Demo RKUHP & KPK: Elite Main dalam Kesempitan, Untung Mahasiswa Hebat!
Selasa, 24 September 2019 20:08 WIBAda kesan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat mengambil kesempatan dalam kesempitan: membahas sejumlah undang-undang penting pada akhir periode. Mahasiswa akhirnya bergerak.
Ada kesan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat mengambil kesempatan dalam kesempitan: membahas sejumlah undang-undang penting pada akhir periode. Sayangnya, kaum oligark yang justru mendapat keuntungan terbesar dalam proses ini. Masa depan demokrasi dan pemberantasan korupsi terancam jika langkah politik dua lembaga itu diteruskan.
Pembahasan diam-diam dan ekstra-kilat revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi, misalnya, menunjukkan persekutuan pemerintah dan DPR itu. Sejumlah aturan baru memangkas kewenangan yang selama ini menjadi kekuatan lembaga antikorupsi tersebut. Pelemahan usaha melawan korupsi semakin sempurna dengan persetujuan atas Undang-Undang Pemasyarakatan, yang memberi banyak kelonggaran kepada narapidana kasus korupsi.
Pada waktu yang hampir bersamaan, berbagai rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pertanahan, sumber daya air, hingga mineral dan pertambangan dikebut. Semangatnya memberi kemurahan kepada korporasi atas nama “memudahkan investasi”. Seperti berkejaran dengan waktu, pemerintah dan Dewan juga menggenjot pengesahan revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang isinya pun cenderung represif. Jumat pekan lalu, Presiden Joko Widodo memang meminta agar pengesahan revisi ini ditunda. Namun penundaan ini tak lebih dari sekadar gula-gula jika materi-materi yang membahayakan demokrasi tidak dihilangkan.
Untung Ada Mahasiswa
Demontrasi yang terjadi berbagai kota menunjukkan bahwa mahasiwa peduli terhadap negara ini. Di Jakarta, demonstrasi mahasiswa yang berlangsung di kawasan Senayan, Selasa 24 September 2019, terus memanas. Mahasiswa dan polisi bahkan terlibat mahasiswa dan-polisi saling serang di flyover Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta Selatan.
Aksi saling serang itu terjadi setelah mahasiswa menolak untuk membubarkan diri pasca terpukul mundur dari depan gerbang Kompleks DPR RI. Mereka berkumpul di sekitar jalan layang Jalan Gerbang Pemuda dan membakar sejumlah cone atau pembatas jalan dan kardus bekas minuman air mineral. Alhasil asap hitam membumbung tinggi dari bawah jalan layang tersebut.
"Mahasiswa jangan mundur," ujar seseorang dekat nyala api berupaya mengobarkan semangat rekan-rekannya. Di atas fly over, aksi saling serang terjadi antara mahasiswa dan polisi. Demonstran melepaskan kembang api ke arah polisi dan dibalas dengan tembakan gas air mata.
Tembakan gas air mata tersebut pun tak serta merta membuat mahasiswa mundur. Berdasarkan pantauan Tempo, massa bahkan kembali melempari polisi dengan batu dan juga bom molotov.
Menanti Sikap Presiden Jokowi
Sikap Presiden Jokowi ditunggu lagi, terutama menyangkut UU KPK yang kontrovesial itu. KPK yang lemah yang menyebakan korupsi merajela. Apakah hal ini yang diinginkan para elite politik, para oligarkh dan dinasti politik? Mereka bisa leuasa membagi kue kekuasaan dan ekonomi tanpa tersentuh hukum. Dan rakyat hanya bisa gigit jari.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Tragedi Golfrid Siregar, Aktivis Penggugat Petinggi: Sempat Hilang, Lalu Tewas Tak Wajar
Senin, 7 Oktober 2019 09:50 WIBUsai Kebiri KPK, Inikah Skenario Kedua: Presiden Dipilih MPR
Sabtu, 5 Oktober 2019 18:45 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler