x

Iklan

Jusman Dalle

Praktisi Ekonomi Digital, Tulisan-tulisan telah diterbitkan di 38 media massa : Tempo, Kompas, Jawa Pos, Kontan, Republika, dll.
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ekspansi Pemain Global, Kuburan Massal Startup Lokal?

Banyak yang mengkhawatirkan ekspansi global playeryang semakin massif bertaruh di industri digital Indonesia bakal mengancam eksistensi startup lokal.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

***

Alibaba dan Tencent merupakan dua startup global asal China yang cukup dominan di industri digital Indonesia. Alibaba memilih investasi langsung dengan menguasai Lazada. Itu di jalur ecommerce. Ingat, bisnis Alibaba di Indonesia sudah menggurita. Alibaba punya layanan logistic J&T, ada Alibaba Cloud, ada UC Web, UC Browser, dll. Sementara seterunya dari China, Tencent justru memilih invest di Gojek setelah meluncurkan layanan hiburan streaming Joox dan lama eksis melalui WeChat.

Selain dua nama besar tersebut, Amazon juga diketahui melebarkan sayap bisnisnya ke tanah air. Amazon masuk dengan memboyong layanan cloud computing, Amazon Web Service.  Saya menduga, moyangnyaecommerceitu juga bakal beroperasi secara resmi di Indonesia. Hanya masalah waktu saja.

Ini bila merujuk pada kehadiran Amazon di Singapura. Sebelum Amazon retail, AWS juga lebih dulu hari di Singapura. Lagipula, Singapura merupakan pasar yang sebetulnya amat kecil. Kalau serius mau main di Asia Tenggara, retailer online itu tentu tak boleh melewatkan Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Amazon.com bisa saja beroperasi resmi melalui investasi langsung maupun dengan skema pendanaan dan kerjasama dengan startup lokal. Amazon Web Srevice adalah pintu masuk bagi Amazon untuk mewujudkan itu. Nah, bila Amazon retail masuk Indonesia, maka praktis nama-nama besar industri digital global semua berlabuh di negeri ini. 

Banyak yang mengkhawatirkan ekspansi global playeryang semakin massif bertaruh di industri digital Indonesia bakal mengancam eksistensi startup lokal. Anggapan tersebut berdasarkan asumsi bahwa dari berbagai aspek, kemampuan startup lokal yang mengandalkan potensi terbatas tidak cukup andal berhadapan dengan global player yang ditopang oleh kekuatan modal dan jaringan. 

Namun kerisauan tersebut tampaknya bisa ditepis. Ini setelah melihat kehadiran pemain global di kancah lokal justru menjadi berkah bagi startup di tanah air. Toh, sebagian dari mereka hadir di industri digital Indonesia justru menggadeng startup lokal sebagai mitra bisnis. Banyak startup lokal yang bahkan mendapatkan suntikan pendanaan dari pemain-pemain pendatang tersebut.

Selain sebagai investor atau mitra, global player tersebut juga memberikan benefit non material. Yakni membantu menguatkan ekosistem digital di tanah air, membangun iklim bisnis yang lebih kompetitif juga sebagai benchmarkyang memberikan wawasan global ke startup lokal.

Baru-baru ini, saya diundang menghadiri event introduksi salah satu venture capital asal negeri Gajah Putih yang mendeklarasikan eksistensinya di Indonesia. Dalam acara SCG Investment Forum, Siam Cement Group (SCG) memperkenalkan AddVentures, kelompok usaha mereka yang diplot ke industri digital. 

Konglomerasi ini sebetulnya sudah lama beroperasi di Indonesia. Namun di sektor bisnis non digital. Yaitu industri semen dan produk-produk konstruksi. Nah, melalui AddVentures, SCG mengimplementasikan transformasi perusahaan kearah digitalisasi. Ini sebetulnya agak unik, dari semen ke digital. Namun SCG tampak berhasil mengintegrasikan dua bisnis yang sebetulnya beda DNA tersebut.

AddVentures diplot sebagai ujung tombak transformasi dengan tiga strategi bisnis. Yakni pendanaan, kemitraan ekosistem serta investasi langsung. Di Indonesia, AddVentures ternyata sudah lama mengucurkan modal ke startup lokal. Adalah Ralali.com dan Dekoruma.com yang berhasil mendapatkan dri venture capital tersebut.

Dua startup lokal ini memang bersentuhan langsung dengan bisnis yang digeluti SCG. Ralali merupakan marketplace B2B yang menjual berbagai kebutuhan secara grosiran. Material bangunan merupakan salahs atu produk yang dijual di Ralali. Demikian pula Dekoruma yang lebih spesifik di lingkar industri properti. Menyediakan jasa hingga produk perumahan.

Dibayang-bayangi para pemain besar, bukan berarti startup lokal merasa inferior. Sebaliknya, kehadiran konglomerasi global di Indonesia merupakan berkah. Peluang bagi startup lokal untuk scale up. Naik kelas dari usaha rintisan menjadi usaha yang sustainable.

Ikuti tulisan menarik Jusman Dalle lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu