x

Ilustrasi Tertawa. Karya gerd Altmann dai Pixabay.com

Iklan

Ida Bagus Indra Dewangkara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 April 2023

Rabu, 3 Mei 2023 12:50 WIB

Meme Politikus, Penghinaan atau Peluang Personal Branding?

Bekalangan ini meme di dunia politikus kian merebak. Fenomena ini apakah dapat disebut penghinaan, atau justru menjadi peluang untuk personal branding?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Meme telah menjadi fenomena budaya populer di seluruh dunia. Mereka dapat digunakan untuk menghibur, menyampaikan pesan politik, atau bahkan mempromosikan merek.

Di kalangan para politikus, meme seringkali digunakan untuk mendapatkan perhatian publik, namun seringkali juga menjadi sasaran kritik dan penghinaan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas apakah meme politikus itu penghinaan atau peluang personal branding.

1. Meme Sebagai Peluang Branding

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa politikus melihat meme sebagai peluang personal branding. Mereka memanfaatkannya untuk menonjolkan kepribadian mereka, menghibur para penggemar, dan bahkan mempromosikan kampanye politik mereka.

Salah satu contoh yang paling terkenal adalah Senator Bernie Sanders yang muncul dalam sebuah foto saat menghadiri pelantikan Presiden Joe Biden dengan mengenakan jaket tahan air dan kaus rajut. Foto ini menjadi populer di media sosial dan menjadi bahan untuk meme dan parodi.

Sanders tidak keberatan dengan penggunaan fotonya sebagai meme, bahkan dia menjual kaos dengan gambar tersebut untuk mengumpulkan dana untuk amal. Meme juga dapat membantu para politikus menampilkan sisi kemanusiaan mereka dan membuat mereka lebih mudah diakses oleh masyarakat.

Dalam kampanye politik, hal ini dapat menjadi alat yang efektif untuk membangun citra positif dan memenangkan dukungan publik.

2. Meme Sebagai Penghinaan

Namun, tidak semua politikus senang dengan penggunaan meme yang merendahkan mereka. Beberapa politikus melihat penggunaan meme sebagai bentuk penghinaan dan seringkali merasa bahwa itu merusak citra mereka.

Politikus sering menjadi target sasaran meme yang tidak pantas, fitnah, atau bahkan pelecehan. Namun, apakah penggunaan meme untuk mengkritik politikus itu benar atau tidak, tergantung pada konteks dan isi dari meme tersebut.

Meme yang mengkritik kebijakan politikus atau tindakan buruk mereka dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan politik yang kuat.

Namun, penggunaan meme untuk menyerang citra seseorang tanpa dasar yang kuat dapat menimbulkan masalah hukum dan moral.

3. Etika dalam Penggunaan Meme

Dalam penggunaan meme oleh politikus, seperti halnya di bidang lainnya, etika harus dijunjung tinggi. Penggunaan meme yang tidak etis dapat merusak citra politikus dan bahkan menimbulkan masalah hukum.

Sebagai contoh, penggunaan meme yang mengandung pelecehan, kebencian, atau diskriminasi dapat menyebabkan politikus dianggap tidak etis dan tidak pantas untuk menjabat.

Oleh karena itu, penggunaan meme oleh politikus harus selalu mengikuti aturan etika dan hukum yang berlaku. Meme harus mengandung pesan yang jelas dan positif, dan tidak boleh mengandung konten yang merendahkan atau menghina pihak lain.

4. Contoh Meme Presiden Jokowi yang Meningkatkan Personal Branding

Sebagai contoh, pada tahun 2019 lalu, terdapat sebuah meme Presiden Jokowi yang sangat viral di media sosial. Meme tersebut menampilkan foto Presiden Jokowi sedang berpose di atas sebuah motor gede. Tidak hanya foto itu sendiri yang menjadi viral, tetapi juga caption yang dituliskan di dalam meme tersebut.

Caption meme tersebut adalah "Sudah hampir dua periode memimpin Indonesia, tapi belom pernah bawa motor gede... Lebih ganteng lagi pake helm, Jokowi bikin iri!".

Meme ini awalnya diunggah oleh salah satu akun Instagram, dan kemudian menyebar dengan sangat cepat di media sosial. Banyak pengguna media sosial yang merasa senang dengan meme tersebut, dan menganggap bahwa meme ini berhasil menunjukkan sisi lain dari Presiden Jokowi yang lebih dekat dengan masyarakat.

Meme tersebut juga berhasil meningkatkan personal branding Presiden Jokowi di kalangan anak muda. Anak muda yang sebelumnya tidak terlalu tertarik atau tidak begitu mengenal sosok Presiden Jokowi, menjadi lebih tertarik dan mengenal sosok Presiden Jokowi melalui meme tersebut.

Baru-baru ini, terdapat meme juga yang menampilkan Presiden Jokowi bernyanyi lagu Cupid menggunakan AI. Bahkan, meme ini sudah sampai ke akun Instagram Presiden Jokowi yang dibuatkan ke dalam poster ucapan Hari Pendidikan Nasional.

Meme ini mendapatkan komentar yang positif dari para netizen, terlebih lagi bagi kalangan anak muda yang menyukai meme. Secara tidak langsung Presiden Jokowi sangat disukai karena dapat berbaur dengan anak muda melalui gaya yang kekinian, yakni meme.

Postingan ucapan Hari Pendidikan Nasional tersebut pun mendapatkan jumlah like dengan total 626,417 dan komentar sebanyak 9,723. Selain itu, komentar postingan tersebut juga menunjukkan sisi humoris dan positif.

Kesimpulan

Meme dapat menjadi peluang personal branding yang baik bagi politikus jika digunakan dengan tepat. Meme dapat menampilkan sisi lain dari politikus yang lebih dekat dengan masyarakat dan dapat membangun citra positif dari politikus tersebut.

Namun, penggunaan meme harus dilakukan dengan hati-hati dan selalu mengikuti aturan etika dan hukum yang berlaku.

Meme harus mengandung pesan yang jelas dan positif, dan tidak boleh mengandung konten yang merendahkan atau menghina pihak lain.

Dengan demikian, sebagai masyarakat yang cinta damai dan menghormati orang lain, mari kita menggunakan meme dengan bijak dan membangun citra positif dari diri kita sendiri dan orang lain.

Ikuti tulisan menarik Ida Bagus Indra Dewangkara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler