x

Ilustrasi kesaksian pengacara wanita

Iklan

Anung Suharyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 14 Oktober 2019

Sabtu, 14 Desember 2019 14:35 WIB

Pembunuhan Hakim Jamaluddin Terencana: Malam Hari, Korban Dibawa Sejumlah Lelaki Tegap

Sedikit demi sedikit, kasus pembunuhan hakim Jamaluddin mulai terkuak lebar. Ada saksi penting, seorang pengacara wanita bernama Maimunah (nama samaran) yang diwawancarai secara eksklusif oleh Tribun Medan baru-baru ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Polisi masih terus berupaya membongkar kasus pembunuhan hakim Jamaluddin. Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan bahwa pembunuhan hakim Pengadilan Negeri Medan itu dilakukan secara terencana.

 "Sudah pasti ini pembunuhan terencana," kata Irjen  Agus Andrianto,  Sabtu, 14 Desember 2019, seperti diberitakan oleh Antaranews.   Menurut  dia, polisi masih menganalisis keterangan saksi dan alat bukti.

"Yang lain-lain saya rasa tidak perlu kita ungkap karena itu merupakan kegiatan teknis kita. Semakin terencana suatu kejadian butuh waktu untuk mengungkapkannya," ujarnya.

Jamaluddin, 55 tahun, yang ditemukan  tewas di dalam mobil yang terperosok di jurang kebun sawit, 29 November 2019. Lokasi penemuan mayat korban itu berada  di Desa Suka Dame, Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang.

Polisi setempat menerima laporan warga sekitar pukul 13.30. Tubuh korban tengkurap di sela kursi tengah dan depan di  dalam mobil pribadinya Toyota Land Cruiser Prado BK 77 HD.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengakuan pengacara wanita
Ada saksi penting, seorang pengacara wanita bernama  Maimunah (nama samaran) yang diwawancarai secara eksklusif oleh Tribun Medan baru-baru ini.

Ia mengatakan, Kamis malam, 28 November 2019,  sehari  sebelum korban ditemukan tewas,  Jamaluddin datang ke rumahnya bersama sejumlah laki-kali. Salah satunya bahkan mendorong Jamal agar memanggil wanita itu.

Sesuai laporan Tribun Medan, rumah pengacara Maimunah, didatangi oleh  hakim Jamaluddin pada  pukul  21. 35 WIB,  sehari sebelum sang hakim tewas. Maimunah ingat, saat itu tayangan  di ANTV adalah acara  Uya-uya bertajuk Suratan Tangan  (maksudnya mungkin Garis Tangan).

Jamaluddin sampai memanggil tiga kali, tapi Maimunah tidak mau menemuinya. “Sampai panggilan ketiga  saya enggak keluar di rumah. Saya berpikir saya tidak ada berkepentingan sama bapak ini. Janji saya Jumat mau ke Kantor Pengadilan. Di malam Jumat itu perasaan saya sudah enggak enak," kata  Maimunah..

Ia juga menjelaskan,  ada yang mendorong Hakim Jamaluddin dari mobil hingga ke pintu rumah Maimunah. Total jumlah lelaki yang mengantar Jamaluddin saat itu,  sekitar  empat atau lima orang, termasuk yang duduk di belakang setir mobil.  Tiga di antaranya,  bertubuh tegap, yang langsung mendampingi  Jamal saat memanggil-manggil Maimunah.

Pengakuan Isteri Jamaluddin

Maimunah juga mengatakan sempat mendengar Jamal memintanya  untuk ikut bersama dirinya. Kata Jamal, ada yang mau dikonfrontir.

Setelah sekitar lima belas menit,  karena Maimunah tak mau keluar juga,   Jamal bersama sejumlah laki-laki itu  pulang.  Nah, Jumat, keesokan  harinya,  tepatnya sore hari, ia  terkejut mendengar kabar Jamaluddin ditemukan tewas.

Bahkan Maimunah  menyebutkan bahwa apabila apabila di malam tersebut dirinya membukakan pintu, maka nasibnya akan sama dengan almarhum Jamaluddin.

Selanjutanya:  Jadi sebenarnya...

Ikuti tulisan menarik Anung Suharyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler