x

Kapten Persik, Arthur Irawan berjabat tangan dengan Ronaldinho yang bermain untuk Rans Nusantara FC dalam trofeo di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, 26 Juni 2022. Dok. Persik

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 27 Juni 2022 23:38 WIB

Menghargai Legenda Sepak Bola Dunia dalam Trofeo Ronaldinho

Namanya Trofeo Ronaldinho, tetapi apa yang terjadi di dalamnya memilukan, sebab, baik pihak yang berkepentingan, panitia, sampai para pemain dari tiga Tim Liga 1 yang tampil di lapangan, tidak paham apa itu Trofeo Ronaldinho.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Namanya Trofeo Ronaldinho, tetapi apa yang terjadi di dalamnya memilukan. Sebab, baik pihak yang berkepentingan, pihak panitia, sampai para pemain dari tiga Tim Liga 1 yang tampil di lapangan, tidak paham apa itu Trofeo Ronaldinho.

Publik sepak bola Indonesia khususnya yang hadir di stadion atau menyaksikan lewat layar kaca, hingga publik sepak bola dunia yang menyaksikan laga Trofeo Ronaldinho, pun geram. Sepanjang Ronaldinho berada di dalam lapangan, selama 30 menit, komentar netizen pun berseliweran di dunia maya, umumnya kecewa karena aksi para pemain dari Rans Nusantara dan Persik yang bermain serius, tak paham arti Trofeo Ronaldinho yang tujuannya bukan untuk sekadar mencari juara.

Ronaldinho adalah seorang legenda sepak bola dunia, maka sisa-sisa kepiawiannya dalam mengolah kulit bundar di lapangan saat diminta tampil, akan menjadi ilmu sekaligus hiburan bagi publik yang menyaksikan, serta menjadi pembelajaran bagi para pemain yang turut mengiringi penampilannya di lapangan. Menjadi catatan sejarah dalam hidupnya karena tampil satu lapangan dengan seorang legenda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak cerdas terus dipertunjukkan

Dalam turnamen fun football bertajuk Trofeo Ronaldinho yang melibatkan RANS Nusantara FC, Arema FC dan Persik Kediri pada Minggu (26/6/2022), hampir seluruh pemain yang tampil, khususnya para pemain RANS Nusantara FC, benar-benar menunjukkan tabiat tak cerdas intelegensi dan personaliti.

Keberadaan Rinaldinho di antara mereka, Ronaldinho yang menjadi tajuk acara, malah seolah terlupakan. Para pemain seperti tidak menyadari acaranya bernama Trofeo Ronaldinho. Ada legenda sepak bola dunia di hadapan mereka. Namun, pemain yang ada didekatnya saja, saat Ronaldinho mendekat meminta bola, bola malah diumpan ke pemain lain yang jauh. Maka, pantas ada penonton yang mengucap, pemain ini bodoh sekali.

Bahkan para pemain dari kedua belah pihak pun tak mengambil pelajaran dari Ronaldinho, yang saat dapat kesempatan menerima umpan, langsung secara simpel, langsung menyodorkan bola ke rekan lain yang bebas hanya dalam satu atau dua sentuhan.

Tetapi, semua malah seperti kesetanan tampil ngotot dan serius. Apa mau unjuk gigi di hadapan Ronaldinho? Sementara, dalam sorot kamera televisi, Ronaldinho sering tersenyum melihat aksi pemain yang satu warna kostum dengan dirinya. Pun sering tersenyum melihat aksi pemain lawan yang sangat ngotot.

Dalam kondisi lelah karena perjalanan panjang, Ronaldinho pun yakin kaget atas reaksi pemain yang seharusnya menjadikan Ronaldinho sorotan dalam laga.

Di sisi lain, publik sepak bola nasional yang menyadari bahwa Trofeo Ronaldinho, adalah panggung Ronaldinho untuk unjuk aksi sebagai legenda sepak bola dunia. Mereka menyadari Ronaldinho sudah tidak muda dan mustahil dapat bermain serius. Apalagi masih sangat jet lag akibat perjalanan jauh antar zona benua sampai ke Jakarta, dan baru tiba di Malang hanya beberapa jam sebelum trofeo digelar, hanya berharap dapat tontonan menghibur yang disajikan Ronaldinho, ada gocekan khasnya, ada selebrasi joget sambanya, dan hal-hal khas dari Ronaldinho semasa jayanya.

Pahami profesional dan fun

Atas kondisi yang tersaji, maka Trofeo Ronaldinho pun mengecewakan publik sepak bola nasional dan dunia. Ronaldinho seperti tidak dihargai. Semua pemain malah unjuk gigi sendiri. Tidak dapat membedakan mana kerja profesional yang seharusnya dipertunjukkan untuk apa. Dan tidak paham sepak bola fun, yang di dalamnya hadir legenda sepak bola dunia.

Lebih miris, nampaknya yang punya kepentingan membuat acara, panitianya, para pelatih, juga membiarkan aksi para pemain yang ngotot dan serius, meski dari ketiga tim, semua pelatih tetap duduk di bench pemain. Menandakan para pelatih sejatinya paham, ini sekadar laga fun.

Atas drama Trofeo Ronaldinho yang memilukan ini, sekali lagi menunjukkan betapa rendahnya intelegensi dan personaliti para pemain yang terlibat dan dilibatkan, juga pihak yang terlibat di dalamnya.

Semoga, Ronaldinho memaafkan kejadian trofeo atas namanya yang tentu tidak sesuai ekspetasinya. Semoga, bila ada pihak lain yang menghadirkan bintang lengenda dunia, tidak mempermalukan diri sendiri dan mempermalukan Indonesia di mata dunia, karena tak cerdas, sehingga tak paham dengan apa yang seharusnya terjadi, di dalam acara yang digagasnya.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler