Seorang manusia pasti akan selalu mengeluhkan keadaannya, baik pekerjaan, hubungan sesama manusia, ataupun materi. Sekuat apa pun manusia itu berdiri, ada kalanya dia harus duduk santai sambil mengeluarkan semua isi hatinya. Dengan begitu, penyakit tidak akan datang. Baik lelaki dan wanita, ada waktunya hal ini harus kita lakukan. Seiring berjalannya zaman, hal ini semakin penting dan istilahnya juga sudah berubah.
Diksi yang sering kita dengar di platform media sosial sekarang ini adalah “healing”, yang dalam Bahasa Inggris berarti penyembuhan, namun kata ini digunakan sebagai sesuatu yang kita lakukan untuk bersantai atau menenangkan pikiran kita dari segala perkara yang sedang dihadapi. Bentuk healing itu bermacam-macam, bisa merupakan sebuah aktivitas ataupun tempat. Kita bisa melakukannya dengan mencari aktivitas menyenangkan atau melakukan hobi kita saat pikiran kita sudah mulai mumet. Kita juga bisa datang ke tempat-tempat hiburan, baik buatan maupun alami. Sesuatu yang kita lakukan atau saksikan tersebut katanya dapat membuat pikiran kita mengurangi kayuhan perahunya sejenak dan membuat diri kita kembali segar. Tetapi, apakah hanya ini saja? Apakah itu memang dikarenakan padatnya pekerjaan, sulitnya hubungan pribadi, sempitnya pintu materi yang membuat pikiran kita mumet dan butuh healing? Atau karena kita yang terbawa arus kehidupan dunia dan membuatnya melupakan suatu hal yang sangat penting?
Ada dari mereka yang terlihat sederhana, banyak teman, dan pekerjaan lancar namun tidak pernah melakukan ataupun membahas diksi healing sama sekali. Lalu, bagaimana dia bisa terus melaksanakan kegiatannya sehari-hari sekaligus menenangkan pikirannya sehingga selalu terlihat tenang dan tanpa masalah? Aku pernah bertanya kepada guru ngajiku, “Bapak, kalau hari Sabtu dan Minggu kemana aja?” Beliau menyuruhku duduk di dekatnya dan kemudian aku merasakan hawa yang sejuk. “Bapak di sini.”, sambil menapak sajadah masjid dekat sekolah mengaji kami. Beliau sederhana dan selalu terlihat bahagia mengajar kami yang sering nakal dan berontak. Beliau dapat menyeimbangkan permasalah kehidupannya. Maksud saya di sini adalah, Guru Ngaji saya menemukan ketenangannya di masjid dekat rumahnya. Setiap beliau ada masalah, beliau akan langsung mendekatkan dirinya kepada Yang Maha Kuasa. Beliau akan mengeluh dan mengeluarkan semua isi hatinya kepada-Nya. Dengan begitu, hati beliau tenang.
Pada dasarnya, healing memang sangat bagus untuk dilakukan apalagi saat kehidupan dunia kita sudah mulai memberatkan bahu kita yang rapuh, akan tetapi pencarian ketenangan ini tidak harus semata-mata ke tempat hiburan atau pelaksanaan hobi kita. Terkadang, hanya dengan mengerjakan kewajiban dan sunnah-Nya, kita sudah bisa mendapatkan ketenangan tersebut.
Ikuti tulisan menarik Almanico Islamy Hasibuan lainnya di sini.
