x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 26 Juni 2019 01:18 WIB

Menang dan Berkuasa: Anugerah atau Musibah?

Cara kita memandang kemenangan, termasuk Pilpres, akan menentukan langkah-langkah kita setelah meraihnya: berpesta merayakan kemenangan atau lebih dulu merenungi kekuasaan yang berada dalam genggamannya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Apakah kemenangan itu? Apakah jika seseorang meraih kemenangan, segala urusan sudah tuntas atau sebuah permulaan yang penuh tantangan baru akan dimulai? Cara kita memandang kemenangan, termasuk Pilpres, akan menentukan langkah-langkah kita setelah meraihnya: berpesta merayakan kemenangan atau lebih dulu merenungi kekuasaan yang berada dalam genggamannya.

Syahdan, sepulang dari pertempuran Badar yang berlangsung dahsyat dan dianggap sebagai pertempuran besar pertama bagi kaum Muslim, Rasulullah Muhammad SAW menyampaikan peringatan penting kepada pasukannya. Ujar Rasulullah: “Kalian telah pulang dari sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran besar. Para sahabat bertanya, ‘Apakah pertempuran yang lebih besar itu, wahai Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘Jihad [memerangi] hawa nafsu’.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Siapapun dapat mengambil hikmah dan pelajaran tentang pertempuran dan makna kemenangan dari ucapan Rasulullah itu. Pilpres jelas bukan sejenis atau setara dengan pertempuran Badar, namun ada hikmah yang dapat diambil dari pertempuran ini bagi yang memenangi Pilpres, yang secara legal akan memperoleh ketetapan dari Mahkamah Konstitusi.

Hikmah itu berupa peringatan bahwa setelah meraih kemenangan dalam suatu pertempuran, si pemenang telah ditunggu oleh pertempuran yang lebih besar, yakni perang melawan hawa nafsunya sendiri. Mungkin ia memenangkan Pilpres, namun ia menghadapi peperangan yang lebih besar justru ketika kekuasaan telah diserahkan kepadanya. Kita tahu, menaklukkan hawa nafsu sendiri lebih sukar ketimbang menaklukkan orang lain.

Bagi yang percaya, kekuasaan adalah amanah dengan pertanggungjawaban yang sangat berat. Sayangnya, memang, banyak yang percaya bahwa kekuasaan adalah urusan duniawi semata, yang berarti apapun yang terkait dengan kekuasaan dianggap tanpa konsekuensi yang melampaui jagat dunia. Lebih banyak orang percaya, barangkali, bahwa jika pertanggungjawaban kekuasaan telah disetujui oleh parlemen, semua urusan terkait kekuasaan sudah selesai. Sayangnya, tidak demikian. Banyak pertanyaan menanti tentang niat dan tujuan seseorang meraih kekuasaan, bagaimana ia memperolehnya, maupun bagaimana cara ia menggunakannya.

Kekuasaan sekaligus juga ujian bagi penerimanya, sehingga sungguh mengherankan bila seseorang begitu bergembira ketika menerima kekuasaan di dunia. Kekuasaan berpotensi menjadi musibah bagi penerimanya ketika ia terpaksa atau sukarela menyerahkan diri ke dalam perangkap kekuasaaan karena terlena oleh perlakuan yang ia terima—penghormatan dari orang lain, keistimewaan dibanding orang lain, kemudahan dibanding orang lain. Kekuasaan juga bisa menjadi musibah ketika malah menimbulkan kesukaran dan ketakutan orang lain, kesusahan hidup orang lain, serta menyebabkan penderitaan orang lain.

Sebaliknya, kekuasaan bisa menjadi sumber kemaslahatan bagi orang banyak manakala digunakan dengan niat baik, cara yang baik, dan tujuan yang baik. Untuk meraih tataran kemaslahatan itu, penerima kekuasaan pertama-tama harus memenangi pertempuran melawan hasratnya sendiri—hasrat untuk bersikap sewenang-wenang, hasrat untuk memperkaya diri sendiri, hasrat untuk mempersulit hidup orang banyak, hasrat untuk memanjakan dan menyenangkan keluarga dan teman-temannya sendiri.

Seorang penerima kuasa harus memilih di antara pilihan-pilihan yang sangat terbatas: menjadikan kekuasaan yang ia terima sebagai amanah untuk kemaslahatan orang banyak atau menjadikan kekuasaan sebagai penyebab dirinya tenggelam dalam kubangan musibah yang ia tidak akan sanggup mempertanggungjawabkannya. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler