x

Ilustrasi Pendakian Pegunungan Elbrush

Iklan

anton sujarwo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Desember 2020

Senin, 27 September 2021 11:07 WIB

Diduga Berunsur Kriminalitas, Ini Kronologi Tewasnya 5 Pendaki Gunung di Elbrus

Sebanyak lima orang pendaki tewas di gunung Elbrus pekan ini. Mereka yang selamat harus mendapatkan penanganan serius setelah mereka tejebak badai parah di atas puncak tertinggi di Eropa itu. Otoritas Rusia menyatakan adanya dugaan kelalaian yang bisa dianggap sebagai kriminalitas. Tim investigasi awal memberi sedikit kesimpulan bahwa  musibah ini merupakan akibat dari ‘ketidakpatuhan terhadap peraturan mengenai kesehatan dan keselamatan pendaki.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Lima orang pendaki gunung dipastikan tewas di gunung Elbrus pada hari Kamis, 23 September 2021, waktu Rusia. Setelah dihantam cuaca buruk dan badai salju selama beberapa jam, sekelompok pendaki yang baru saja turun dari puncak gunung tertinggi di Eropa itu mengalami nasib yang naas dan kehilangan banyak teman mereka.

Dilansir dari www.themoscowtimes.com, satu kelompok pendaki yang terdiri dari beberapa pendaki gunung dan pemandu berpengalaman, terjebak pada ketinggain 5.000 meter menuju Puncak Elbrus ketika badai salju menghadang mereka.

“Malangnya, lima pendaki tidak bisa diselamatkan. Mereka tewas” ujar salah satu tim rescue ketika diwawancarai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pendakian gunung Elbrus telah menjadi magnet yang sangat kuat dalam mountaineering di Eropa. Setiap tahun ada ribuan pendaki yang berusaha mencapai puncaknya dan sebagian besar menuai berhasil.

Elbrus memang tidak tergolong sebagai gunung yang sulit dari sisi teknis. Namun tingkat kematian di gunung ini tetap tinggi, terutama disebabkan oleh cuaca buruk dan badai salju. Bahkan pada tahun 2006, tujuh orang pendaki gunung juga hehilangan nyawa mereka yang juga disebabkan oleh perangkap badai salju yang parah.

Dengan tewasnya 5 orang pendaki di musim pendakian tahun ini, reputasi Ebrus sebagai gunung maut semakin tidak dapat disepelekan.

Selain menyebabkan kematian bagi 5 pendaki gunung, badai salju parah di puncak tertinggi Eropa itu juga membuat 14 pendaki gunung dan pemandu mereka terpaksa mendapatkan perawatan yang intensif.

Kronologi Kejadian

Berdasarkan penuturan Anton Nikiforov yang juga bertindak sebagai salah satu pemandu dalam pendakian maut di Elbrus itu, ia dan kelompoknya telah terjebak dalam situasi yang sangat sulit. Angin bertiup dengan kecepatan jet, jarak pandang sangat pendek, dan suhu melorot sangat cepat di bawah titik beku.

Kelompok pendaki itu ditemani oleh empat orang pemandu yang sudah berpengalaman. Namun bagaimana pun juga, para pendaki dan pemandu tetap tak bisa menghindar dari kepungan badai yang menggila.

Sebelum badai itu mengamuk, salah seorang pendaki wanita merasa kurang sehat dan memutuskan untuk turun dengan ditemani oleh seorang guide. Malangnya, pendaki perempuan itu juga terperangkap oleh badai yang sama dan tewas ‘dalam pelukan pemandunya’.

Pemandu itu menunggu beberapa jam dimana ia dan sang pendaki perempuan yang tewas berada, sebelum memutuskan untuk kembali ke base camp dan memanggil bantuan.

Ditinggal salah satu rekan dan pemandunya, kondisi kelompok pendaki itu tidak lebih baik. Mereka sebelumnya memutuskan untuk tetap melanjutkan pendakian ke puncak, namun tanpa mereka duga, badai yang lebih buruk telah menunggu mereka dalam perjalanan pulang.

Salah satu pendaki yang terjebak dalam badai itu mengalami musibah dan mematahkan salah satu kakinya sehingga membuat semua anggota tim bergerak lebih lambat.

Konsekuensi badai  salju dan suhu yang menurun drastis itu tidak berhenti sampai disitu. Dua orang pendaki kemudian tewas ‘membeku’ karena terlalu lama terpapar badai yang menggila. Dua lainnya kehilangan kesadaran mereka dan juga tewas dalam perjalanan turun.

Hampir semua pendaki dan pemandu mengalami cidera yang cukup signifikan dalam peristiwa. Beberapa bahkan harus mendapatkan perawatan yang serius karena gejala frosbite yang parah di jari-jari tangan mereka.

Dugaan Kelalaian dan Kriminalitas

Menanggapi tragedi yang mengerikan ini, otoritas Rusia telah menyatakan adanya dugaan kelalaian yang bisa dianggap sebagai kriminalitas.

Tim investigasi awal telah memberi sedikit kesimpulan mereka bahwa  musibah ini merupakan akibat dari ‘ketidakpatuhan terhadap peraturan mengenai kesehatan dan keselamatan pendakian’.

Dan konsekuensi dari hal ini tentu saja adalah tuntutan yang mungkin akan membawa agen pendakian para pendaki yang malang itu ke meja hukum.

Di samping Alpen dan Mount Blanc, Elrus adalah pesona mountaineering lain di Benua Biru. Gunung yang menjadi salah satu puncak dalam Grand Slam Seven Summit ini telah mendapat kunjungan yang sangat massif sepanjang tahun, baik untuk pendakian mau pun untuk rekreasi.

Dalam daftar gunung tujuan paling populer di dunia, Elbrus bukan gunung yang tersulit. Bahkan ada banyak pendaki gunung yang menganggap bahwa pendakian ke puncak Elbrus adalah hal yang mudah. Pernyataan ini diperkuat bahwa para petualang ektrim Rusia pernah memuncaki gunung ini menggunakan kendaraan salju ATV (All Terrain Vehicle) tahun 2016 dan juga mobil Land Rover Defender pada tahun 1997.

Meskipun tidak dianggap sulit secara teknis, Elbrus termasuk gunung yang mematikan. Hampir setiap tahun gunung ini memakan  nyawa para pendaki atau pemain ski yang mengunjunginya.

Di antara beberapa penyebab kematian yang paling menakutkan di Elbrus, badai salju dan cuaca buruk masih menjadi yang paling banyak membawa maut.

Sumber berita: Akasaka Journal

 

 

 

Ikuti tulisan menarik anton sujarwo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB