x

Kawanan Burung Camar di salah satu sudut Kota Leiden. Foto: Sandyawan Sumardi

Iklan

Sandyawan Sumardi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 25 Maret 2023 06:23 WIB

Koloni Burung Camar di Belanda; Sang Pengganggu atau Simbol Keindahan?

Mengapa seagull alias burung camar banyak benar di laut dan sekitar sungai di Belanda? Dengan garis pantai laut utara yang panjang, tidak mengherankan burung camar adalah salah satu spesies yang paling umum di negeri Kincir Angin ini. Mereka dapat terbang tinggi sehingga memberi pandangan jelas pada mangsa di bawah. Kawanan ini kerap menimbulkan gangguan di daerah pemukiman, terutama pada hari-hari pengumpulan sampah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mengapa seagull, burung camar, banyak benar di laut dan sekitar sungai di Belanda? Setidaknya seperti yang kulihat di kanal-kanal di Leiden ini?

Dengan garis pantai laut utara yang panjang, tidak mengherankan jika burung camar (bahasa Belanda: kokmeeuw), atau lebih spesifiknya, European Herring Gull, adalah salah satu spesies burung yang paling umum yang mudah  ditemukan di Belanda. 

Dengan lebar sayap rata-rata 125-145 cm (4-5 kaki), mereka dapat terbang di tempat yang tinggi, memberi mereka pandangan yang jelas tentang mangsa dan sumber makanan potensial lainnya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Paruh kuning runcing mereka memungkinkan untuk merobek karton dan kantong plastik, menimbulkan gangguan di daerah pemukiman, terutama pada hari-hari pengumpulan sampah.

Burung Camar

Diperkirakan ada 45-50 ribu burung camar di Belanda.

Nampaknya banyak juga orang yang beranggapan burung camar itu berperangai buruk. Dikasih hati mau jantung.

Maka dalam keadaan apa pun, jangan sekali-kali  mencoba memberi makan burung camar. 

Mengapa? Ya karena burung camar akan dengan sangat tidak sopan segera  menukik dan mencuri paksa  makanan yang mungkin sedang anda nikmati atau bahkan sedang akan anda berikan padanya. Ah, dasar burung tidak tahu berterimakasih.

Dari balik jendela apartmen lantai duaku setiap pagi dan sore aku dapat menyaksikan 2 sampai 5 ekor burung camar yang berterbangan atau menukik rendah mencari makan sambil bersendagurau bercelotehan.

Sandyawan Sumardi

Burung camar sangat mudah kita kenali, karena merupakan burung yang cukup besar. 

Mereka pun  sangat mudah  dikenali dari suara "kwaak-kwaak-kwaak..!" yang memekakan telinga itu. Kita mendengar suara ramai itu terutama kalau ada rombongan burung camar yang datang bersekutu mencari mangsa.

Aha, aku sempat menyaksikan  momen dramatis namun  jenaka yang bisa membuat anda juga tertawa terbahak-bahak kalau melihat  bagaimana burung-burung camar itu secara kurangajar menukik berkelebat cepat mencuri makanan. Apalagi jika itu terjadi tepat sesudah  orang-orang baru saja antre membeli atau akan memakan ikan haring tradisional Belanda (hanya diberi perasan air jeruk dan bawang putih dan dimakan mentah) yang baru dibelinya. Bisa juga mengincar orang-orang yang habis membeli sepotong keju Belanda yang terkenal enak dan camilan dengan roti yang masih hangat yang baru dipanggang dan stroopwafel segar (wafel karamel) yang baru dibungkus dan akan disantap.

Tontonan dramatis lucu ini yang beberapa kali aku lihat sendiri di pasar rakyat setiap hari Sabtu di 
sepanjang kanal Nieuwe Rijn, Vismarkt en Botermarkt, Leiden.

Mengenal Burung Camar  

Burung camar biasanya berukuran sedang hingga besar, biasanya berwarna abu-abu atau putih, seringkali dengan tanda hitam di kepala atau sayapnya.  Mereka biasanya memiliki panggilan ratapan atau teriakan yang keras; paruh gemuk dan gondrong; dan kaki berselaput. 

Sebagian besar burung camar adalah karnivora bersarang di tanah yang mengambil makanan hidup atau mengais secara kebetulan, terutama spesies Larus.  Makanan hidup sering termasuk krustasea, moluska, ikan, dan burung kecil. 

Burung camar memiliki rahang yang tidak tertekuk yang memungkinkan mereka memakan mangsa besar. Burung camar biasanya merupakan spesies pesisir atau pedalaman, jarang menjelajah jauh ke laut, kecuali kittiwakes.

Spesies besar membutuhkan waktu hingga empat tahun untuk mencapai bulu dewasa penuh, tetapi dua tahun adalah tipikal burung camar kecil. Camar berkepala putih besar biasanya adalah burung berumur panjang, dengan usia maksimum 49 tahun tercatat untuk camar herring.

Burung camar bersarang di koloni yang besar, padat, dan berisik. 

Mereka bertelur dua atau tiga telur berbintik-bintik di sarang yang terdiri dari tumbuh-tumbuhan. Yang muda belum dewasa, lahir dengan belang-belang gelap dan bergerak saat menetas.

Camar banyak akal, ingin tahu, dan cerdas, khususnya spesies yang lebih besar, menunjukkan metode komunikasi yang kompleks dan struktur sosial yang sangat berkembang. Misalnya, banyak koloni burung camar menunjukkan perilaku mengerumuni, menyerang dan melecehkan predator dan penyusup lainnya.

Spesies tertentu telah menunjukkan perilaku penggunaan alat, seperti camar herring, menggunakan potongan roti sebagai umpan untuk menangkap ikan mas, misalnya. 

Banyak spesies burung camar telah berhasil belajar hidup berdampingan dengan manusia dan tumbuh subur di habitat manusia. Yang lain mengandalkan kleptoparasitisme untuk mendapatkan makanan mereka.

Camar telah diamati memangsa paus hidup, mendarat di paus saat muncul ke permukaan untuk mematuk potongan daging.

Simbol Keindahan

Burung Camar

Namun burung camar rupanya juga  sering dijadikan simbol keindahan terutama gerak lambatnya terbang melayangnya di pantai Laut biru. Ia gemar bermain dengan angin, menari-nari di udara.

Begitu banyak puisi, kisah  indah dan syair lagu ditulis tentang burung camar.

“Engkau akan mulai menyentuh surga, Jonathan, pada saat engkau mencapai  kecepatan sempurna.  Dan itu bukanlah terbang seribu mil per jam, atau sejuta, atau terbang dengan kecepatan cahaya. Karena angka berapa pun adalah batas, dan kesempurnaan tak memiliki batas. Kecepatan sempurna, anakku, berada di sana.” 

"Setiap masalah memiliki hadiah untukmu di tangannya."

~Richard Bach, dalam Jonathan Livingston Seagull.

Jonathan Livingston Seagull (1973) adalah dongeng alegoris dalam bentuk novel tentang burung camar yang mencoba belajar tentang terbang dan, akhirnya, refleksi pribadi, kebebasan, dan realisasi diri. Seekor burung Camar muda yang, setelah diusir oleh kawanannya yang secara kejam, kemudian ia  melakukan pengembaraan untuk menemukan cara mendobrak batas kecepatan terbangnya sendiri.

Novel ini yang ditulis oleh penulis Amerika Richard Bach dan diilustrasikan dengan foto hitam-putih yang diambil oleh Russell Munson.Kemudian novel ini pada tahun yang sama juga  diangkat ke layar lebar tanpa perubahan judul  oleh sutradara Hall Bartlett.

"Burung camar, tinggi melayang
Bersahutan di balik awan
Membawa angan-anganku 
jauh meniti buih
Lalu hilang larut di lautan

Oh, bahagia tiada terperi
Indah nian derap jiwaku
Tak kenal duka derita
tak kenal nestapa
Ceria penuh pesona.

Tiba-tiba 'ku tertegun
lubuk hatiku tersentuh
Perahu kecil terayun nelayan tua di sana
Tiga malam bulan t'lah menghilang
Langit sepi walau tak bermega

Tiba-tiba kusadari lagu burung camar tadi
Cuma kisah sedih, nada duka hati yang terluka
Tiada teman, berbagi derita
Bahkan untuk berbagi cerita.."

(Lirik lagu Burung Camar dinyanyikan oleh Vina Panduwinata, yang dirilis tahun 1985).

Minggu, 19 Maret 2023

I.Sandyawan Sumardi

Ikuti tulisan menarik Sandyawan Sumardi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler