x

Iklan

Mohamad Syafaat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 April 2023

Senin, 10 April 2023 15:36 WIB

Tidak Semua yang Dilakukan Nabi Harus Diikuti

Nabi SAW merupakan sosok yang maksum (terhindar dari dosa). Segala yang dilakukannya terhindar dari dosa. Kendati demikian, Nabi merupakan manusia biasa sama seperti kebanyakan manusia lainnya. Punya mata, hidung, mulut, merasa lapar, merasa sedih, tidur, makan, menyukai sesuatu dan hal – hal lain yang bersifat manusiawi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Saya sepakat bahwa Nabi Muhammad SAW adalah suri tauladan bagi umat manusia. Beliau merupakan rahmat bagi semesta, diutusnya beliau untuk “menyempurnakan” akhlak dan beliau merupakan akhlak dan rahmat itu sendiri. Nabi SAW merupakan sosok yang maksum (terhindar dari dosa). Segala yang dilakukannya terhindar dari dosa.

Kendati demikian, Nabi merupakan manusia biasa sama seperti kebanyakan manusia lainnya. Punya mata, hidung, mulut, merasa lapar, merasa sedih, tidur, makan, menyukai sesuatu dan hal – hal lain yang bersifat manusiawi. Oleh karena itu ada hal–hal yang kita sebagai umatnya boleh tidak mengikutinya atau bahkan merasa tidak harus mengikutinya.

Saya akan mencoba mengurai dan mendiskusikannya kepada pembaca.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Segala yang dilakukan oleh nabi Muhammad SAW, paling tidak ada beberapa hal untuk memahaminya, antara lain

  1. Sebagai nabi dan rasul

Apapun aktivitas nabi Muhammad SAW ketika sebagai nabi dan rasul merupakan hal yang wajib diikuti dan diteladani oleh umat manusia. Apa yang diperintahkan dan dilarang wajib diikuti karena itu merupakan risalah dari Allah SWT. Semua manusia wajib mengikutinya untuk kebaikan umat manusia itu sendiri bahkan untuk peradaban dan kelangsungan hidup manusia. Misalnya, menyembah Tuhan, perintah mensucikan harta, mengurus jenazah, berpuasa, larangan berjudi dan minum khamar dan lain – lain.

  1. Sebagai hakim

Ketika sebagai hakim, nabi memutuskan perkara berdasar kondisi – kondisi yang ada saat itu, sangat erat kaitannya dengan konteks kejadian dan peristiwa yang menjadi perkara. Keputusan – keputusan nabi terhadap perkara tersebut hanya boleh diikuti jika seluruh kondisi dan kejadian maupun peristiwanya sesuai. Namun prinsip – prinsip pengambilan keputusan dapat diikuti. Tentu saja pengambilan keputusan selaras dengan prinsip – prinsip Al-quran.

  1. Sebagai pemimpin masyarakat

Sebagai pemimpin masyarakat, nabi tentu lebih banyak bermusyawarah kepada seluruh golongan masyarakat yang dipimpin nya dalam pengambilan keputusan dan menentukan kebijakan. Selalu menjaga persatuan dan kerukunan masyarakat, adil dan sejenis nya. Pengambilan keputusan dan kebijakan yang nabi lakukan sangat erat kaitannya dengan kondisi masyarakatnya, oleh karena itu keputusan – keputusan dan aneka kebijakannya hanya boleh diikuti jika kondisi masyarakatnya sesuai. Namun prinsip – prinsip pengambilan keputusan dan kebijakan dapat diikuti.

  1. Sebagai bagian dari budaya setempat

Budaya setempat sangat erat kaitannya dengan hidup nabi SAW. Beliau hidup dengan budaya setempat, misalnya berbicara dengan bahasa setempat, menggunakan pakaian setempat, berpenampilan sesuai dengan budaya setempat, makan makanan khasnya dan lain–lain. Hal-hal seperti ini boleh tidak diikuti atau bahkan merasa tidak harus diikuti karena itu merupakan budaya di tempat tersebut. Jika merasa harus diikuti, boleh-boleh saja. Prinsip–prinsipnya dapat diikuti, yaitu menjunjung tinggi budaya dimana tempat kita tinggal. Tentu saja budaya yang sejalan dengan prinsip–prinsip Al-quran.

  1. Sebagai pribadi

Sebagai pribadi inilah sosok nabi SAW bisa dikatakan sebagai manusia biasa. Misalnya nabi menyukai warna tertentu, nabi menyukai makanan tertentu, nabi menyukai pakaian tertentu dan lain–lain. Hal ini boleh diikuti boleh juga tidak. Mengikuti maupun tidak mengikuti, keduanya bebas nilai; tidak ada kaitannya dengan risalah yang beliau bawa.

Dari kelima hal yang telah diurai diatas, meskipun ada hal – hal yang dilakukan nabi boleh tidak diikuti atau bahkan merasa tidak harus diikuti, namun bagi yang menjadikan nabi SAW sebagai idolanya akan punya kecenderungan mengikuti apa yang menjadi budaya sang idola, misalnya cara berpakaian, makanannya, penampilannya dan lain – lain. Sebagaimana jika kita ngefans dengan artis, kita akan punya kecenderungan meniru sang artis dari segi hal - hal yang dapat ditiru.

Kendati demikian, yang mengikuti dan tidak mengikuti atau yang beranggapan tidak harus mengikuti budaya nabi dan atau saat nabi sebagai manusia biasa, semuanya bebas nilai. Tidak terkait dengan ajaran yang beliau bawa. Ada pula hal –hal lain dari cara hidup nabi yang disebut sunnah, misalnya puasa di hari – hari tertentu selain bulan ramadhan, selalu berdoa ketika hendak melakukan sesuatu dan lain- lain.

Ikuti tulisan menarik Mohamad Syafaat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu