x

Ilustrasi Pasangan Bertengkar. Afif Kusuma dari Pixabay

Iklan

Navisatul Inayah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Juni 2023

Rabu, 5 Juli 2023 09:35 WIB

Coba Pahami Atribusi Supaya Hubungan Kamu dengan Pasangan Tidak Cekcok Terus

Jadi gini, banyak yang bilang dalam berhubungan yang paling penting itu komunikasi. Padahal  sebenarnya dalam menjalin hubungan yang paling penting itu pemahaman. Nah, gimana, tuh?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Navisatul Inayah S.Ag
Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Prodi Interdiciplinary Islamic Studies Konsentrasi Psikologi Pendidikan Islam 

Apa kamu sering ribut sama pasangan gara-gara masalah yang sama berulang kali? Kalau iya, baca artikel ini deh biar kamu paham!

Jadi gini, banyak yang bilang dalam berhubungan yang paling penting itu komunikasi. Padahal  sebenarnya dalam menjalin hubungan yang paling penting itu pemahaman. Kalau kamu ngga paham sama pasanganmu, niscaya hubunganmu akan ribut terus. Nah, dalam psikologi ada nih yang namanya atribusi sosial.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa sih atribusi sosial itu?

Kalau kata Baron & Byrne, atribusi sosial adalah proses yang kita lakukan untuk mencari penyebab dari perilaku orang lain sehingga mendapatkan pengetahuan mengenai karakteristik stabil dari orang tersebut. Singkatnya gini, atribusi sosial itu proses kita memahami sebab akibat atas perilaku seseorang.

 

Nah, atribusi sendiri ada 2 jenis. Pertama, atribusi eksternal. Yaitu kita memahami bahwa perilaku seseorang diakibatkan sama faktor yang ada di luar dirinya semacam kondisi, lingkungan dan lain sebagainya. Kedua atribusi internal. Yaitu kita memahami bahwa perilaku seseorang diakibatkan oleh faktor yang ada di dalam dirinya semacam pengetahuan, kognisi sosial, dan sebagainya.

 

Atribusi sendiri menekankan tentang bagaimana kita memahami sebab kenapa orang lain melakukan hal demikian. Jadi sangat mungkin atribusi diterapkan untuk memahami perilaku pasangan supaya ngga ribut-ribut terus. Pasangan yang sering ribut biasanya karena ngga paham sama pasangannya dan ngga coba saling memahami.

 

Terus gimana caranya mempraktikkan atribusi? Atribusi ngga sulit kok. Dalam atribusi, kita cuma perlu memperhatikan 3 aspek penting  Pertama, persepsi seseorang tentang apa dan siapa yang menyebabkan timbulnya suatu perilaku atau peristiwa khusus. Kedua, penilaian seseorang terhadap tanggung jawab, atas terjadinya suatu peristiwa atau perilaku tertentu. Ketiga, penilaian terhadap kualitas kepribadian individu-individu yang terlibat dalam peristiwa atau perilaku tertentu.

 

Atribusi dalam hubungan itu gimana ya?

Nah, dalam hubungan asmara coba deh untuk mulai memahami penyebab perilaku pasanganmu dan bukan cuma nyalahin doang karena ngga dia sesuai kemauanmu. Mungkin dia terlalu cuek, atau terlalu cerewet atau perilaku lain yang kamu sebel karena faktor-faktor yang selama ini ngga pernah kamu lihat. Coba perhatikan tiga aspek penting di atas tadi. Mungkin dia terlihat cuek karena faktor lingkungannya atau bahkan mungkin dari dalam dirinya yang emang ngga suka terlalu menonjolkan perhatian.

 

Dengan kita memahami sebab perilaku pasangan maka kita akan lebih mampu untuk mentolerir hal yang tidak kita suka. Seringnya, seseorang lebih mengutamakan ego dirinya sendiri dan tidak mencoba memahami pasangan sehingga pertengkaran tidak dapat dihindarkan. Kalau sudah begitu, ujung-ujungnya pisah atau bertahan tapi sambil sebel-sebelan tiap hari. Nyebelin banget kan kalau gitu? Makanya,atribusi pasanganmu ya, biar ngga marahan terus!

 

Oiya, ingat! Atribusi itu dimulai dari diri kita sendiri dulu. Jangan otomatis berharap kamu juga langsung dipahami sama pasanganmu. Walaupun idealnya kalau mau langgeng ya berarti kalian harus selalu mau untuk saling memahami. Tapi tenang aja, pemahamanmu pasti tanpa sadar akan merubah arah hubungan kalian kok. Pemahamanmu atas perilakunya akan membuat dirimu merespon lebih baik ketika dia melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Responmu yang penuh pemahaman itu akan membantu dia berperilaku lebih baik dari sebelumnya.

 

Terus gimana dong kalau kamu udah atribusi tapi dia masih begitu-begitu aja dan ngga berubah? Maka komunikasikan lebih lanjut, coba buat dia paham sama posisimu. Tapi jangan berharap dia langsung bisa paham ya. Karena tingkat pemahaman seseorang itu berbeda-beda. Atau kalau mau sadar bareng bisa coba kirim artikel ini ke pasanganmu, siapa tau dia bisa sadar juga kaya kamu. Hehehe

 

Daftar Pustaka

Helmi, A. F. (t.t.). GAYA KELEKATAN, ATRIBUSI, RESPON EMOSI DAN PERILAKU MARAH.

Hamid, Solahuddin Bin Abdul. “BIAS ATTRIBUSI SOSIAL DALAM KONTEKS HUBUNGAN ETNIK,” n.d.

Rahmawati, Intan. Pengantar Psikologi Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2022.

Samsuar, Samsuar. “ATRIBUSI.” Network Media 2, no. 1 (September 3, 2019). https://doi.org/10.46576/jnm.v2i1.450.

Saleh, Adnan Achiruddin. Psikologi Sosial. Sulawesi Tengah: IAIN Parepare Nusantara Press, 2020.

 

Ikuti tulisan menarik Navisatul Inayah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu