Ummu Waraqah binti Al-Harits Asy-Syahiidah

Kamis, 17 Maret 2022 11:59 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Perempuan mulia yang syahid meski tak ikut berperang

Dalam hadis riwayat Bukhori dan Muslim, dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

خير الناس قرني، ثم الذين يلونهم، ثم الذين يلونهم، ثم يجيء أقوام تسبق شهادة أحدهم يمينه، ويمينه شهادته

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 “Sebaik-baik manusia adalah masaku, lalu orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka, selanjutnya datang kaum-kaum yang kesaksian salah seorang mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya”.

Dapat kita ketahui dari hadits di atas bahwa para sahabat nabi adalah orang-orang terbaik, pun para shabiyyat nabi radhiyallahu’anhum. Bahkan lebih baik dari kaum hawariyyuna Nabi Isa ‘alaihissalam atau kaum Nabi Musa ‘alaihissalam. Dan berikut adalah kisah dari salah seorang shahabiyyah nabi yang mulia, yang diberi julukan Asy-Syahiidah oleh nabi shallallahu’alaihi wasallam, sang perempuan yang syahid meskipun tak ikut perang radhiyallahu’anha.

Namanya adalah Ummu Waraqah binti Abdullah bin Harits radhiyallahu’anha, dikenal juga dengan sebutan Ummu Waraqah binti Naufal, ia putri dari Abdullah bin Al-Harits bin Uwaimir bin Naufal Al-Anshariyah dinisbahkan kepada kakeknya.

Ummu Waraqah radhiyallahu’anha termasuk jajaran wanita yang awal menyambut islam, dan berbaiat kepada Rasulullah shallallahu’alaihi Wasallam, sehingga ia termasuk kedalam kafilah assabiqunal awwalun.

Ummu Waraqah binti Al-Harits radhiyallahu’anha termasuk ke dalam wania mulia pada zamannya. Sehingga layak digolongkan kepada orang-orang yang dinyatakan Allah subhanahuwata'ala dalam firmannya Qur’an Surat At-Taubah ayat 100:

 

﴿وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحۡسَٰنٖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي تَحۡتَهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ  ١٠٠﴾

"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar."

 Saat Rasulullah shallallahu’alihi wasallam berhijrah ke Madinah, hati  Ummu Waraqah binti al-Harits radhiyallahu’anha diliputi kebahagiaan. Bagaimana tidak, Rasul yang diimaninya kini ada di hadapannya. Rasul yang menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Kini ia dapat menggali pelajaran-pelajaran tentang Islam dari sumbernya lansung yakni Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.

Beliau radhiyallahu ’anha adalah sosok yang gigih, bahkan disetiap kesempatan tak akan ia lewati untuk menekuni ayat-ayat Allah subhanahu wata’ala, bahkan ia tidak hanya pandai membacanya, namun juga memahami dan menghafalnya dengan baik.

Ummu Waraqah radhiyallahu’anha pun berusaha menghimpun dan menuliskannya pada tulang, kulit, dan pelepah kurma. Ia berhasil menghimpun ayat-ayat Allah dirumahnya waktu itu.

 Kisah syahidahnya Ummu Waraqah

Dalam hadis riwayat Muslim disebutkan,

من سأل الله الشهادة بصدق بلّغه الله منازل الشهداء وإن مات على فراشه

Siapa yang memohon mati syahid dengan tulus, maka Allah akan memberi balasannya seperti balasan yang diberikan kepada para syuhada, walaupun ia mati di atas tempat tidur.”

Ummu Waraqah radhiyallahu’anha termasuk muslimah yan merindukan mati syahid di jalan Allah. Ketika ada seruan jihad yakni perang Badr, Maka bersegeralah Ummu Waraqah radhiyallahu’anha mendatangi Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam untuk diikut sertakan dalam perang Badar sebagai petugas kesehatan. Dengan cara itu Ummu Waraqah radhiyallahu’anha berharap mati syahid dijalan Allah.

Ummu Waraqah binti al harits radhiyallahu’anha meriwayatkan bahwa ketika Nabi shallallahu’alaihi wasallam hendak pergi ke perang Badar, ia berkata, “Wahai Rasulullah izinkanlah aku ikut perang bersamamu untuk merawat tentara yang terluka dan sakit. Mudah-mudahan Allah memberiku mati syahid dengan cara itu”.

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Tinggallah di rumahmu, Karena sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala akan memberimu anugerah sebagai orang yang mati syahid”. (Hadis Riwayat Abu Dawud).  

Sejak saat itu, Ummu Waraqah dijuluki Asy-Syahiidah (wanita yang mati syahid).

Dan benarlah kabar yang telah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam sampaikan itu, diakhir hidupnya Ummu Waraqah radhiyallahu’anha tinggal seorang diri di rumahnya karena ia tidak memiliki keluarga. Ia tinggal bersama deorang budak laki-laki dan seorang budak perempuan yang membantunya sehari-hari. Ummu Waraqah radhiyallahu’anha menyayangi dan memperlakukan mereka dengan sangat baik. Namun seperti kata pepatah air susu dibalas air tuba, kedua budaknya itu berkhianat dan membunuh Ummu Waraqah radhiyallahu’anha dengan cara menutup wajahnya dengan kain hingga beliau radhiyallahu’anha meninggal. Mereka ingin menguasai harta Ummu Waraqah dan ingin segera bebas. Kedua budak itu pun melarikan diri.

Lalu pada keesokan harinya, khalifah Umar radhiyallahu’anhu mendatangi rumah beliau dan mencari keberadaannya. Betapa terkejutnya ia saat mendapati sosok yang telah terbujur kaku. Umar radhiyallahu’anhu pun segera naik mimbar mengabarkan wafatnya Ummu Waraqah dan memerintahkan untuk mencari kedua budak tersebut. Saat tertangkap, kedua budak itu pun mengakui perbuatannya. Lalu mereka dibunuh dan digantung ditiang. Dan mereka berdualah orang yang pertama kali yang dihukum dengan cara diikat ditiang.

Seperti itulah wanita mulia ahli ibadah dan zuhud ini pergi meninggalkan dunia yang fana dan meraih mati syahid seperti yang Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam kabarkan.

 Dia terus meniti jalan Allah tanpa menghiraukan dunia dengan segala harta bendanya meski sekejap mata. Dia hanya mengharapkan kenikmatan yang abadi di sisi Allah di akhirat kelak. Akhirnya, Allah subhanahu wata’ala memberi kemuliaan untuknya, dan menganugerahkan mati syahid kepadanya.

Kisah mulia Ummu Waraqah radhiyallahu’anha ini mengajarkan kita untuk lebih mengutamakan takwa daripada dosa. Potensi takwa ini harus terus diasah, walau kita berada dilingkungan yang tidak kondusif. Selama ini seringkali kita menyalahkan lingkungan, “dulu saya beriman sekali, tetapi karna lingkungan yang tidak baik, jadinya saya ikut-ikutan”. Subhanallah, sesungguhnya itu adalah perkataan dari mereka yang takluk kepada lingkungan sekaligus tidak punya iman yang teguh. Seharusnya dia tidak menyalahkan lingkungan eksternal, karena jika secara internal kita kuat, apapun ujian yang datang kita mampu menjalaninya.

Hidup di dunia ini sangatlah singkat, maka kembalilah kepada Allah sebelum kamu kembali kepada Allah.

Semoga Allah subhanahu wata’ala meridai Ummu Waraqah, dan menjadikan surga firdaus sebagai tempat persinggahannya.

 

Sumber:

www.suaramubalighah.com/Ummu-Waraqah-binti-Al-Harist-salah-satu-kafilah-assabiqunal-awwalun, diakses pada 01 Maret 2022 Pukul 23.00 WIB

*Mahasiswi Angkatan III Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam STIBA Ar Raayah Sukabumi

Bagikan Artikel Ini
img-content
الطالبة ١

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Ummu Waraqah binti Al-Harits Asy-Syahiidah

Kamis, 17 Maret 2022 11:59 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler