x

Iklan

Slamet Samsoerizal

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Maret 2022

Sabtu, 8 April 2023 21:35 WIB

Cara Hindari Burnout Saat Berpuasa

Burnout bukan kondisi medis. Istilah burnout diartikan sebagai kelelahan fisik, emosional atau mental, disertai penurunan motivasi, penurunan kinerja dan sikap negatif pada diri sendiri dan orang lain. Adakah kaitannya dengan orang yang sedang berpuasa?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Psikolog Nadya Pramesrani menganjurkan tetap menjaga pola hidup sehat supaya terhindar dari kelelahan mental atau burnout selama berpuasa. Bagaimana ciri-ciri seseorang mengalami burnout?

Dikutip dari laman halodoc.com setiap orang memiliki ciri yang berbeda dalam kondisi ‘burnout’. Pada dasarnya tekanan yang disebabkan burnout dapat memengaruhi kesehatan mental, fisik, dan emosional.

Ada 5 ciri seseorang terindikasi burnout yaitu: selalu merasa kelelahan, merasa tidak berguna, depresi, membenci pekerjaan, dan terkadang sakit kepala. Kelima ciri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertama, selalu merasa kelelahan. Ciri umum yang tampak adalah selalu merasa lelah sehingga tidak bisa menggerakkan otot. Bahkan tidak berdaya untuk bangun dari tempat tidur. Burnout merupakan jenis ini bisa diakibatkan oleh stres terkait pekerjaan yang ditandai perasaan lelah, baik secara emosional maupun fisik.

Kedua, merasa tidak berguna. Ciri-ciri ini diidentifikasi munculnya rasa tidak berguna atau tidak kompeten. Hal ini mengarah pada kurangnya pencapaian dan produktivitas. Ada kalanya tanda-tanda burnout muncul sekaligus.

Ketiga, depresi. Apabila seseorang merasa tidak berguna, ia berpotensi mengalami depresi. Penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama burnout adalah pekerjaan. Sedangkan depresi bisa menjadi kondisi seumur hidup jika tidak ditangani dengan benar, termasuk depresi yang dapat disebabkan oleh pekerjaan.

Depresi dan pekerjaan saling berhubungan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa jika kamu rentan terhadap depresi, maka akan lebih rentan lagi mengalami burnout.

Keempat, membenci pekerjaan. Sebuah studi menunjukkan bahwa ketidakpuasan pada pekerjaan adalah salah satu dari beberapa efek samping dari burnout. Ciri-ciri burnout ini sering kali muncul disertai dengan penyakit fisik.

Kelima, sakit kepala. Herbert Freudenberger, psikolog asal Amerika Serikat yang mencetuskan konsep ‘burnout’ pada 1974, menyebutkan sering sakit kepala merupakan ciri-ciri fisik dari burnout. Selanjutnya sakit kepala dapat berdampak pada masalah tidur.

Jaga pola hidup sehat

"Keep healthy lifestyle habit dengan keseimbangan physical exercise, diet, dan waktu tidur cukup supaya tidak ‘burnout’ imbau  Nadya Pramesrani dalam diskusi mengenai cara mengatasi ‘burnout’ selama berpuasa, yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (7/4).

Berbagai penyebab dapat terjadi munculnya burnout. Sehubungan dengan ini, Nadya mengingatkan, seseorang  harus mengatur ekspektasi kita agar tidak memiliki harapan diluar kemampuan sehingga tidak menimbulkan pikiran yang berlebihan atau overthinking.

Penyebab lain terjadinya burnout dapat diakibatkan oleh beban kerja yang berlebihan serta ketidakmampuan diri dalam mengambil keputusan.  Selain itu, kondisi lingkungan dan kurangnya dukungan sosial menjadi faktor penting dalam ketidakpercayaan seseorang terhadap dirinya.

Faktor lain, kurangnya kepercayaan diri, kurangnya simpati terhadap diri sendiri, perasaan gagal di masa lalu, serta jika usaha yang dilakukan tidak sebanding dengan hasil pada diri seseorang akan membuat frustrasi yang berujung pada perasaan ‘burnout.’

Kita harus tahu sampai mana batas kemampuan kita, kebutuhan, dan pola tidur kita. Semuanya berpengaruh, apalagi di bulan puasa ini tubuh kita melakukan banyak adaptasi. Disamping itu, dengan berolahraga secara rutin akan menyebabkan stres yang terdapat pada diri seseorang menjadi berkurang. Hal ini  dikarenakan,  tubuh akan merasa lelah dan akan merespon untuk cepat beristirahat. 

Dalam diskusi itu, Nadya pun menjelaskan tingkatan dalam burnout.  Menurutnya terdapat empat tingkatan burnout. Pertama, burnout tingkat ringan. Hal ini ditandai dengan rasa sakit kepala, pegal di punggung, dan di bagian tubuh yang lain dan seolah olah tidak hilang meski sudah beristirahat.

Kedua, burnout tingkat sedang. Biasanya pada tingkat ini seseorang akan merasa sulit tidur, tidak fokus dalam bekerja, serta sulit berkonsentrasi. Ketiga,  adalah ‘burnout’ tingkat berat. Dalam fase ini seseorang cenderung antipati terhadap pekerjaan, konsumsi rokok yang berlebihan, sampai minum alkohol dan obat-obatan.

Keempat, dan ini yang jangan sampai kita alami. Seseorang berada pada ‘burnout’ tingkat ekstrem. Dalam kasus ini,  biasanya orang sudah menarik diri dari lingkungan, bahkan ada yang sampai pada percobaan bunuh diri.  ***

Ikuti tulisan menarik Slamet Samsoerizal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler