x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tarrant Memungut Kebencian dari Masa Lampau

Tarrant mengabaikan sisi sejarah yang lain—perdamaian, hidup saling menghormati, dan kerukunan antarmanusia. Ia lebih memilih permusuhan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Sepotong langit kemanusiaan runtuh seketika tatkala Brenton Tarrant memuntahkan amunisi dari senapan semi-otomatisnya ke arah jamaah shalat Jum’at di Masjid Al Noor. Inilah Jum’at yang dibalut duka, kepedihan, dan tangis. Kota Christchurch, Selandia Baru, jadi saksi betapa kebencian, kedengkian, prasangka, dan amarah membutakan manusia akan ke-manusia-an dirinya. Tarrant melupakan kemanusiaannya dan terperangkap dalam ketunggalan identitas dan men-supremasi-kan dirinya.

Kata Amartya Sen, identitas tunggal itu menyesatkan; dan sebenarnyalah tak pernah ada identitas tunggal. Dalam Identity and Violence (2006), Sen mencontohkan dirinya: Seorang Sen adalah keturunan India, tapi sekaligus agnostik—bukan penganut Hindu atau Muslim (agama mayoritas kedua di India), ia ekonom, lebih sering berbahasa Inggris ketimbang Urdu. Identitas mana yang hendak dikenakan padanya?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengelompokan manusia, kata Vasily Grossman dalam Life and Fate, mempunyai satu tujuan utama: menegaskan hak setiap orang untuk berbeda, merasa spesial, untuk berpikir dan hidup dengan caranya sendiri. Orang-orang bergabung untuk memenangkan atau mempertahankan hak ini. Namun, kata Grossman, di sinilah kesalahan fatal lahir: keyakinan bahwa pengelompokan atas nama ras, Tuhan, partai atau negara kemudian dijadikan tujuan utama kehidupan dan bukan diletakkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan.

Di senapannya, Tarrant menuliskan sejumlah nama—nama-nama dari masa lalu yang dekat dan masa lampau yang jauh. Ada Anton Lundin Pettersson, pemuda 21 tahun yang menyerang sebuah sekolah di Swedia, yang populasi imigrannya tinggi (2015). Ada Alexandre Bissonnette, yang menyerang masjid di Kota Quebec, Kanada, dan menewaskan enam Muslim serta 19 lainnya terluka (2017). Ada pula Charles Martel dari abad yang jauh, abad ke-8. Ia pemimpin militer bangsa Frank yang dipuja-puja sebagai pembendung pengaruh Muslim ke Eropa Barat. Banyak lagi nama yang lain.

Pilihan-pilihan nama itu menggambarkan kecondongan Tarrant untuk membaca secara selektif penulisan sejarah Eropa. Dikabarkan oleh media, di laman medsosnya, Tarrant membagikan meme Pangeran Wallachia (penguasa sebagian wilayah Hungaria pada abad ke-15) atau dikenal sebagai Vlad Tepes yang tengah merayakan pembunuhan terhadap kaum Muslim.

Tarrant telah memungut peristiwa masa lampau dan menjadikannya sumber amarah dan kebenciannya. Namun, amarah dan kebencian itu hanya mungkin lahir dari penggunaan sudut pandang tertentu dalam memahami peristiwa lampau. Salah satunya, memandang peristiwa historis sebagai melulu konflik tanpa resolusi damai. Dalam penulisan sejarah, perdamaian yang dicapai manusia memang lebih jarang dibicarakan dibandingkan konfliknya, yang mungkin terkesan seru, menegangkan, dan membangkitkan sentimen emosional tertentu. Dan inilah yang membuat manusia melupakan kemanusiaannya, terbelenggu oleh identitas tunggal, terperangkap oleh konflik masa lampau.

Dalam bukunya yang dipujikan, The Undivided Past, sejarawan David Cannadine menyebut kebanyakan sejawatnya terlampau menekankan konflik dalam menganalisis sejarah umat manusia dan kurang memperhatikan hal-hal yang melampaui perbedaan. Perbedaan ditonjolkan, kesamaan dipinggirkan. Padahal, pembagian umat manusia atas dasar kelas, agama, ras, gender, bangsa, ataupun peradaban, kata Cannadine, bukan bagian terpenting dalam sejarah manusia.

Tarrant membawa kembali memori kolektif tentang peristiwa konflik masa lampau itu dan menjadikannya nyata di masa sekarang. Ia mengabaikan sisi sejarah yang lain—perdamaian, hidup saling menghormati, dan kerukunan antarmanusia. Ia lebih memilih permusuhan. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

9 jam lalu

Terpopuler