x

Iklan

Putri Septiani Zulfa

Sarjana Terapan Administrasi Negara Universitas Negeri Surabaya
Bergabung Sejak: 16 Mei 2022

Selasa, 17 Mei 2022 07:49 WIB

Kondisi Perdagangan Elektronik Pasca Pandemi

Pandemi covid mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia salah satunya pertumbuhan e-commercenya yang semakin melejit, namun pasca pandemi akankah e-commerce akan tetap seramai di masa pandemi?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pandemi Covid-19 telah banyak menimbulkan perubahan selama tiga tahun terakhir, baik perubahan pada sektor pendidikan, sosial, kesehatan, politik, serta ekonomi. Perubahan paling menonjol terletak pada kondisi ekonomi masyarakat. Covid-19 telah menimbulkan economic shock, yang memengaruhi ekonomi perorangan, rumah tangga, perusahaan mikro, kecil, menengah maupun besar, bahkan memengaruhi ekonomi negara dengan skala cakupan dari lokal, nasional, bahkan global (Taufik dan Ayuningtyas, 2020).

Meskipun di satu sisi perekonomian melemah, namun di sisi lain, perekonomian mengalami peningkatan, yaitu pada bidang perdagangan elektronik (electronic commerce). Pendapatan beberapa perdagangan eletronik dunia memperlihatkan pertumbuhan signifikan selama pandemi Covid-19. Peringkat tertinggi diduduki oleh Amazon.com yang mampu menghasilkan penjualan sebesar US$ 4,059 miliar, disusul oleh Ebay.com dengan penjualan sebesar US$ 1,227 miliar (Andrienko, 2020).

Hal sama terjadi di Indonesia, banyak perusahaan bergerak pada bidang perdagangan elektronik membukukan kenaikan volume penjualan selama pandemi. Berdasarkan hasil survei, tiga pemain utama perdagangan elektronik di Indonesia yaitu Tokopedia, Shopee, dan Lazada. Diketahui, Shopee menduduki peringkat pertama pada empat penilaian indikator yang digunakan dalam survei. Adapun indikator yang digunakan,
 
Pertama, indikator merek paling sering digunakan atau Brand Use Most Often (BUMO). Berdasarkan indikator BUMO, 54 persen responden memilih Shopee, disusul dengan Tokopedia (30 persen) dan Lazada (13 persen). Kedua, indikator Top of Mind, Shopee menduduki peringkat pertama 54 persen, diikuti oleh Tokopedia (27 persen) dan Lazada (12 persen). Artinya Shopee adalah platform perdagangan elektronik yang paling diingat oleh mayoritas konsumen Indonesia. Penyebabnya adalah masyarakat menghindari berbelanja secara langsung dan harus memenuhi protokol kesehatan dengan jaga jarak sekurang-kurangnya 1 meter sebagai upaya pencegahan penyebaran virus korona.
 
Melejitnya perdagangan elektronik diperkirakan berjalan selama bertahun-tahun kedepan meskipun pandemi telah berakhir. Pasar perdagangan elektronik Indonesia telah menikmati pertumbuhan yang dramatis selama lima tahun terakhir (2013-2018), artinya perdagangan elektronik di Indonesia telah terkenal sebelum pandemi.
 
Setelah melewati masa-masa ramainya toko online, sebagian masyarakat tentu saja memiliki rasa kecewa terhadap aktivitas jual belinya dengan berdagang elektronik. Beberapa masyarakat memiliki keluhan sehingga melakukan pengaduan di Kemendag. Pada 2021, tercatat adanya 9.393 layanan pengaduan konsumen. Jumlah ini naik 10 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 931 layanan pengaduan.
 
"Sebanyak 95,3 persen atau 8.949 konsumen membuat pengaduan di sektor niaga elektronik (e-commerce). Banyaknya pengaduan di sektor ini seiring makin intensifnya transaksi elektronik konsumen selama pandemi Covid-19," kata Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga(PKTN) Veri Anggrijono
 
Pengaduan di sektor niaga meliputi sektor makanan dan minuman, jasa transportasi, pengembalian dana (refund), pembelian barang yang tidak sesuai dengan perjanjian atau rusak, barang tidak diterima konsumen, pembatalan sepihak oleh pelaku usaha, waktu kedatangan barang tidak sesuai dengan yang dijanjikan, penipuan belanja daring, serta penggunaan aplikasi media sosial yang tidak berfungsi.
 
Dengan banyak ketidakpuasan konsumen terhadap aktivitas perdagangan elektronik, maka pedagang elektronik harus memutar otak untuk tetap menjadi pusat perhatian. Berikut beberapa tips persiapan bisnis e-commerce pasca pandemi:
  • Berikan perhatian lebih terhadap hal yang konsumen minati
Bisnis pada perdagangan elektronik menjadi salah satu tempat konsumen untuk mencari barang yang dibutuhkan. Toko offline pasca pandemi masih sedikit karena sudah terbiasa untuk menutup toko untuk menghindari kerugian
  • Berikan iklan yang menarik di media sosial
Riset dari DataReportal menunjukkan bahwa jumlah pengguna media sosial Indonesia mencapai 191,4 juta pada Januari 2022. Angka ini meningkat 21 juta atau 12,6 persen dari tahun 2021. Dalam laporan bertajuk Digital 2022: Indonesia, DataReportal membeberkan bahwa angka ini setara dengan 68,9 persen dari total populasi di Indonesia. Iklan yang ditayangkan di media sosial akan menarik perhatian masyarakat, sehingga tertarik untuk membeli produk.
  • Berikan harga termurah dari toko pada umumnya
Toko offline memiliki banyak rincian biaya yang harus dibayar, karenanya pada umumnya toko tersebut akan menaikkan harga sesuai kebutuhan tokonya. Hal ini menjadi keuntungan dari pemilik usaha di e-commerce, karena usahanya tidak perlu mengeluarkan biaya lebih sehingga mampu menurunkan harga tanpa perlu merugi. (psz)
 
Sumber: Ayu, S., & Lahmi, A. (2020). Peran perdagangan elektronik terhadap perekonomian Indonesia selama pandemi Covid-19. Jurnal Kajian Manajemen Bisnis, 9(2), 114. https://doi.org/10.24036/jkmb.10994100

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ikuti tulisan menarik Putri Septiani Zulfa lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler