x

SS GM

Iklan

Faustinus Adven

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Minggu, 5 Desember 2021 05:34 WIB

Merdeka Belajar, Merdeka Matematika

Artikel ini berisi pengalaman saya sebagai guru Matematika di sebuah SMP Negeri di Jakarta saat melaksanakan pembelajaran matematika secara daring dan pembelajaran campuran beserta tantangan dan inovasi yang dilakukan. Di antaranya penggunaan media belajar berupa teknologi dan media online sebagai penerapan dari TPACK (Technological Pedagogic Content Knowledge) di dalam pembelajaran

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Merdeka Belajar, Merdeka Matematika

           

            Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap abstrak oleh sebagian besar siswa, baik di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun di perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan di dalam matematika itu sendiri dalam setiap pengoperasiannya banyak menggunakan simbol dan operasi yang berbeda-beda. Sehingga, para siswa sering menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang sulit. Bahkan ketika mendengar matematika itu sendiri siswa ada yang mengalami trauma tersendiri, ditambah dengan mungkin raut gurunya yang ‘menyeramkan’. Tak heran jika siswa kadang ada yang pura-pura sakit, bolak-balik ke toilet atau bahkan meminta ijin ke UKS ketika akan memasuki mata pelajaran Matematika. Ya, itu merupakan sedikit dari gambaran yang mungkin terjadi ketika pembelajaran matematika berlangsung sebelum masa pandemic Covid-19.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

            Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia membawa dampak perubahan yang luar biasa dalam segala hal, salah satunya di bidang pendidikan khususnya di Indonesia. Dampak perubahan positif pendidikan di Indonesia dapat kita lihat dalam kemajuan teknologi dalam pembelajaran. Pengalaman saya menjadi guru matematika di SMP Negeri di Jakarta Selatan, saya melaksanakan pembelajaran daring dengan menggunakan bantuan platform google di antaranya google meet dan google classroom. Pembelajaran daring menjadi hal baru dengan segala gebrakan dan perubahan yang cepat bagi aktivitas banyak kalangan termasuk guru, orang tua maupun siswa. Dalam mempersiapkan proses pembelajaran daring inipun, guru dituntut untuk bekerja lebih keras daripada biasanya. Jika biasanya guru fokus kepada rencana pelaksanaan pembelajaran dan proses kegiatan belajar mengajar di kelas, ketika pembelajaran daring guru dituntut untuk merencanakan pembelajaran yang inovatif, menguasai konsep lebih dalam daripada biasanya, menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang lebih kreatif dan menguasai teknologi lebih cepat dari biasanya.

Kemampuan menguasai teknologi ini sangat penting ketika kita sebagai guru berhadapan dengan kondisi saat ini. Kendala yang sering saya temui adalah koneksi internet. Kita akan sedikit kesulitan ketika tiba-tiba listrik mati yang mengakibatkan wifi di rumah mati sementara, maupun kuota siswa yang habis di tengah-tengah pembelajaran. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Proses pembelajaran di masa pandemi ini tidak bisa dibilang mudah. Pada awal masa pandemic covid-19 dulu, saya masih terus mengeksplor dan mengevaluasi metode daring mana yang cocok yang akan saya gunakan untuk mengajar matematika di sekolah tempat saya bekerja. Saya membutuhkan waktu kurang lebih hampir setahun untuk menggali informasi melalui pelatihan-pelatihan bagaimana mengajar di masa pandemi. Saya mendapat berbagai ilmu mengenai media pembelajaran, di antaranya melalui whatsapp, google classroom, voice notes, video call, zoom dan google meet. Metode pembelajaran yang saat ini masih cocok saya gunakan adalah kombinasi antara pembelajaran asinkronus melalui whatsapp dan google classroom, serta pembelajaran sinkronus menggunakan google meet. Selain itu saya juga belajar menggunakan teknologi modern dalam melaksanakan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran matematika. Saya mendapat ilmu baru untuk membuat siswa bisa melakukan eksplorasi melalui pembelajaran yang menarik.

Di awal pembelajaran masa pandemi covid-19, siswa cuek dan merasa kurang begitu peduli akan pembelajaran. Namun sekarang, ketika ada siswa yang masih belum mengerti, beberapa siswa tersebut akan mengontak saya melalui Whatsapp dan bertanya setelah sesi sinkronus di luar jam pembelajaran. Hal tersebut juga biasanya saya lakukan dengan menggunakan google classroom di kolom komentar masing-masing pekerjaan siswa. Ketika siswa sudah mengupload pekerjaan mereka, saya biasanya akan memberikan komentar bagian mana yang salah dan mereka akan saya minta untuk cek kembali. Sekecil apapun respon kita, hal tersebut akan membawa pengaruh yang besar untuk siswa terutama di dalam pembelajaran secara daring. Berikanlah respon terbaik untuk mengapresiasi siswa dalam mengumpulkan tugas atau penilaian karena siswa sudah berjuang dan mengikuti dengan baik pembelajaran ini. Semoga masa sulit dalam pembelajaran ini dapat segera dilalui dengan baik dan siswa tidak bosan dengan metode pembelajaran yang kita berikan; guru harus inovatif.

Gambar 1. Screenshot Google Classroom Siswa

Selain itu, sebagai penunjang dalam proses pembelajaran saya menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Pemberian dan penggunaan LKPD juga sangat membantu siswa untuk belajar pada pembelajaran online ini. Siswa akan dituntut untuk belajar secara terstruktur melalui kegiatan-kegiatan yang ada dalam LKPD. Pengalaman saya dalam memberikan LKPD kepada siswa adalah ketika ternyata siswa tidak semuanya mencetak LKPD, namun mereka bisa lebih inovatif mengisi jawaban melalui LKPD tersebut menggunakan PDF atau memotong PDFnya dan mengisi menggunakan telepon selular. Hal ini membuat saya takjub, betapa modernnya siswa kita saat ini dan mereka bisa lebih melek teknologi daripada kita sebagai guru. Sebelumnya proses PPG ini, saya lebih banyak memberikan materi ajar saja daripada menggunakan LKPD. Dengan demikian, ke depannya saya akan berusaha untuk membuat LKPD agar siswa juga merasa aktif dan dapat belajar dengan cara mereka sendiri; tentunya dengan bimbingan dari guru secara langsung.

Gambar 2. Screenshot LKPD Siswa yang diisi secara digital

Proses pelaksanaan pembelajaran daring yang saya lakukan di sekolah adalah dengan menggunakan google meet ketika pembelajaran dilaksanakan secara sinkron dan menggunakan google classroom dan whatsapp ketika dilaksanakan secara asinkron. Penggunaan alat dan media pembelajaran tersebut cukup berpengaruh kepada keterlibatan dan keaktifan siswa selama pembelajaran. Sekarang, siswa sudah berani dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari guru. Hal tersebut saya rasakan ketika mengajar di kelas matematika, di mana siswa cukup aktif dalam bertanya ketika ada materi yang belum dimengerti. Namun, kuantitas siswa yang aktif dalam pembelajaran matematika ini belum semuanya merata. Terkadang hanya siswa-siswi itu saja yang aktif ketika pembelajaran online menggunakan google meet. Beberapa siswa bisa aktif ketika di grup whatsapp dan bertanya japri di nomor whatsapp saya. Hal ini menjadi tantangan sendiri bagi saya untuk bisa membuat siswa yang lain berani dan aktif dalam pembelajaran secara online. Terutama meningkatkan rasa percaya diri kepada mereka, menghilangkan anggapan takut salah, dan melatih mereka berbicara dengan baik di forum diskusi. Dosen, guru pamong dan rekan-rekan seperjuangan saling memberikan masukan untuk saya dalam mengatasi tantangan tersebut. Saya bisa mengintrospeksi apa yang kurang dalam diri saya ketika saya mengajar melalui rekaman hasil PPL yang kami tonton bersama-sama. Hal ini menjadi motivasi bagi saya untuk mengajar lebih baik lagi di PPL yang kedua nantinya.

Kesuksesan terbaik ketika pembelajaran daring menurut saya bukan hanya saya lihat dari ketuntasan siswa dalam belajar saja, namun dari keaktifan siswa ketika merespon setiap kegiatan yang ada dalam pembelajaran saya kemarin. Ketika siswa bisa aktif dan bersemangat dalam proses pelaksanaan pembelajaran, maka peluang untuk mencapai tujuan pembelajaran akan semakin besar. Momen siswa aktif dan bersemangat tadi bisa membuat proses pelaksanaan pembelajaran lebih mudah untuk dikendalikan. Dengan kata lain, siswa akan lebih mudah memahami materi yang dipelajari ketika ada rasa semangat yang tinggi untuk belajar. Hal ini merupakan dampak positif apa yang saya persiapkan. Hal tersebut tak luput dari peran dosen, guru pamong dan rekan-rekan memberi masukan pada perangkat pembelajaran yang saya siapkan untuk mengajar.

Pembelajaran inovatif berbasis teknologi yang saat ini sedang disukai oleh siswa. Kita sebagai guru bisa memasukkan teknologi ke dalam pembelajaran, misalnya menggambar grafik fungsi kuadrat menggunakan website online, membuat tugas dengan cara mengupload di Instagram, mengamati grafik menggunakan aplikasi geogebra, mempelajari fungsi kuadrat menggunakan aplikasi online desmos, melakukan apersepsi pembelajaran menggunakan Quizziz, membuat video penjelasan dan diedit menggunakan aplikasi di telepon selular, dan mengisi LKPD secara digital. Hal tersebut tentunya akan menjadi semangat tersendiri bagi siswa ketika proses pelaksanaan pembelajaran secara daring.

Gambar 3. Pembelajaran Fungsi Kuadrat Menggunakan Aplikasi Online Mario Bros

Gambar 4. Siswa Menggambar Grafik Menggunakan Mathway.com

 

Alamat website pembelajaran Fungsi Kuadrat:

https://teacher.desmos.com/activitybuilder/custom/5c7614041509d870d4838bfd

Ikuti tulisan menarik Faustinus Adven lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan