x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 8 Agustus 2019 23:10 WIB

Ruang Terbuka Regenerasi Kepemimpinan

Sirkulasi kepemimpinan tidak boleh terbatas dalam lingkaran-lingkaran kecil elite, tapi peluangnya harus dibuka seluas mungkin bagi seluruh warga. Pembatasan peluang hanya akan merugikan rakyat banyak untuk dapat memperoleh pemimpin terbaik karena yang muncul hanyalah pemimpin yang menyenangkan sebagian kecil orang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Presiden terpilih hasil Pilpres 2019 memang belum dilantik, namun para politikus tampaknya sudah berpikir mengenai gelanggang yang sama lima tahun mendatang. Ketika partai pengusung presiden terpilih meminta jatah kursi menteri maupun jabatan-jabatan lain, sebagaimana juga terjadi lima tahun yang lalu, mereka sesungguhnya sedang mempersiapkan diri untuk kompetisi 2024. Dalam kata-kata John Calvin Thomas: “Seorang negarawan memikirkan generasi yang akan datang, seorang politikus memikirkan pemilu berikutnya.”

Walau terkesan pragmatis, bolehlah kita mendompleng jalan pikiran para politikus itu untuk sesuatu yang lebih besar daripada kemenangan dalam sebuah pemilihan umum. Salah satu agenda yang penting untuk diwacanakan hingga menjelang 2024 ialah regenerasi kepemimpinan nasional. Tentu saja, pilpres adalah ajang yang sah untuk memilih presiden baru. Namun, regenerasi perlu dipahami dalam konteks yang lebih luas, yaitu tampilnya generasi yang lebih muda di jajaran kepememimpinan nasional—bukan hanya presiden.

Sebenarnya, regenerasi kepemimpinan apapun dapat berjalan alamiah. Sederhananya: pemimpin yang usianya kian bertambah bersedia secara sukarela menarik diri dari panggung kepemimpinan. Dengan lapang dada, mereka membuka jalan bagi yang lebih muda untuk tampil ke muka. Yang lebih muda tidak perlu dirintangi untuk dapat naik jenjang dengan alasan apapun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sayangnya, banyak elite politik yang masih enggan untuk menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada generasi berikutnya. Ada yang memang menikmati kekuasaan, ada yang kurang memercayai anak-anak muda karena dianggap belum matang, maupun karena alasan lain. Kekuasaan itu seperti cincin bertuah dalam dongeng Tolkien, The Lord of the Rings, yang membuat pemakainya menikmati kekuasaan dan enggan melepaskannya. Ia kemudian justru menjadi kaki tangan kekuasaan yang buruk.

Keengganan para elite itu mungkin pula didasari oleh keinginan agar keturunannya yang melanjutkan estafet, bukan orang lain. Lantaran itulah, salah satu butir penting dari wacana regenerasi kepemimpinan ialah menempatkan proses regenerasi di dalam ruang publik yang terbuka bagi siapapun yang ingin memasukinya. Biarlah kompetisi berlangsung di ruang terbuka, sehingga lebih banyak orang yang berpeluang ikut di dalamnya.

Apabila seseorang merasa kapabel, percaya diri dengan integritas pribadinya, dan memiliki kompetensi dan imajinasi yang diperlukan untuk menjawab tantangan zaman, ia tidak boleh dihambat untuk maju. Justru figur-figur muda seperti ini perlu didorong, dimotivasi, serta dibukakan jalan denngan cara menyiapkan ruang kompetisi yang terbuka, jujur, dan adil.

Regenerasi kepemimpinan semestinya tidak dirintangi oleh aturan-aturan yang dibuat untuk membatasi peluang bagi sebanyak mungkin warga yang ingin terjun ke dalamnya. Di jenjang presiden, misalnya, aturan presidential threshold  20% sebaiknya dicabut. Aturan ini sudah terbukti mempersulit munculnya banyak pasangan calon presiden-wapres. Kehadiran hanya dua pasangan dalam pilpres yang baru lalu ternyata malah menimbulkan pertentangan yang tajam dan diametral di antara warga masyarakat.

Aturan tersebut membuat partai politik, khususnya para elitenya, menghegemoni proses regenerasi kepemimpinan agar calon-calon yang mereka inginkan yang berpeluang maju. Sirkulasi kepemimpinan tidak boleh terbatas dalam lingkaran-lingkaran kecil elite, tapi peluangnya harus dibuka seluas mungkin bagi seluruh warga. Pembatasan peluang hanya akan merugikan rakyat banyak untuk dapat memperoleh pemimpin terbaik karena yang muncul hanyalah pemimpin yang menyenangkan sebagian kecil orang. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terkini

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB