x

Iklan

Dara Safira

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Januari 2020

Senin, 11 Mei 2020 11:26 WIB

Komentar dan Berfikir dari Dengkul


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Deegg...
Miris juga baca komentar seorang Netizen ke akun Kemendikbud. Kementeriannya Nadiem Makarim.

Ketika memberi tanggapan soal kelakuan kelulusan murid-murid salah satu SMA di Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Foto dan rekaman video cara merayakan kelulusan mereka viral di media dan medsos. Seorang siswi tampak berpose vulgar, seronok.

Mereka hura-hura di luar etika. Dan yang cara mengungkapkan kelulusanya tidak menunjukkan rasa simpatik --saat situasi Indonesia sekarang sedang sulit akibat pandemi wabah virus Covid-19.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Era medsos memang semua orang jadi bebas dan boleh bersuara. Tapi jadi geregetan rasanya bila ada suara dari pikiran Netizen yang di luar akal sehat.

Sebebas-bebasnya, cuma tetap pakai nurani dan cara pikir logis. Jadi argumentasinya rasional. Meskipun "netizen maha benar dengan segala omonganya".

Nah, kok ini malah menyerang Kemendikbud yang bakal bertindak tegas terhadap perayaan kelulusan murid-murid tadi dengan berkoordinasi bersama Dinas Pendidikan daerah setempat. Memang sudah seharusnya Kemendikbud bertindak tegas.

Perilaku para murid itu jadi urusan negara, sebab ada ulah seorang siswi yang mempertontonkan dengan sengaja pornografi dan pornoaksi di lingkungan umum! Dari situ bisa pahan khan? Jadi apa yang dilakukan telah melanggar peraturan hukum di ruang publik. Dilakukan secara sengaja pula.

Ada azas kepatutan yang diacuhkan. Itu baru dari sisi style kelakuan mempertontonkan pornografi dan pornoaksi oleh seorang siswi lho. Apa pantas juga dari unsur etika atau norma sosial? Jelas tidak. Budaya Indonesia itu punya sopan santun. Itu yang dijunjung.

Apa ketika siswi dipeluk ramai-ramai oleh sekerumunan siswa, di ruang publik, itu menghargai sopan santun? Apa saat si siswi berpose menungging seronok lalu di foto, terus diunggah sengaja ke medsos itu beretika?

Apa masih bisa ditoleransi sewaktu rok mini abu-abu si siswi digambar alat kelamin laki-laki? Terus tampak pula di media sosialnya. Apa itu bagian adab?

Makanya itu jadi urusan negara. Karena ada aturan hukum dan norma sosial, etika, yang dilangga, tidak sesuai ketentuannya.

Nah, kebetulan kasus di Kabupaten Rokan Hulu itu pelakunya para murid SMA. Ya jadi Kemendikbud harus turun tangan. Itu ranah kerja mereka. Kalau pelakunya atlet, pasti yang bertindak Kemenpora.

Kalau Kemendikbud bersama Dinas Pendidikan setempat bereaksi atas kasus ini karena dari kabar opini yang muncul, ya wajar saja.

Tidak mungkin juga perangai murid baik-baik saja, tidak ada unsur sengaja, tak melanggar aturan dan etika, lalu Kemendikbud cari-cari cara untuk mengambil tindakan tegas atau sanksi.

Sampai di sini sudah paham ya? Semoga jadi netizen yang cerdas.*

Ikuti tulisan menarik Dara Safira lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu