x

Iklan

Fina Nurillah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tidak Hanya di Laut, Microplastic juga Ditemukan di Udara

Microplastic tidak hanya menjadi permasalahan di laut, namun kini beberapa penelitian menemukan microplastik di udara dan berdampak pada kesehatan manusia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Beberapa waktu lalu, dunia dikejutkan dengan ditemukannya microplastic dalam hewan laut dan burung laut. Belum lama ini, untuk pertama kalinya microplastic juga ditemukan dalam feses manusia dan udara yang kita hirup. Bahkan hasil penelitian menyatakan udara dalam ruangan memiliki konsentrasi microplastic lebih tinggi daripada udara di luar ruangan. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?  

 

Secara global, lebih dari 300 juta ton plastik diproduksi tiap tahunnya dan dalam kurun waktu tidak sampai 1 tahun, sebagian dari jumlah plastik tersebut menjadi sampah. Akan tetapi hanya kurang dari 14% plastik yang didaur ulang. Mirisnya, Indonesia menduduki peringkat ke-2 dalam “Worst Plastic Polluters” setelah China dengan jumlah sampah plastik yang tidak dikelola sebanyak 3,22 juta ton di tahun 2010. Setidaknya sebanyak 8 juta ton sampah di dunia ini tiap tahunnya memasuki wilayah lautan atau sebanding dengan 1 truk sampah tiap menitnya. Sampah plastik yang berada di lautan menjadi sumber microplastic yang masuk ke dalam rantai makanan dan bermuara di tubuh manusia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Istilah microplastic digunakan untuk menggambarkan partikel plastik dengan ukuran antara 1 nm hingga 5 mm. Microplastic yang berada di laut berasal dari produk kosmetik ataupun sampah plastikyang secara mekanis terurai menjadi ukuran yang lebih kecil akibat radiasi sinar UV, ombak, angin, panas, dan binatang. Partikel kecil tersebut terlihat mirip seperti makanan bagi plankton, kerang, dan ikan kecil bahkan ikan paus yang ada di laut. Ikan dan kerang yang sudah terkontaminasi microplastic dikonsumsi oleh manusia dan dikhawatirkan microplastic tersebut masuk ke dalam sel dan berpindah ke jaringan dan organ. Dengan ditemukannya microplastic yang ada dalam rantai makanan, seorang peneliti asal Austria melakukan penelitian kecil terhadap sampel tinja dari 8 partisipan yang berasal dari 3 negara berbeda. Hasilnya, seluruh sampel tinja mengandung microplastic dengan 6 orang di antaranya mengonsumsi ikan laut. 

 

Bukan hanya di laut saja, nyatanya microplastic juga ditemukan di udara yang sehari-hari kita hirup loh. Konsentrasi microplastic di dalam ruangan lebih tinggi daripada udara di luar ruangan. Kebanyakan microplastic yang ditemukan di udara berasal dari serat plastik yang terlepas dari pakaian sintetis dan tekstil yang digunakan dalam perabot rumah tangga. Sebanyak 60% produksi tekstil di dunia merupakan bahan sintetis berupa acrylic, nylon, dan polyester yang akan membahayakan kesehatan manusia jika terhirup. Tidak hanya itu, sumber lain dari microplastic yang ada di udara berasal dari pupuk di tanah yang sudah mengering dan terbawa oleh angin. Ketika terhirup, microplastic akan masuk ke dalam paru-paru dan menetap dalam jangka waktu yang lama di dalam jaringan paru-paru yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan, seperti asma, bronkitis kronis, dan pneumonia. Bahkan microplastic dengan ukuran yang sangat amat kecil bisa masuk ke dalam peredaran darah yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskuler, menyebabkan kanker, memengaruhi sistem imun serta sistem saraf. 

 

Dampak microplastic yang ada di udara lebih berisiko dialami oleh anak-anak. Hal ini dipengaruhi oleh frekuensi napas pada anak-anak yang lebih besar daripada orang dewasa dan sistem pernapasannya yang masih berkembang. Bayi dan balita yang menghabiskan waktunya bermain di lantai juga berisiko terpapar oleh microplastic yang mengendap di lantai dalam bentuk debu. Selain itu, sebuah studi di Iran menemukan bahwa anak-anak dapat menelan sebanyak 3.200 partikel plastik per tahun yang disebabkan oleh kebiasaan mengunyah atau memasukkan mainan plastik ke dalam mulut. Ironisnya, bahkan sejak dalam kandungan, janin berisiko terpapar microplastic jika dalam plasenta ibu terdapat microplastic. 

 

Meskipun beberapa penelitian menyatakan adanya dampak microplastic terhadap kesehatan manusia, namun hal tersebut dirasa belum cukup dan masih perlu dilakukan lebih banyak penelitian untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dampak microplastic terhadap kesehatan. Terlepas dari hal tersebut, dengan ditemukannya microplastic dalam lingkungan, hewan, dan tubuh manusia membuktikan bahwa pencemaran akibat sampah plastik sudah  sangat mengerikan. Berbagai negara melalukan upaya untuk mengurangi sampah plastik dengan cara melarang atau menerapkan pajak pada penggunaan kantong plastik. Lalu bagaimana dengan Indonesia? 

 

Di tahun 2016 Indonesia pernah menerapkan uji coba program kantong plastik tidak gratis. Sayangnya, program tersebut hanya berjalan selama kurang lebih 7 bulan karena dianggap tidak ada dasar aturan hukum yang kuat. Tidak hanya berhenti di situ, Indonesia pun saat ini sedang menempuh cara baru, yaitu dengan merencanakan plastik sebagai barang kena cukai dan akan efektif diberlakukan tahun depan dengan tujuan memacu industri untuk ikut mengurangi sampah plastik yang tidak ramah lingkungan. Tapi ada satu hal yang perlu diingat bahwa permasalahan sampah plastik ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau industri saja. Partisipasi masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk mendukung target pemerintah dalam mengurangi 30% sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga di tahun 2025. Sesederhana mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, seperti sedotan, botol plastik, dan kantong plastik akan sangat berdampak baik bagi lingkungan! 

 

Referensi: 

  1. Luo, K. (2018). Are you breathing plastic air at home? Here’s how microplastics are polluting our lungs. [online] World Economic Forum. Available at: https://www.weforum.org/agenda/2018/06/microplastic-pollution-in-air-pollutes-our-lungs/.
  2. Walsh, N., Formanek, I., Loo, J. and Phillips, M. (n.d.). Plastic island: How our trash is destroying paradise. [online] CNN. Available at: http://edition.cnn.com/interactive/2016/12/world/midway-plastic-island/.
  3. Ritchie, H. and Roser, M. (2018). Plastic Pollution. [online] Our World in Data. Available at: https://ourworldindata.org/plastic-pollution#microplastics-impacts-on-health.
  4. UN Environment. (2016). Microplastics: Trouble in the Food Chain. [online] Available at: https://uneplive.unep.org/media/docs/early_warning/microplastics.pdf.
  5. Royte, E. (n.d.). We Know Plastic Is Harming Marine Life. What About Us?. [online] National Geographic. Available at: https://www.nationalgeographic.com/magazine/2018/06/plastic-planet-health-pollution-waste-microplastics/.
  6. Harvey, F. and Watts, J. (2018). Microplastics found in human stools for the first time. [online] The Guardian. Available at: https://amp.theguardian.com/environment/2018/oct/22/microplastics-found-in-human-stools-for-the-first-time.
  7. Uffelen, C. (2018). How damaging is breathing in microplastics?. [online] Plastic Soup Foundation. Available at: https://www.plasticsoupfoundation.org/en/2018/03/how-damaging-is-breathing-in-microplastics/.
  8. Gasperi, J., Wright, S., Dris, R., Collard, F., Mandin, C., Guerrouache, M., Langlois, V., Kelly, F. and Tassin, B. (2018). Microplastics in air: Are we breathing it in?. Current Opinion in Environmental Science & Health, [online] 1, pp.1-5. Available at: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2468584417300119.
  9. Mail Online. (2018). Tiny plastic particles are 'part of the air we breathe' say scientists and can damage lungs, poison kidneys and even interfere with our hormones. [online] Available at: https://www.dailymail.co.uk/news/article-5516159/Plastic-particles-air-supermarket-fish-sample.html.
  10. Tutton, M. (2018). It's not just the oceans: Microplastic pollution is all around us. [online] CNN. Available at: https://edition.cnn.com/2018/04/22/health/microplastics-land-and-air-pollution-intl/index.html.
  11. Carrington, D. (2018). Microplastics can spread via flying insects, research shows. [online] The Guardian. Available at: https://www.theguardian.com/environment/2018/sep/19/microplastics-can-spread-via-flying-insects-research-shows.
  12. Strand, B. and Kerr, C. (n.d.). 10 Cities and Countries Confronting Plastic Bag Pollution Head-On | Earth Day Network. [online] Earth Day Network. Available at: https://www.earthday.org/2018/04/20/10-cities-and-countries-confronting-plastic-bag-pollution-head-on/.
  13. Gumiwang, R. (2018). Cukai Kantong Plastik, Trik Menambal APBN dan Melawan Sampah. [online] Tirto. Available at: https://tirto.id/cukai-kantong-plastik-trik-menambal-apbn-dan-melawan-sampah-cFc3.
  14. Fauzie, Y. (2018). Tahun Depan, Pemerintah Pungut Tarif Berlapis Cukai Plastik. [online] CNN Indonesia. Available at: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180823142114-532-324340/tahun-depan-pemerintah-pungut-tarif-berlapis-cukai-plastik.
  15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2017 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

  16. Mail Online (2018). Hidden Menace In The Air. [image] Available at: https://www.dailymail.co.uk/news/article-5516159/Plastic-particles-air-supermarket-fish-sample.html.

Ikuti tulisan menarik Fina Nurillah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

21 jam lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

21 jam lalu