x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 14 Januari 2021 06:34 WIB

Jejak Trumpisme dalam Demokrasi Amerika

Kerusuhan di US Capitol itu membuktikan bahwa ide-ide kanan masih bersemai dan menjadi api dalam sekam dalam demokrasi Amerika. Trump mungkin tumbang, tapi Trump-isme tampaknya akan masih berjejak dan mewarnai kehidupan masyarakat AS.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Amerika Serikat, yang kerap menyatakan diri sebagai negara demokrasi terbesar, menghadapi tantangan dari dalam: Trump-isme. Secara garis besar, Trump-isme dapat digambarkan sebagai apapun cara dapat ditempuh untuk mencapai tujuan. Dusta barangkali merupakan bagian yang sukar atau bahkan tak dihindari demi tercapainya tujuan. Dalam politik, kadar dusta memang beragam.

Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden dituding diwarnai oleh kecurangan, sehingga kandidat Demokrat Hillary Clinton tersingkir. Kini, Trump balik menuding Demokrat curang dan enggan mengakui kemenangan Joe Biden. Sungguh tragis bahwa seorang kandidat petahana, yang masih menjabat presiden ketika bertarung di pilpres, malah menuding pesaingnya bertindak curang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kegaduhan di gedung Capitol, Washington D.C., dianggap oleh banyak pihak, termasuk mantan Presiden AS Barck Obama, bersumber pada  orasi dan cuitan Trump yang berisi dusta—itulah yang ditudingkan oleh lawan-lawan politik Presiden AS ini. Tapi barangkali itulah cara Trump untuk bertahan dan memengaruhi—atau dalam kata-kata pengritiknya, menghasut—para pendukungnya untuk membatalkan kemenangan Joe Biden.

Para pendukung itu mungkin saja bukanlah seorang pendukung Trump yang membabi buta dan mungkin tidak sepenuhnya yakin bahwa suara Trump hilang karena dicuri Biden. Sebagian lainnya tampaknya memang memiliki kesamaan gagasan dengan ide-ide yang diusung Trump, sebab di antara mereka terdapat kelompok sayap kanan yang mengunggulkan ras kulit putih. Gagasan rasialisme yang masih hidup pada sebagian masyarakat kulit putih AS memperoleh penyaluran pada ide-ide Trump yang memang memiliki kecondongan yang sama.

Slogan terkenal Trump, Make America Great Again mewakili semangat sebagian warga kulit putih yang merasa negaranya lembek. Mereka mungkin membayangkan sosok Rambo yang menyelamatkan kepentingan Amerika dan bersikap keras dan tegas kepada negara lain yang merintangi langkah AS. Dalam konteks mempertahankan kekuasaan pun, Trump telah memberikan contoh bagaimana hal itu dilakukan.

Serangan pendukung Trump ke gedung parlemen AS menunjukkan hal itu bahwa berbagai cara boleh dilakukan untuk mempertahankan kekuasaan. Sejumlah akademisi AS mengatakan bahwa para pendukung Trump, termasuk kalangan sayap kanan jauh, telah membicarakan secara terbuka kemungkinan untuk menghentikan Kongres dari mensahkan kemenangan Joe Biden. Diskusi mengenai aksi ini, menurut peneliti, dilakukan melalui Twitter dan Facebook beberapa pekan sebelum serangan ke US Capitol.

Gagasan politik Trump serta gaya politiknya mungkin bukan hal yang baru bagi sebagian masyarakat AS, namun pada diri Trump agaknya gagasan dan gaya itu mendapatkan artikulasinya yang kuat pada masa kini. Pendukung Trump begitu mudah terpengaruh oleh ucapan dan cuitan Trump sehingga mereka menyerang Gedung Capitol—yang pertama terjadi dalam sejarah demokrasi AS dan karena itu mengundang perhatian bukan hanya dari seluruh wilayah AS, tapi juga dunia. Itulah tindakan yang tidak terduga, yang tidak terbayangkan terjadi dalam masyarakat Amerika sekarang.

Namun, kejadian di US Capitol itu membuktikan bahwa ide-ide kanan masih bersemai dan menjadi api dalam sekam dalam demokrasi Amerika. Trump mungkin tumbang, tapi Trump-isme tampaknya akan masih berjejak dan mewarnai kehidupan masyarakat AS. Di internal Partai Republik pun, gagasannya tak akan segera padam. Jika performansi Joe Biden tidak menonjol, gagasan itu akan membara kembali menjelang empat tahun mendatang. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler