x

Kegiatan Mengaji. Foto oleh Mufid Majnun dari Pixabay.com

Iklan

Dzakwan Ariqah

Siswa Kelas Beasiswa PT Timah Tbk di SMAN 1 Pemali
Bergabung Sejak: 3 Februari 2022

Senin, 24 April 2023 19:14 WIB

Istiqomah Setelah Ramadan: Sederhana Namun Sulit


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Baru saja Ramadan berlalu. Suasana Idul Fitri masih terasa sampai saat ini. Beberapa waktu yang lalu, di tengah-tengah obrolan bersama keluarga saat silaurahmi Idul Fitri, penulis mendapat pertanyaan yang sedikit menggelitik, “Sudah berapa kali khatam baca Quran selama bulan puasa? Kalau saya kemarin 3 kali khatam, tapi kenapa, ya, sejak lebaran saya malas sekali baca Al-Quran, apa karena sudah bulan Syawal?”. Mendengar ucapan tersebut penulis tertarik untuk menulis berkaitan dengan apa yang dialami oleh beliau.

 

Dari ucapan tersebut, satu hal yang ingin penulis sampaikan adalah konsisten. Ya, dalam melakukan apapun dibutuhkan konsisten, Jangankan masalah ibadah, perkara yang sederhana seperti mencuci, menyapu lantai, dan lain sebagaimaya bila tidak dilakukan dengan konsisten maka akan kacau balau. Semua tindakan dalam beraktivitas baik yang sederhana ataupun rumit, kunci yang harus di perhatikan adalah konsisten.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Pada hakikatnya, konsisten bukan hanya perihal ucapan semata, namun butuh aksi untuk mewujudkannya. Secara sederhana, konsisten adalah tetap (tidak berubah-ubah). Konsisten dalam agama islam dikenal dengan istilah istiqomah. Tentunya, islam adalah agama yang sangat memperhatikan tentang istiqomah. Bahkan Nabi Muhammad SAW pernah menjelaskan bahwa sebaik-baik perbuatan adalah yang dilakukan secara konsisten/istiqomah walaupun sedikit. Dari penjelasan Nabi tersebut dapat digaris bawahi bahwa yang sangat diperhatikan dalam ajaran agama islam adalah bagaimana kita tetap rutin mengerjakan kebaikan walaupun sedikit. Lalu bagaimana cara kita menyikapi situasi saat dimana keinginan kita untuk berbuat baik menurun?

 

Keadaan saat keinginan kita berbuat kebaikan menurun adalah hal yang normal terjadi pada manusia. Bahkan situasi semacam ini sudah pernah terjadi pada zaman dahulu. Contohnya adalah para ulama. Beragam riwayat atau kisah menyebutkan bahwa mereka pernah mengalami hal demikian. Yang menjadi pr kita saat ini adalah bagaimana mengendalikan diri kita agar perbuatan baik yang pernah kita lakukan sebelumnya tetap dapat dijaga dan tidak hilang dari diri kita?!

 

Fenomena semacam ini dikenal dalam bahasa arab dengan istilah futur. Sikap futur yang sering dialami manusia disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah kurangnya kesadaran diri akan pentingnya melakukan amalan kebaikan tidak hanya pada bulan Ramadan. Pemahaman dan kesadaran ini perlu terpatri didalam jiwa masing-masing sehingga keinginan dan dorongan beribadah dan berbuat baik tidak hanya mencul pada waktu-waktu tertentu saja melaikan dapat mucul terus menerus (berkelanjutan).

 

Konsisten atau istiqomah dengan amalan kebaikan yang telah dilakukan pada bulan Ramadan adalah hal yang sangat penting. Bahkan salah satu wujud syukur atas diberinya kemudahan dari melakukan kebikan selama bulan Ramadan adalah melanjutkannya dibulan-bulan setelahnya (syawal, dzulqodah, dan seterusnya). Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk tetap menjaga semangat melakukan amal kebaikan dibulan Ramadan seperti sholat, membaca al-quran, bersedekah dan lain sebagainya.

 

Pertama, ingat tujuan hidup kita. Mengingat tujuan hidup yaitu mendapat ridho Allah dan masuk surga setelah meninggal dunia dapat menjadi motivasi kita untuk selalu berbuat baik tidak hanya pada bulan Ramadan saja.

 

Kedua, perkuat keyakinan. Perkuatlah keyakinan bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan akan mendapatkan pahala dari Allah jika dilakukan dengan ikhlas, dan perkuat pula keyakinan bahwa perbuatan buruk yang kita lakukan akan mendapatkan murka Allah dan dibalas di alam akhirat kelak. Memperkuat keyakinan sebelum melakukan amal kebaikan dapat juga dilakukan dengan mencari tahu keutamaan yang kita dapatkan apabila kita melakukan amal kebikan tersebut.

 

Ketiga, perkuatlah komitmen kita. Awali dengan membuat komitmen pada diri kita sendiri. Contohnya buatlah jadwal harian yang berisi hal-hal baik yang akan kita lakukan pada hari itu termasuk didalamnya membuat jadwal beribadah seperti sholat, mengaji, membantu orang tua dan lain sebagainya. Lakukanlah apa yang telah kita jadwalkan tersebut dengan komitmen dan beri apresisasi pada diri kita setiap harinya jika berhasil melakukan sesuai jadwal nya dan evaluasi diri apabila gagal dalam menjalankannya.

 

Keempat, mencari teman dalam beribadah. Beteman dengan orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama akan membantu kita dalam istiqomah dengan amalan kebaikan yang telah dilakukan selama bulan Ramadan. Tentu saja lingkungan sekitar kita akan membawa pengaruh terhadap diri kita. Bijaklah dalam memilih teman dan lingkungan pergaulan kita. Jangan sampai kesalahan dalam bergaul membuat kita melupakan perkara yang sudah kita rencanakan sebelumnya. 

 

Kelima, jangan lupa berdoa. Setiap kebaikan yang kita niatkan harus dilengkapi dengan doa didalamnya. Doa merupakan senjata bagi kita agar kita mampu konsisten/istiqomah dalam melakukan kebaikan. Memohon kepada Allah agar diberi kekuatan dan kemudahan dalam melakukan kebaikan dan memohon perlindungan agar terhindar dari keburukan.

 

Pada akhirnya, semoga tulisan ini dapat menjadi pengingat bagi penulis dan pembaca untuk selalu mengerjakan amal-amalan kebaikan telah dikerjakan pada bulan Ramadan yang lalu. Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang selalu konsisten (isitiqomah) dalam kebaikan. Aamiin

Ikuti tulisan menarik Dzakwan Ariqah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu