x

ilustr: scoop.it

Iklan

Siti Aisyah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 April 2022

Senin, 25 April 2022 17:05 WIB

Bahasa Sebagai Penyelesaian Sekaligus Pemicu Masalah; Kajian Linguistik Terapan

Sebagian orang mengangap bahwa bahasa hanyalah alat untuk memenuhi kebutuhan komunikasi verbal saja. Nyatanya tidak. Kejadian Arab Spring menjadi bukti bahwa bahasa mampu memengaruhi seseorang bahkan massa untuk bergerak.Tetapi bahasa juga bisa menjaid pemicu masalah. Dalam konteks correctness misalnya, bahasa yang dipahami komunitas tertentu, tapi tidak bagi orang awam. Di sinilah potensi timbulnya masalah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Layaknya rahim dalam kandungan, bahasa tidak dapat dipisahkan dari induknya. Segala aspek kehidupan yang kita terima berasal dari bahasa. Bahasa dipergunakan sebagai alat komunikasi antar manusia, budaya dan negara. Fungsi utama dari bahasa ialah memenuhi kebutuhan komunikasi. Komunikasi yang baik akan memicu suatu hubungan yang baik. Oleh karenanya, bahasa tidak sekedar sebagai perantara saja, tetapi juga sebagai akar utama suatu hubungan.

Menelaah bahasa, maka tak kan ada habisnya. Aspek bahasa dikaji juga untuk memecahkan sebuah permasalahan. Bahkan dengan bahasa, kita dapat memotivasi, menginspirasi, menelisik motif suatu kekuasaan, memengaruhi psikologi seseorang, dan bahkan memengaruhi massa.

Jadi apa pengertian bahasa itu? Menurut KBBI bahasa adalah “Sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri” Sedangkan menurut Depdiknas, (2005: 3) Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lingistik,  Aspek Bahasa Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Kata bahasa mungkin sudah tak asing lagi. Namun untuk linguitsik masih hal yang mungkin jarang terdengar kalangan umum. Linguistik berarti mengkaji bahasa secara ilmiah (Stork And Widdowson : 1985) baik dari sisi internal yang disebut mikrolinguistik sebagai cabang yang mengkaji bagian bahasa (struktur, susunan, dan makna) maupun eksternal yakni makrolinguistik (berhubungan dengan bahasa dan sosial). Mikrolinguistik mencakup : phonology, morphology, syntax, dan semantic. Sedangkan makrolinguistik mencakup pragmatic, sociolinguistic, pshycolinguistic, etnolinguistic dll.

Lalu apa itu Linguistik Terapan?

Linguistik terapan menjembatani antara teori dan praktek dalam linguistik (Kapplan And Widdowson 1992:76). Artinya jika linguistik diartikan sebagai kajian ilmiah dalam meneliti bahasa manusia, itu berarti linguistik berfokus pada teori-teori yang ada di dalamnya (seperti yang telah di sebutkan diatas), sedangkan linguistik terapan adalah riset lapangannya (prakteknya). Ia juga menjadi salah satu jalan pembuka kita dalam mempelajari suatu bahasa.

Contoh dalam sosiolinguistik (salah satu cabang dari linguistik) yang mempelajari tentang penggunaan bahasa dalam masyarakat. Pada sosiolinguistik tersebut kita diajarakan teori-teori yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam masyarakat. Topik, tempat dan orang yang diajak bicara sangat mempengaruhi gaya bahasa kita. Percakapan seorang anak dengan temannya pasti akan berbeda saat ia berbicara dengan gurunya (topik yang sama). Begitupun saat seseorang sedang bercakap-cakap dengan temannya di rumah akan berbeda saat ia berada di kelas atau acara formal lainnya.  

Maka linguistik terapan ini tereksistensi sebagai kajian di lapangan yang meniliti penggunaan bahasa dalam kehidupan sosial secara riil. Dan seseorang dapat melakukannya dari lingkungan terkecil dahulu misal dalam keluarga, teman, ataupun kerabat.  

Bahasa Sebagai Solusi Penyelesaian Masalah (Peristiwa Arab Spring; Pemungutan suara Lewat Sosial Media)

Sekitar tahun 2011, dunia di gemparkan dengan adanya fenomena Arab Spring dimana warga negara di kawasan Timur Tengah menyuarakan ketidakpuasan atas kepemimpinan rezim-rezim otoriter serta korup. Banyak dari mereka yang melancarkan protes dan menuntut demokratisasi.

Menurut Julia Skinner (2011) dalam artikel jurnalnya yang berjudul Social Media and Recolution disebutkan bahwa gerakan Arab Spring menggunakan sebuah metode pemberontakan sipil yang didukung pemanfaatan media sosial, seperti Facebook, Twitter, Youtube, dan Skype. Medsos digunakan untuk pengorganisasian, komunikasi, dan peningkatan kesadaran akan Arab Spring (Red tempo.co 14/1/2022).

Ini menandakan bahwa the power of bahasa sangatlah besar. Sebagian orang mengangap bahwa bahasa hanyalah bahasa yang tidak berdampak apa-apa, hanya sebagai kebutuhan komunikasi verbal biasa. Nyatanya, kejadian Arab Spring menjadi bukti nyata bahwa dengan bahasa, penyampaian serta kalimat diksi yang tepat mampu memengaruhi seseorang bahkan massa. Sehingga dalam peristiwa tersebut, banyak sekali netizen yang iba dan ikut membela.

Contoh lain dalam kasus pemerintahan politik. Dimana para calon pemimpin dituntut mengambil alih perhatian masyarakat agar mau memilih mereka. Caranya bagaimana? Melalui bahasa, para politisi saling memberikan ajakan yang luar biasa dahsyat sehingga mampu memengaruhi jiwa rakyatnya. Begitupula dalam cakupan pendidikan. Seorang motivator, inspirator bahkan guru sekalipun mampu mendidik para siswanya menjadi seseorang yang baik karena dipengaruhi oleh kalimat-kalimat pembangun jiwa dari sang guru tersebut.

Bahasa Sebagai Pemicu Masalah

Di sisi lain, bahasa juga mampu menjadi suatu hal yang negatif dimana eksistensi bahasa itu sendiri dapat memicu adanya suatu konflik. Beberapa penyebabnya ialah adanya kesalah pahaman pengucapan baik secara verbal maupun tekstual (correctness), gaya bahasa antar budaya yang berbeda (applied stylistics), adanya penyusunan kosa kata baru (lexicography) dan bahasa buatan yang dibuat oleh suatu komunitas tertentu (treatment or artificial language).

Dalam konteks correctness misalnya, percakapan yang terjadi antara polisi, dokter-pasien. Mereka meyakini bahwa bahasa yang mereka gunakan dapat di pahami oleh semua orang. Mereka menggunakan istilah-istilah tertentu yang ada dalam bidang tersebut.  Faktanya, orang-orang awam banyak yang tidak memahami bahasa kedokteran misalnya atau juga bahasa-bahasa hukum. Sehingga muncullah yang namanya masalah.

Dari banyaknya aspek bahasa, macam-macam bahasa serta keberagaman budaya yang berbeda maka tak heran bahasa juga dapat menjadi pemicu utama terjaidnya suatu permasalahan. Mengapa demikian? Karena keberagaman ini dapat memancing adanya perheletan kesalahpahaman dalam memaknai suatu ucapan. Dengan adanya linguistik terapan maka permasalahan-permasalahan tersebut dapat diatasi.

Ikuti tulisan menarik Siti Aisyah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu