x

Iklan

Firasti Wahyu Saputri

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 16 Desember 2021

Kamis, 16 Desember 2021 16:26 WIB

Optimalisasi Peran Guna Membangun Citra Perawat di Era Globalisasi


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Profesionalitas kerja harus diterapkan oleh setiap pekerja apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini. Setiap profesi diharapkan memberikan suatu hasil kerja yang berkualitas dan berdedikasi untuk masyarakat, tidak terkecuali dengan profesi perawat. Dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh stakeholder, profesi keperawatan di Indonesia telah mendapatkan pengakuan dari negara dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan. Profesi perawat setara dengan tenaga kesehatan lain, dilihat dari pendidikannya pun perawat dengan gelar Ners mempunyai tingkat pendidikan yang sama dengan tenaga kesehatan lainnya seperti dokter dan apoteker. Selain itu, perawat juga mempunyai standar profesi perawat dan kode etik tersendiri dalam memberikan asuhan keperawatannya. Standar profesi perawat tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07/MENKES/425/2020, sedangkan kode etik keperawatan Indonesia didasarkan pada hasil keputusan Musyawarah Nasional VI PPNI No. 09/MUNAS VI/PPNI/2000. Seluruh tenaga kesehatan bekerja sebagai mitra kerja yang saling bersinergi untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan tetap memegang wewenang, tanggung jawab, dan kode etiknya masing-masing.

Terdapat tiga unsur yang membedakan perawat dengan tenaga kesehatan lainnya yaitu humanistik, holistik, dan caring (Nursalam & Efendi, 2012). Humanistik berarti bahwa perawat memperlakukan pasiennya sebagai manusia yang memiliki kebutuhan lebih dari sekedar penyakitnya sehingga perawat akan mengidentifikasi kebutuhan dari pasien, memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan nilai yang dianut, pikiran, perasaan, dan keinginan pasien, serta memotivasi pasien untuk mencapai kemandiriannya (Berman, et al, 2016). Holistik berarti perawat melihat pasien secara utuh dan menyeluruh dengan memperhatikan setiap aspek kehidupan meliputi biologi, psikologi, sosial, spiritual, dan kultural. Unsur selanjutnya  yaitu caring yang merupakan inti dari praktik keperawatan yang baik. Sikap caring perawat meliputi kehadiran bukan hanya secara fisik tetapi juga memberikan perhatian dan dukungan, selalu mendengarkan, dan memahami klien (Potter & Perry, 2009).

Perawat memiliki peran dan fungsi penting dalam pelayanan kesehatan yaitu bertugas untuk memberikan asuhan keperawatan agar dapat meningkatkan status kesehatan pasien, mulai dari melakukan pengkajian dengan mengumpulkan data pasien, mengidentifikasi masalah pasien dan menetapkan diagnosis keperawatan yang sesuai, bekerjasama dengan pasien untuk merumuskan rencana tindakan, mengimplementasikannya kepada pasien, dan mengevaluasi untuk mengetahui apakah masalah kesehatan pasien telah teratasi sehingga asuhan keperawatan dapat dihentikan atau sebaliknya perawat perlu memodifikasi rencana asuhan keperawatan agar dapat mencapai tujuan keperawatan. Selain sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat juga berperan memberikan pengetahuan tentang kesehatan (edukator), menyampaikan informasi (komunikator), memberikan solusi dari permasalahan pasien (konselor), bekerjasama dengan tim medis lainnya (kolaborator), memastikan pasien memperoleh haknya dalam pelayanan kesehatan (advokator), dan melakukan kajian-kajian keperawatan guna meningkatkan mutu pelayanan (peneliti). Peran perawat yang sangat luas, membuat tidaklah mudah untuk menjadi perawat yang profesional. Diperlukan kompetensi, kemampuan berkomunikasi, rasa empati, tanggung jawab, keikhlasan, pemikiran kritis, mampu mengendalikan emosi, dan mampu bekerja sama dalam tim untuk dapat melakukan perannya dengan baik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di luar negeri, profesi perawat dipandang sebagai profesi yang paling terpercaya dan sangat dihargai berbanding terbalik dengan di Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Ipsos MRBI pada tahun 2020, profesi perawat merupakan profesi yang paling dipercaya oleh masyarakat dunia. Bahkan di Amerika selama delapan belas tahun berturut-turut profesi perawat diakui sebagai profesi yang paling mengedepankan kejujuran dan etik dalam berpraktik (GALLUP, 2019). Sementara itu, persepsi masyarakat Indonesia mengenai citra perawat sejauh ini masih cenderung negatif. Sebagian besar masyarakat masih memandang sebelah mata profesi perawat dan menganggap perawat sebagai pembantu dokter. Stigma masyarakat yang menganggap dokter merupakan atasan dari perawat dan hanya bekerja jika mendapatkan perintah dari dokter masih sangat melekat. Sebagian masyarakat berpikir bahwa hanya dokter yang menentukan semua pemberian layanan kesehatan, padahal sebenarnya ada tenaga-tenaga kesehatan lain yang saling berkolaborasi untuk memberikan pelayanan kesehatan. Selama ini, stigma masyarakat terhadap perawat identik dengan sikap judes, tidak cakap, tidak peduli, dan tidak bertanggung jawab, padahal perawatlah yang selalu memantau kondisi pasien dalam 24 jam. Stigma masyarakat tersebut harus diubah agar citra perawat menjadi positif, hal inilah yang menjadi tantangan bagi perawat di era globalisasi.

Perawat harus mampu menunjukkan eksistensinya agar dapat mengubah citra buruknya di masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengoptimalkan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan bertindak nyata sebagai mitra kerja dokter. Jika perawat mampu memberikan pelayanan yang memuaskan pasien, maka perlahan akan dapat mengubah stigma yang terbentuk di masyarakat. Optimalisasi peran perawat dapat menunjukkan eksistensi perawat sebagai profesi sehingga masyarakat akan sadar bahwa perawat mempunyai kedudukan setara dengan tenaga kesehatan lain dan bukan bekerja sebagai bawahan dokter. Eksistensi perawat yang dapat dilihat dan dirasakan oleh masyarakat akan menunjukkan kinerja perawat sehingga citra perawat dapat diperbaiki. Di era digital ini, masyarakat juga lebih mudah dalam mencari informasi sehingga pengetahuannya pun dapat meningkat khususnya mengenai peran dan tanggung jawab perawat, dengan begitu diharapkan dapat mengubah persepsi buruk masyarakat terhadap profesi perawat. Eksistensi profesi perawat sendiri dapat dilihat dengan adanya  body of knowledge yaitu ilmu keperawatan (nursing science), jenjang pendidikan keperawatan dengan standar kompetensi yang berbeda mulai D-III sampai dengan S3, organisasi profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), adanya berbagai pelayanan masyarakat melalui praktik keperawatan, adanya kode etik keperawatan, serta kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.

Optimalisasi peran dapat dilakukan perawat dengan menerapkan nilai-nilai profesionalisme saat menjalankan kewajibannya sebagai tenaga kesehatan. Nilai-nilai profesionalisme dalam keperawatan tersebut diantaranya adalah menjaga penampilan fisik yang rapi dan bersih (nilai aesthetic), mengutamakan kepentingan atau kesejahteraan klien (altruisme), menghargai hak pasien dalam pembuatan keputusan yang berkaitan dengan kesehatannya (autonomi), menjalankan tugas berdasarkan pada aturan dan kode etik keperawatan (integrity), memandang klien sebagai individu yang unik dan setara dengan individu lainnya (human dignity), tidak mengistimewakan klien tertentu dan memperlakukannya secara adil (justice), serta mengatakan hal yang benar dan sesuai fakta (truth) (Berman, Snyder, et al, 2016).

Dengan melakukan optimalisasi peran, maka perawat akan dapat menjadi perawat profesional sehingga perawat dapat menunjukkan kualitasnya kepada masyarakat. Di sisi lain, masyarakat yang selama ini mengharapkan sosok perawat ideal yaitu perawat yang baik, kompeten, dan terampil dalam memberikan asuhan keperawatan serta dapat memberikan kenyamanan akan terpenuhi. Dengan demikian, maka profesi perawat akan mendapat tempat di hati masyarakat dan dihargai sehingga citra perawat pun akan menjadi baik.

Daftar Pustaka

Berman, Audrey., Snyder, Shirlee., Frandsen, Geralyn. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals Of Nursing Concepts, Process, And Practice Tenth Edition. United states of America: Pearson Education, Inc.

Budiono. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Ipsos MRBI. (2020). Veracity Index 2020 - Who Do We Trust The Most. Diakses pada 13 Desember 2021 dari https://www.ipsos.com/sites/default/files/ct/news/documents/2020-06/veracity_index_2020.pdf

Potter, Patricia A., Perry, Anne G., Stockert, Patricia A., Hall, Amy M. (2013). Fundamentals Of Nursing Eighth Edition. Canada: Elsevier, Inc.

Reinhart. (2020). Nurses Continue to Rate Highest in Honesty, Ethics. Diakses pada 13 Desember 2021 dari https://news.gallup.com/poll/274673/nurses-continue-rate-highest-honesty-ethics.aspx

Ikuti tulisan menarik Firasti Wahyu Saputri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu