x

Iklan

Dwi Hastuti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 Mei 2020

Rabu, 20 Mei 2020 10:25 WIB

Pura Pasekan: Keindahan Pura Ala Bali di Lereng Gunung Lawu

Artikel tentang objek wisata di Kabupaten Karanganyar

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pura Pasekan atau dikenal juga dengan nama Pura Pemacekan merupakan salah satu tempat ibadah bagi umat Hindu di Kawasan Karanganyar dan Solo Raya. Pura ini merupakan sebuah petilasan dari Kiayi I Gusti Ageng Pemacekan yang berada di Dusun Keprabon, Karanganyar, Jawa Tengah.

Dilansir dari website resmi Pemerintah Kabupaten Karanganyar diketahui bahwa Ki Ageng Pemacekan adalah seorang menantu sekaligus senopati yang memiliki keahlian berperang dengan menunggangi kuda dari Kerajaaan Majapahit pada masa pemerintahan Raden Brawijaya V. Dalam sejarah Kerajaan Majapahit, Ki Ageng dikenal dengan nama Pangeran Arya Kusuma.

Sampai sekarang, pura ini masih aktif digunakan untuk kegiatan peribadatan Umat Hindu di Kabupaten Karanganyar. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, Umat Hindu juga sering melakukan berbagai macam tradisi perayaan seperti salah satunya adalah Upacara Piodalan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terlepas dari fungsi utama pura yang dijadikan sebagai tempat peribadatan, disana banyak juga wisatawan yang datang berkunjung untuk sekedar ingin tahu dengan pura yang memiliki keindahan arsitektur ini. Meskipun terdapat pengunjung non-ibadah disana, pura ini tidak dibuka secara resmi sebagai objek wisata karena tidak ada tarif masuk yang harus dibayarkan pengunjung untuk dapat berkunjung ke area pura. Tetapi pengunjung yang datang untuk berwisata tidak diperkenankan untuk memasuki area inti di dalam pura, dengan tujuan untuk menjaga kesucian pura sebagai tempat ibadah yang sakral.

Keindahan arsitektur pura yang berpadu dengan pemandangan alam di daerah peggunungan membuat banyak wisatawan banyak berdatangan kesana. Apalagi, ini merupakan objek wisata pura satu-satunya di Kabupaten Karanganyar sehingga menjadi daya tarik tersendiri.

Mungkin banyak juga yang bertanya kenapa arsitekturnya sangat mirip dengan pura di Bali atau bahkan yang pernah berkunjung kesana merasakan suasana berlibur di Bali? Tunggu-tunggu kalian bukan sedang berlibur di Bali tapi memang pura ini memiliki keterkaitan dengan Umat Hindu dari Bali terutama mereka yang bermarga Pasek. 

Umat Hindu dari Bali juga sering melakukan kunjungan ke Pura Pasekan untuk melakukan ritual ibadah. Selain itu mereka juga selalu turut serta  dalam acara besar bernama Upacara Piodalan  yang digelar setiap tujuh bulan sekali dan bertepatan dengan weton dari Ki Ageng Pemacekan. Upacara ini banyak sekali dihadiri oleh umat hindu dari Karanganyar sekaligus umat hindu dari Bali khususnya yang bermarga pasek.

Mayoritas pengunjung yang datang ke pura ini merupakan anak-anak muda yang gemar mencari tempat-tempat estetik untuk dijadikan objek berswafoto. Oleh karena itu, pengunjung yang datang kesana tidak banyak yang mengetahui tetang sejarah dan keunikan dari objek wisata ini. Melainkan mereka hanya datang di pelataran pura untuk melakukan sesi foto-foto sebentar dan kemudian pergi tanpa melakukan aktivitas lainnya di sana. Foto-foto hasil jepretan tersebut biasanya akan di upload di akun social media dengan berbagai macam tagar untuk memamerkan keindahan Pura Pasekan sekaligus menambah jumlah follower tentunya.

