x

Iklan

Dudi Saputra

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Hidup adalah Memahami: Falsafah Hermeneutika (Tanda)

Memahami makna melalui Hermeneutika yang merupakan topik favorit di dalam filsafat, karena sangat dekat dengan kita bahkan saat kita bisa hadir untuk memahami seseorang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

A. Pengantar.

Sebetulnya kalau membicarakan mengenai seni memahami, ini suatu pembicaraan yang harus kita lihat dari perspektif filsafat, masuk dalam tradisi yang panjang dalam berfikir. Jadi harus mengambil dari rak-rak buku teks yang cukup tua untuk bisa masuk di dalam apa yang disebut dengan seni memahami. 

Mengapa Hermeneutik merupakan topik favorit di dalam filsafat, karena topik ini yang paling dekat dengan kehidupan; filsafat bisa bicara tentang ada (metafisika), atau tentang terjadinya alam semesta, kejahatan, kebebasan, kematian, waktu, tentang apa itu manusia, kadangkala pembicaraan tentang hal yang bisa sangat abstrak sekali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tetapi jika kita berbicara tentang memahami, hal itu sangat dekat dengan kita, bahkan anda hadir disini untuk memahami saya, dan saya juga berusaha untuk memahami anda. Ada teka-teki apa dibalik memahami sehingga menjadi topik filsafat, itu pertanyaannya ?.

Mari kita lihat sebentar, di dalam bahasa Indonesia, kata memahami berbeda dengan kata mengetahui, baik dari bentuk kata nya maupun makna nya. Misalnya, saya bertemu dengan orang sangat pintar, seorang professor dalam bidang kedokteran, dia bisa memahami organisme manusia, dia mengerti dan mengetahui, tetapi orang bisa mengatakan begini: dokter ini tahu banyak tapi dia tidak memahami saya, dia tahu banyak tentang saya, dia tidak memahami saya.

Sehingga kata memahami di sini memiliki bentuk pengetahuan yang berbeda, yang tidak sekedar kognitif, karena anda bisa mengetahui partner hidup atau anak anda, atau masyarakat. Tapi, ketika kita berbicara memahami, itu hal yang lain. 

Ini sekedar pembuka, bahwa topik ini sangat sederhana, hanya kemudian menjadi rumit ketika kita mulai serius memikirkannya, dan itu menjadi kesibukan di dalam filsafat sejak dua abad yang lalu (terkait hermeneutika).

B. Definisi Hermeneutik

Lantas apa yang di maksud dengan Hermeneutik, secara etimologis; ada kata Hermeneuin dan Hermes. Hermeneuin adalah menerjemahkan atau menafsirkan, secara umum adalah membawa segala sesuatu yang ada di dalam kegelapan, ketempat yang lebih terang, hal yang tidak diketahui menjadi lebih diketahui. 

Hermes adalah dewa dalam tokoh Yunani yang bertugas untuk menyampaikan pesan dari dewa-dewi Olympus kepada manusia (semacam duta atau malaikat Jibril dalam kepercayaan agama samawi). 

Hermes mampu juga berbicara dalam bahasa yang dikenali manusia, nah ini asal-usul kata Hermeneutic. Aristoteles juga memakai kata ini kemudian, ada buku tentang Hermeneutik: yang berbicara tentang menafsirkan.

Ketika kita berbicara tentang Hermeneutik, sebenarnya kita berbicara tentang diri kita sebagai animal-simbolicum, yaitu hewan yang berinteraksi satu sama lain, dengan menggunakan simbol animal simbolicum (konsep yang dikemukakan oleh Casire untuk menjelaskan apa itu manusia). 

Dan Maurice Ponty mengatakan begini, manusia itu condemn to meaning (dikutuk untuk memahami dan memberikan nama), bukan seperti pendapat Paul Sartre bahwa manusia itu Condemn to Freedom (dikutuk untuk bebas), maksudnya kita sebagai manusia tidak pernah bisa lepas dari jarak makna, segala sesuatu yang kita lakukan mengandung makna, bukan saja teks yang kita hasilkan seperti buku, tapi juga gerak-gerik isyarat, dsb.

Andai kata anda menolak untuk memaknai hidup anda, itupun sebuah makna. Misalnya: hari ini saya tidak mau bicara, dan hidup ini omong kosong untuk saya, dan saya akan putuskan hubungan dengan orang lain, tidak mau berbicara dengan orang lain, menjadi Avasia (tidak mampu lagi berbicara/kehilangan bahasa), itupun sebuah kondisi yang harus dimulai dengan pemaknaan. Jadi ketidakbermaknaan/non-sense itu sebuah makna/sense juga. Karena itu manusia adalah Condemn to meaning.

Ketika kita berbicara tentang seni memahami, sebenarnya kita berbicara tentang seni manusia. Maka dari itu interpretasi bukan hanya teks, melainkan hampir segala hal, seperti seni, hukum, kitab suci, perilaku bahkan bahasa itu sendiri, dsb. 

Banyak hal yang melibatkan proses memahami dalam hidup kita, situasi konflik karena kita tidak memahami satu sama lain (hubungan antara keluarga, budaya, agama, politik, perkawinan, semua nya terkait memahami). 

Sudahkah kita memahami pasangan hidup kita?. Selalu saja ada ketidaksaling-pahaman, sehingga pemahaman adalah lorong yang tidak pernah selesai, yang terus digali, oleh karena itu Cliford Geertz mengatakan bahwa manusia itu adalah mahluk yang terjebak didalam jejaring makna.

Apa yang kita bahas, terkait metode tafsir dan metode ilmiah, dalam arti memahami teks, dan lalu meruncing ke Hermeneutik Filosofis. Menarik jika cermati makna Teks, dalam bahasa Yunani itu adalah Tekstus, artinya anyaman (jejaring makna). Jadi jika demikian kita semua adalah Teks, karena ekspresi kita, perilaku kita, bermakna.

Penulis: Muhammad Dudi Hari Saputra, MA.

Direktur-Eksekutif Moderate Institute - Jakarta

Romantik/Schleimacher, Metodologis, Faktisitas/Heidegger, dan ilmu tafsir/Gadamer

Ikuti tulisan menarik Dudi Saputra lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu