Hal yang senada juga disampaikan dalam ceramah Gus Muwafid yang diunggah di kanal youtube pada 24 Desember 2018.:
"...Makanya, orang Eropa, kalau bulan Desember itu, Natal pakai daun cemara. Karena cuma itu saja yang nggak rontok. Kalau Natal itu asli Indonesia, ya bisa daun mangga.. Bisa daun jambu. Makanya kalau ada gerakan anti pohon Natal, ini orang gila. Ada pohon cemara ditebang. Salahe opo….pohon cemara itu. Di depan masjid gak boleh ditanami pohon cemara, salahe opo..."
Syafii Maarif
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Syafii Maarif alias Buya Syafii mengatakan hanya kelompok sumbu pendek yang melarang umat Islam mengucapkan selamat Natal dan Tahun Baru Masehi terhadap koleganya yang berbeda agama.
Menurut Syafii, ucapan itu sah-sah saja dilihat dari sisi agama. Sebab tak akan merusak akidah seorang muslim yang telah benar-benar memahami ajaran agama Islam. "Itu (larangan ucapan Natal) pandangan sempit, kalau istilah medsos itu kelompok sumbu pendek. Apa keberatannya mengucapkannya? Selamat Natal, Idul Fitri, apa keberatannya? Di sisi apa? Tidak akan salah itu," kata Buya Syafii di Jakarta, 18 Desember 2019.
Bagi Buya, mengucapkan selamat Natal dan Tahun Baru kepada pemeluk agama lain merupakan bagian dari sikap menghormati dalam pergaulan antarumat beragama. Ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru, kembali ditegaskan Buya tidak merusak akidah. ***
Ikuti tulisan menarik Andi Pujipurnomo lainnya di sini.