x

Gambar oleh David Mark dari Pixabay

Iklan

Redaksi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 25 Mei 2021 06:17 WIB

Sebanyak 100 Pendaki Everest Diduga Positif Covid-19, Namun Jalur Pendakian Tetap Dibuka

Keganasan virus Covid-19 diduga sudah menjangkau kawasan tertinggi di dunia, yakni Gunung Everest. Seorang pemandu pendakian menduga virus corona telah menginfeksi setidaknya 100 pendaki dan staf pendukung. Tapi jalur pendakian tak ditutuo pemerintah Nepal.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Gunung Everest

Keganasan virus Covid-19 diduga sudah menjangkau kawasan tertinggi di dunia, yakni Gunung Everest. Seorang pemandu pendakian menduga virus corona telah menginfeksi setidaknya 100 pendaki dan staf pendukung. Tapi jalur pendakian tak ditutuo pemerintah Nepal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lukas Furtenbach, pendaki dari Austria, sampai menghentikan ekspedisinya di Everest karena khawatir akan virus. Dia mengatakan salah satu pemandu asingnya dan enam pemandu Sherpa Nepal telah dinyatakan positif. “Kami memiliki minimal 100 orang positif Covid-19 di base camp, dan kemudian jumlahnya mungkin sekitar 150 atau 200,” ucap dia seperti ditulis Tempo.co

 

Dia yakin ada banyak kasus di base camp Everest karena dia bisa melihat orang-orang sakit dan mendengar orang batuk di tenda para pendaki.

Sebanyak 408 pendaki asing diberikan izin untuk mendaki Everest musim ini. Mereka dibantu beberapa ratus pemandu Sherpa dan staf pendukung yang telah ditempatkan di base camp sejak April.

Namun, seperti ditulis Kompas.com pejabat pemerintah Nepal bersikeras belum ada wabah di lokasi tempat sekitar 1.500 orang saat ini berada. Dia menyatakan bukan Covid-19 tapi penyakit lain, seperti penyakit ketinggian, yang diderita para pendaki. Pendakian gunung ditutup tahun lalu karena pandemi Covid-19.

Seorang direktur di departemen pariwisata yang mengawasi kegiatan pendakian di pegunungan Nepal, Mira Acharya, mengatakan pemerintah belum menerima pemberitahuan tentang wabah Covid-19 di base camp Everest. Kata dia, seperti ditulis Republika.id, fkspedisi pendakian terus berlanjut selama musim pendakian yang berakhir pada pekan depan.

Mengenai informasi Furtenbach, Acharya berkata belum menerima laporan. "Kami belum menerima laporan apapun tentang itu. Bahkan beberapa pendaki yang timnya telah berhenti mendaki terus melanjutkan ekspedisinya," katanya kepada Reuters .

"Tidak ada kepanikan di antara para pendaki di sana. Jika ada beberapa kasus Covid, mereka akan ditangani tepat waktu dan baik," ujar Acharya yang berkunjung ke base camp Everest pada bulan ini.

Selain Furtenbach, tim pendaki lain belum mengumumkan ada paparan infeksi Covid-19 di antara anggota mereka. Beberapa pendaki melaporkan hasil tes positif setelah mereka turun dari base camp Everest.

Furtenbach mengatakan sebagian besar kelompok pendaki di gunung itu tidak membawa alat penguji virus. Sebelum timnya mundur, mereka telah membantu melakukan tes dan telah mengonfirmasi dua kasus.

Sebagian besar grup pendaki masih berada di base camp, berharap cuaca cerah minggu depan sehingga mereka dapat melakukan dorongan terakhir ke puncak Gunung Everest sebelum musim pendakian ditutup pada akhir bulan, kata Furtenbach

Pada akhir April, seorang pendaki Norwegia menjadi orang pertama yang dinyatakan positif di base camp Everest. Dia diterbangkan dengan helikopter ke Kathmandu untuk dirawat.

Nepal sedang mengalami lonjakan virus, dengan rekor jumlah infeksi dan kematian baru. 

Pada Ahad, 23/5, sekitar 180 pendaki asing dan Sherpa mencapai puncak Everest. Lebih banyak lagi orang diperkirakan akan naik pekan ini.

Nepal, yang menerima pendapatan jutaan dolar dari pendaki setiap tahun. Musim pendakian berlangsung April-Mei tahun. Pada Ahad, Nepal melaporkan 513.241 kasus infeksi virus corona dan 6.346 kematian akibat Covid-19 sejak wabah dimulai.

Ikuti tulisan menarik Redaksi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler