA Kalijodo membangun kebahagiaan warga Jakarta. Setidaknya warga yang ada di sana sore itu, termasuk saya.

Kembali lagi ke pemberhentian Hotel Alexis, kemanakah kebijakan ini akan bermuara? Akan kah uang yang "gak berkah" ini diubah jadi varokah? Atau hanya jadi korban janji politik saja?

Ikuti tulisan menarik Fadhli Sofyan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu