x

Pejalan kaki melintas di jembatan penyeberangan orang (JPO) tidak beratap di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu, 6 November 2019. Pencopotan atap JPO tersebut bertujuan agar pejalan kaki tidak hanya menyeberang, tapi juga dapat menikmati pemandangan gedung-gedung pencakar langit di sepanjang kawasan Jalan Jenderal Sudirman. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Iklan

Elnado Legowo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Minggu, 10 November 2019 08:03 WIB

Pencopotan Atap JPO Sangat Tidak Tepat

Pencopotan atap JPO agar warga dapat berswafoto dinilai tidak tepat karena sangat beresiko.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mencopot atap jembatan penyeberang orang (JPO) dengan alasan agar masyarakat dapat berswafoto, bukanlah tindakan yang tepat. Sebab fungsi JPO itu adalah bangunan pelengkap jalan yang menghubungkan dari trotoar ke trotoar alias untuk menyeberang jalan, bukan untuk berswafoto.

Memang Anies ingin meniru jembatan-jembatan di luar negeri, seperti contohnya Jembatan Millenium di Inggris, Jembatan Segunda di Portugis, Jembatan Henderson Waves di Singapura, dan beberapa negara lainnya. Tetapi tampaknya Anies lupa bahwa tidak semua jembatan di luar negeri tidak memiliki atap. Contoh sederhananya seperti JPO di Singapura yang terletak di Orchard Road atau Chinatown yang JPOnya masih memiliki atap.

Menurut Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono, pencopotan atap JPO ini sangatlah tidak tepat. Menurut beliau, apabila Anies ingin membuat JPO yang dapat melihat keindahan ibukota, seharusnya dia dapat membuat atap JPO yang transparant. Beliau menambahkan bahwa kebijakan mencopot atap JPO itu tentu tidak bisa memberikan kenyamanan bagi warga yang sedang menyeberangi JPO, lantaranan cuaca di Jakarta yang sedang tidak bagus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anies seharusnya juga mempertimbangkan cuaca di negeri tetangga dengan cuaca di Jakarta. Sebab negeri kita adalah musim tropis, yang dimana sedang mengalami musim kemarau panjang dan akan memasuki musim hujan. Hal itu tentu dapat membahayakan para penyeberang karena terkena langsung panas terik matahari dan derasnya air hujan. Belum lagi jika Jakarta sedang dilanda dengan hujan angin. Para penyeberang bisa mengalami kecelakaan akibat jalan yang licin karena genangan air dan tiupan angin kencang apabila sedang hujan angin. Ditambah dengan tidak ada pelindung di sekitar JPO seperti pagar yang tinggi akan menambah resiko bagi para warga yang sedang menyeberang.

Menurut pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, pelepasan atap JPO tersebut tidak logis. Sebab JPO itu adalah tempat menyeberang bukan untuk berswafoto. Melihat pemandangan kota tidak harus di JPO, tetapi juga bisa dari trotoar.

Sepertinya Anies harus mempertimbangkan ulang soal pencopotan atap JPO. Sebab apabila alasan pencopotan atap JPO hanya agar warga bisa berswafoto dengan pemandangan sekitar, alasan itu tentu tidak logis dan dangkal. Karena hal ini dibuktikan dengan banyaknya warga yang mengeluh bahwa mereka harus terkena panas terik matahari dan kehujanan ketika sedang menyeberangi JPO. Bahkan banyak penyeberang yang terlihat hanya melintas di JPO karena ogah berlama-lama, apalagi berswafoto, karena cuaca yang cukup panas apalagi saat turun hujan.

Selain itu, Anies harus mempertimbangkan secara matang saat proses pembuatan atap JPO agar cukup sekali kerja. Sebab pencopotoan atap JPO jugalah tidak lain dari pemborosan uang rakyat. Karena membangun desain atap JPO yang sebelumnya pasti mengeluarkan dana yang tidak murah, sedangkan belum setahun berjalan sudah dicopot. Hal ini akan mendapat stigma dari warga Jakarta bahwa Pemprov DKI gemar menghamburkan uang rakyat.

Ikuti tulisan menarik Elnado Legowo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu