x

Dokumentasi kegiatan instalasi PLTS di Desa Serut. Foto: Youtube/lppm_uad

Iklan

Muhammad Syafi'i Nurullah

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dan Content Writer berpengalaman
Bergabung Sejak: 4 Juni 2022

Selasa, 30 Mei 2023 07:59 WIB

Energi Surya Menyapa, Masyarakat Desa Jadi Lebih Berdaya

Kendala infrastruktur dan kondisi geografis yang sulit menjadi penyebab belum sempurnanya rasio elektrifikasi di Indonesia hingga saat ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya tambahan untuk menyediakan listrik di wilayah-wilayah tersebut. Salah satu solusinya adalah menggunakan energi surya seperti yang dilakukan oleh penerima apresiasi SATU Indonesia Awards, Umi Salamah, S.Si., M.Sc dan timnya di Desa Serut, Kec. Gedangsari, Kab. Gunung Kidul.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Meski rasio elektrifikasi di Indonesia mencapai 99,2% pada 2020, masih banyak masyarakat di wilayah terpencil dan pedesaan yang kesulitan mendapatkan akses listrik. Kendala infrastruktur dan kondisi geografis yang sulit menjadi penyebabnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya tambahan untuk menyediakan listrik di wilayah-wilayah tersebut. Salah satu solusinya adalah menggunakan energi surya. 

Dengan sinar matahari yang melimpah, energi surya dapat diandalkan tanpa infrastruktur yang rumit. Selain itu, energi surya bersih, berkelanjutan, dan membantu perkembangan ekonomi lokal. Salah satu contoh sukses pemanfaatan energi surya adalah seperti yang dilakukan oleh penerima apresiasi SATU Indonesia Awards, Umi Salamah, S.Si., M.Sc dan timnya di Desa Serut, Kec. Gedangsari, Kab. Gunung Kidul. 

Pemanfaatan Energi Surya di Desa Serut 

Di Desa Serut, Kabupaten Gunung Kidul, penduduk sering kekurangan air bersih saat musim kemarau. Mayoritas mereka tinggal di daerah perbukitan dan harus turun jika ingin mencari air. Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat membentuk Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) Tirta Abadi Jaya. Mereka mengelola beberapa sumber air bersih dengan membuat sumur bor dan mengalirkannya ke rumah-rumah warga.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, ada masalah serius terkait biaya operasional dan perawatan pompa air. Biaya listrik untuk menjalankan pompa air menjadi mahal dan tidak stabil, terutama saat terjadi pemadaman akibat hujan dan angin kencang. Hal ini menyebabkan pompa air tidak dapat berfungsi saat listrik mati, sehingga masyarakat kekurangan air. Selain itu, fluktuasi daya listrik juga merusak pompa air, dan pengeluaran listrik tinggi karena pompa harus menyala terus-menerus.

Pelatihan perawatan PLTS di Desa Serut

Setelah melihat situasi tersebut, Umi dan timnya memutuskan untuk mengadopsi teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) guna menyediakan air bersih dengan harga terjangkau. Akhirnya, mereka memutuskan untuk melakukan pemasangan panel surya, melakukan instalasi IoT pada tampungan induk, merintis pengembangan air minum kemasan, dan juga memberikan pelatihan untuk mengelola teknologi tersebut. 

Untungnya, kehadiran teknologi baru ini mendapatkan respons baik dari masyarakat dan pemerintah setempat sehingga penerapannya berhasil berjalan lancar. Saat ini, PLTS beroperasi di sumur yang digunakan oleh 32 keluarga dan berhasil menghemat biaya listrik hingga Rp600.000 per bulan. Selain itu, kehadiran PLTS juga membuat masyarakat setempat menjadi lebih familier dengan teknologi tepat guna dan meningkatkan pengetahuan tentang energi baru dan terbarukan (EBT). 

Akibat kehadiran aliran listrik yang terjangkau, kini masyarakat Desa Serut tidak lagi kesulitan untuk mengakses air bersih bahkan ketika kemarau datang. Mereka juga menjadi lebih dikenal dan mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah sehingga masyarakat Desa Serut bisa lebih berdaya lagi.  

Langkah Keberlanjutan 

Ke depannya, Umi dan tim juga akan mengembangkan sistem IoT untuk tangki utama dan usaha pengemasan air di Desa Serut. Selain itu, mereka juga telah membentuk tim teknis khusus untuk merawat instalasi PLTS sehingga manfaat yang diberikan bisa terus berlanjut dalam waktu yang panjang.  

Melalui sinergi bersama para mitra, Umi dan timnya bertekad untuk mewujudkan Desa Serut menjadi kawasan yang mandiri energi dan juga air bersih. Setiap hari Sabtu dan Minggu mereka aktif menggarap program tersebut guna bisa terus membuat masyarakat Desa Serut menjadi lebih berdaya. 

Inovasi yang dibawa oleh salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards ini bisa membuka mata terkait pentingnya akses listrik bagi masyarakat Indonesia. Pemanfaatan energi surya yang mereka lakukan juga menunjukkan bahwa penggunaan energi alternatif perlu digalakkan agar listrik bisa segera menjangkau wilayah terpencil dan pedesaan. 

Harapannya, ke depan akan ada lebih banyak lagi cerita sukses pemanfaatan energi surya di pedesaan dan daerah terpencil. Pemerintah juga diharap bisa semakin sigap untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi seluruh rakyat Indonesia. Kalau Anda punya gagasan yang bermanfaat untuk masyarakat luas seperti di atas, segera daftarkan diri ke SATU Indonesia Awards sekarang juga dan dapatkan dana apresiasi hingga puluhan juta rupiah. 

Ikuti tulisan menarik Muhammad Syafi'i Nurullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB