x

obat corona

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 20 Maret 2020 19:56 WIB

Indonesia Beli Obat Virus Corona, Efektifkah?

Obat anti flu Avigan dikalim efektif saat digunakan untuk mengobati pasien yang terpapar virus corona di China. Tetapi Jepang menyatakan obat tersebut kurang efektif untuk pasien yang sudah terlanjur parah. Tidak ada salahnya Indonesia mencoba sebagai alternatif pemulihan pasien.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Akhirnya, rakyat Indonesia boleh merasakan lega. Serangan virus corona akan segera ditangkal dengan obat yang telah teruji di China. 

Apakah obat dimaksud memang benar cukup ampuh mencegah, menangkal, dan menyembuhkan penderita virus corona? Terpenting, sebagai upaya alternatif, apa salahnya, mencoba. 

Karenanya, siang tadi, Jumat (20/3/2020)  di Istana Negara,  Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan obat Covid-19 akan segera didistribusikan kepada pasien positif corona dalam konferensi pers. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Presiden pun mengungkapkan bahwa, "Pemerintah telah menyiapkan obat Covid-19 (virus Corona) dan akan menyerahkan ke pasien-pasien, ke rumah-rumah." Itu diungkapkan Jokowi dalam siaran persnya yang saya kutip dari siaran Kompas TV. Menurut Jokowi, obat virus corona disebut telah diuji coba di beberapa negara dan memberikan kesembuhan. 

Obat itu adalah avigan dan pemerintah sekarang dalam proses pemesanan dua juta. Selain avigan, juga ada obat klorokuin, yang diakui Jokowi telah siap tiga juta. Obat avigan, menurut otoritas China adalah obat anti flu yang dikembangkan Jepang dan dapat dijadikan sebagai obat untuk mengatasi virus corona. 

Dikutip NHK, Jepang, Rabu (18/3/2020) Direktur Pusat Nasional untuk Pengembangan Bioteknologi China, Zhang Xinmin mengatakan, obat Avigan efektif untuk menyembuhkan pasien corona, disampaikan Zhang Xinmin pada konferensi pers, Selasa (17/3/2020). 

Dalam penjelasannya, efektivitas obat Avigan untuk menyembuhkan pasien corona berdasarkan uji klinis oleh dua organisasi medis di Negeri Tirai Bambu. Zhang menambahkan bahwa tes obat itu dilakukan di Kota Wuhan dan Shenzen, China dengan melibatkan 240 dan 80 pasien di dua kota itu. 

Hasilnya, berdasarkan tes di Wuhan, didapatkan hasil rata-rata 2,5 hari bagi pasien Corona untuk menurunkan suhu pasien corona kembali normal. Berbeda dengan pasien yang tidak diberi obat, dimana mereka membutuhkan 4 hari untuk suhunya kembali normal. 

Selain itu, pasien yang diberi obat Avigen mampu menghilangkan batuk dalam waktu rata-rata 4 hari, berbeda dengan yang tidak diberi obat membutuhkan waktu 6 hari. Dijelaskan pula bahwa hingga sejauh ini, obat tersebut tidak memiliki efek samping. 

Lebih meyakinkan lagi, dalam tes, mereka yang awalnya positif Corona dan diberi obat, berubah menjadi negatif setelah rata-rata empat hari. Sementara yang tidak diberi obat butuh rata-rata 11 hari. 

Diungkapkan pula bahwa dalam percobaan uji coba obat tersebut, juga menemukan foto sinar X yang mengkonfirmasi adanya peningkatan kondisi paru-paru sekitar 91 persen pada pasien yang diberi obat. Namun, pasien yang tidak diberi obat hanya mengalami peningakatan 62 persen. 

Meski demikian, menurut The Guardian, Fujifilm Toyama Chemival yang mengembangkan obat itu, yang dikenal sebagai Avigan pada tahun 2014, ternyata menolak memberi komentar atas klaim pejabat China tersebut. Uniknya, meski menolak, saham perusahaan mereka justru menguat pada hari Rabu setelah adanya pernyataan Zhang. 

Selain China, ternyata, dokter di Jepang juga menggunakan obat yang sama dalam studi klinis pada pasien corona dengan gejala ringan hingga sedang. Mereka berharap obat itu mampu mencegah virus berkembang pada pasien. Meski sumber di Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan obat itu tidak efektif pada orang dengan gejala yang lebih parah. 

Menurut sumber tersebut, mereka telah memberikan Avigan kepada 70 hingga 80 orang, tetapi tampaknya tidak berfungsi dengan baik ketika virus sudah berlipat ganda. 

Meski ada pernyataan dan fakta berbeda baik dari China maupun Jepang, nampaknya Presiden Jokowi telah memercayai bahwa obat yang kini telah dipakai China, menjadi alternatif paling efektif untuk mencegah penyebaran virus Corona di Indonesia, dengan mendistribusikannya ke pasien dan ke rumah-rumah. 

Bila ternyata Jepang telah membuktikan bahwa obat tersebut masih kurang efektif bila diberikan ke pasien yang sudah parah, namun hasil uji coba di China cukup efektif bagi yang baru terserang virus, maka obat tersebut dapat dijadikan alternatif untuk pencegahan dan pasien yang belum parah. 

Sambil menunggu ditemukannya obat yang paten, memang tidak ada salahnya mencoba, meski hingga saat ini, kita tahu bahwa di seluruh dunia belum ditemukan obat yang disepakati banyak pihak mampu menyembuhkan pasien Corona. 

Semoga, upaya alternatif Jokowi ini akan berdampak besar dari pencegahan dan penyebaran virus corona di Indonesia. Aamiin. 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler