Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan serangan terhadap jenderal nomor satu Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani, adalah tindakan pencegahan teror terhadap Amerika Serikat (Tempo.co, Sabtu, 4 Januari 2020). Sebuah video yang beredar di wa memperlihatkan bagaimana drone menembakkan misil jarak jauh ke arah rombongan iring-iringan sang mayor jendral yang diduga sedang menuju Bagdad.
Mayor Jenderal Qassem Soleimani adalah orang paling penting di Iran setelah Ayatollah Ali Khameini menandingi presiden Iran sendiri.
Jutaan warga Iran berkerumun di jalanan menyatakan kemarahan dan duka yang emosional sambil meneriakkan “Death to America” yel-yel klasik yang sempat meredup atau mati sejak Amerika dan Iran bekerjasama menegakkan pemerintahan Syiah di Bagdad setelah direzimi Saddam selama puuluhan tahun di bawah pemerintahan diktator Saddam Husein yang kejam lewat kendaraan partai Baath-nya.
Serangan drone canggih yang sangat efisien ini ke nomor satu di militer Iran ini memutar eskalasi politik di Irak. Seperti diketahui pemerintahan Irak adalah bentukan bersama antara Amerika dan Iran atau milisi Syiah di Irak menyingkirkan semua label sunni di pemerintahan Irak tanpa menyisakan sela.
Dimaklumi jika orientasi politik Syiah di Irak makin amburadul. Boleh jadi mereka yang masih terbuai dengan dukungan massif Amerika ke pemerintahan Irak yang kental warna Syiah tiba-tiba dipaksa memutar keberpihakan menjadi membenci Amerika secara ikhlas. Dulunya mungkin mereka meneriakkan “Death to America” sambil senyum-senyum karena mengharap dukungan moril komunitas dunia muslim seolah-olah mereka anti Amerika. Dan sekarangn mereka benar-benar harus anti Amerika karena Amerika membunuh secara nista jendral mereka. Meski mereka warga Irak namun ikatan emosional dan keberpihakan adalah berkiblat ke Iran, tanah idola spiritual yang tak bisa lepas meski mereka berada di mana pun. Bahkan warga Syiah yang tak pernah ke Iran pun sangat mencintai Iran dan segala atributnya.
Selanjutnya: sekarang jenderal mereka...
Ikuti tulisan menarik Dr Salman Rauf lainnya di sini.