Tidak diragukan lagi bahwa objek wisata religi satu ini memiliki keindahan arsitektur yang menarik untuk dijadikan sebagai lokasi pemotretan ala-ala selebgram gitu. Ditambah lagi pemandangan latar belakang Gunung Lawu yang makin menambah keindahan suasana.

Sayangnya potensi wisata yang besar ini belum mendapatkan pengelolan yang maksimal. Objek ini pasti akan lebih menarik lagi jika pengelolaan pura untuk wisatawan dilakukan dengan lebih baik, sehingga pengunjung yang datang setidaknya mendapatkan pengalaman lain yang lebih bermanfaat dibandingkan dengan gambar-gambar estetik saja.

Selain itu, dengan adanya pengelolaan yang lebih professional, aktivitas pariwisata dapat memberikan manfaat ekonomi meskipun dalam skala kecil bagi masyarakat lokal di sekitar pura. Berikut ini merupakan sedikit saran untuk mengembangkan Pura Pasekan sebagai objek wisata religi.

  1. Membuka Pura Secara Resmi

Misalnya, pengelola dapat membuka pura ini sebagai objek wisata religi secara resmi dengan memberlakukan tarif masuk yang harus dibayarkan pengunjung yang datang. Namun perlu dipertegas bahwa pengunjung yang datang tidak boleh sampai mengganggu aktivitas ibadah disana. Atau istilahnya diberlakukan zonasi untuk area yang diperuntukkan kegiatan ibadah dan area untuk kunjungan wisatawan non-ibadah. Pembukaan objek secara resmi untuk kunjungan wisatawan diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat disekitar pura.

  1. Membuat profil destinasi dan Akun Sosial Media

Pengelola pura juga dapat membuat brosur profil Pura Pasekan dalam bentuk selebaran yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi wisatawan yang berkunjung kesana. Setidaknya, dengan adanya brosur ini pengunjung yang datang dapat mengenal sejarah dan profil dari Pura Pasekan. Tapi buat kaum milenial sekarang ini, mungkin brosur selebaran sudah dianggap kuno dan ketinggalan jaman. Akan lebih baik, kalau pengelola membuat website dan akun social media yang lebih akrab dengan anak muda.

  1. Pembangunan Fasilitas Wisata

Membuka pura secara resmi sebagai objek wisata religi maupun wisata budaya perlu adanya beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh pengelola. Seperti membangun fasilitas toilet, lahan parkir, tempat sampah, pedagang makanan dan beberapa fasilitas lainnya untuk menunjang aktivitas wisatawan di sana. Ketiga upaya ini dapat dijadikan sebagai batu loncatan untuk membangun sebuah objek wisata yang baik secara manajemen pengelolaannya.

Memaksimalka pengelolan pura setidaknya membuat pengunjung yang datang ke sana tidak hanya mendapatkan foto-foto estetik saja, melainkan juga mendapatkan informasi baru mengenai objek wisata ini. Sekarang ini, rasanya orang-orang yang memamerkan foto tersebut hanya berfokus pada keindahan gambar saja tanpa mengambil pusing apa sebenarnya objek wisata yang sedang atau pernah mereka kunjungi. Bahkan, sebagain besar dari mereka tidak tahu sama sekali mengenai peruntukan Pura Pasekan ini.

Ketidaktahuan pengunjung akan peruntukan pura ini juga dapat menimbulkan persoalan yang kurang etis untuk dilakukan di tempat ibadah. Seperti halnya pengunjung yang datang dengan pakain kurang sopan ke pura, pengunjung yang nekat menerobos masuk ke dalam pura dan bahkan terdapat beberapa pengunjung yang malah asyik bermesraan dengan pasangan mereka di tempat ibadah yang suci dan sakral ini. Mari menjadi wisatawan yang lebih bijak dan tidak hanya berburu foto saja ketika berkunjung ke objek wisata. Jadi tidak hanya galeri foto saja yang makin penuh tapi pengetahuan juga perlu untuk ditambah bukan?

 

 

Ikuti tulisan menarik Dwi Hastuti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler