x

Pencanangan BKSN 2023

Iklan

Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Oktober 2022

Jumat, 8 September 2023 13:32 WIB

Kitab Suci Adalah Santapan Jiwa Selain Ekaristi

Pencanangan Bulan Kitab Suci Nasional Tahun 2023 tingkat Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong ditandai dengan pemukulan Gong oleh Pater Yosep Masan Toron.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Segenap Umat Katolik di Indonesia diajak untuk memberi perhatian khusus terhadap Kitab Suci. Konsili Vatikan Ke II tahun 1965, menegaskan bahwa Kitab Suci adalah Santapan Jiwa selain Ekaristi, karena itu, orang-orang katolik diharapkan membaca dan merenungkan Kitab Suci setiap hari sebagaiman kita menikmati makanan jasmani. Pertanyaan untuk kita sekalian, sudah sejauh mana dalam keluarga-keluarga kita, kita memberikan fokus perhatian terhadap kitab suci. Pernyataan dan pertanyaan reflektif ini disampaikan oleh Pater Yosep Masan Toron, SVD, dalam kotbahnya pada perayaan misa untuk pencanangan Bulan Kitab Suci Nasional Tahun 2023 tingkat Paroki, Minggu (3/9/3023) di Gereja Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong.

Pater Yosep Masan Toron, SVD dan Pater Kristianus Sambu, SVD


Umat sekalian, saya ingat tahun lalu juga saya pernah ada di sini, ungkap Pater Yosep, untuk membuka dan mengalami kegiatan Bulan Kitab Suci. Tema Bulan Kitab Suci yang kita renungkan tahun 2022, adalah Allah Sumber Harapan Hidup Baru, dan kembali tahun ini lembaga biblika Indonesia mengangkat lagi tema hampir sama, yaitu Allah Sumber Kasih dan Keselamatan Kita.


Bapak Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih, tanya Pater Yosep, kenapa kita selalu "omong" tentang Kitab Suci, ada apa dengan kitab suci, maka selalu dari waktu ke waktu kita bicara tentang hal ini. Tahun 2020, cerita Pater Yosep, Mgr Siprianus Hormat, setelah beberapa tahun ditabiskan menjadi Imam, kami mengundang dia untuk bersama kami merayakan pesta Santo Arnoldus, tanggal 15 januari. Dalam kotbah yang disampaikan oleh beliau pada waktu itu, Ia mengatakan SVD dan SSPS telah berkarya di Manggarai lebih dari 100 tahun. Sejak tahun 1913, SVD mulai berkarya di sini (Keuskupan Ruteng).



Bapa uskup bertanya, kala itu, apa yang menjadi kekhasan pelayanan kamu dalam karya kerasulan kamu di Keuskupan Ruteng. Soal pelayanan sakramen semua pastor merayakan pelayanan sakramen, pengakuan dosa ya biasa, kunjungan-kunjungan kelompok ya biasa di mana - mana pun dilakukan, tetapi apa yang menjadi kekhasan dari pelayanan para imam SVD dan suster-suster SSPS.


Nama kamu, tegas Mgr Sipri pada kesempatan itu, adalah Serikat Sabda Allah, dan sejauh mana Sabda Allah itu, Kitab Suci sungguh-sungguh menjadi kekhasan pelayanan, Pertanyaan berikut dari beliau saat itu. Pimpinan provinsi kami, SVD dan SSPS, tutur Pater Yosep kemudian menanggapi pertanyaan Bapak Uskup itu, lalu membentuk suatu lembaga yang disebut Lembaga Bible Center, Pusat Kitab Suci yang bertanggungjawab bersama dengan anggota-anggota SVD, dan SSPS mulai menggerakkan gerakan Cinta Kitab Suci.


Sejauh saya ingat, lanjut Pater Yosep dalam homilinya, Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong ini, dari waktu ke waktu dilayani oleh para Imam SVD, mulai dari Pater Kale Bale, SVD, sampai hari ini, Pater Kristinus Sambu, SVD. Orang-orang SVD berkarya di Paroki ini, pertanyaan kita bersama, sebagai umat yang digembalakan oleh para pastor SVD, kita sebagai umat paroki, sejauh mana telah memberikan cinta, dan perhatian kita terhadap Kitab Suci.


Pertanyaan ini, tegas Pater Yosep, menjadi sangat konkrit bukan karena kami SVD tetapi menjadi keputusan bersama dari Gereja Katolik semesta sejak tahun 1965, pada Konsili vatikan ke 2. Para Bapak Konsili sudah menegaskan Kitab Suci harus menjadi santapan jiwa bagi segenap orang katolik, seperti setiap hari minum kopi setelah bangun pagi, makan nasi siang hari, dan malam hari juga, demikian hendaknya kitab suci menjadi santapan. Itu berarti, Pater Yosep mengingatkan, sebagai orang-orang katolik, kita diundang untuk selalu membaca dan merenungkan kitab suci untuk mendapatkan pesan dan panduan untuk kehidupan kita.
 

Tema bulan Kitab Suci yang diusung pada tahun ini, jelasnya, adalah Allah Sumber Kasih dan Keselamatan. Tema ini sengaja diangkat karena pengalaman Covid-19 tahun 2019 yang mewarnai hidup dan perjalanan kita kurang lebih 3 tahun, tahun 2020 sampai dengan 2022 kemarin, itu meninggalkan dampak yang sangat masif.


Umat di seluruh Dunia, dan khususnya di Indonesia, ungkapnya, sangat merasakan dampak negatif dari Pandemi Covid-19 dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi tetapi terlebih dalam hidup kerohanian kita. Selama 3 tahun berturut-turut, gereja kita ditutup, pelayanan terhadap sakramen dibatasi, kegiatan-kegiatan hampir tidak ada, dan pengalaman seperti ini terus berlanjut.
 
 
Krisis iman seperti ini, lebih jauh dia menerangkan, terus mewarnai perjalanan hidup kita juga hari- hari ini, kita merasa kecewa, kalau Allah sungguh mencintai kita, kenapa Dia memberikan kita penyakit yang telah merenggut jiwa saudara-saudara kita, menimbulkan krisis perekonomian, perpecahan di dalam keluarga kok bisa terjadi seperti itu. Pertanyaan itu terus menghantui dan menjadi pergulatan kita, karena itu, bulan Kitab Suci sengaja mengangkat tema ini, untuk menyadarkan kita bahwa apapun situasi hidup yang kita alami dan kita rasakan hari ini, Allah tetap mencintai kita, Allah tetap berpihak kepada Kita, dan Allah itu terus berjalan bersama kita, buktinya setiap hari ada cahaya matahari, dia terbit dari timur dan terbenam di barat, hujan terus turun menyirami bumi menumbuhkan tumbuhan-tumbuhan bagi kita, dan angin masih terus bertiup, banyak pengalaman-pengalaman konkrit yang membuktikan bahwa Allah itu mencintai kita.



Kemarin sore (Sabtu/2/9/2023), ungkap Pater Yosep, saya memberikan pembekalan kepada para 34 orang fasilitator tentang Kitab Suci dan mereka akan turun ke kelompok-kelompok membantu umat kita untuk membaca dan merenungkan Kitab Suci.
 
 
“Untuk itu, kepada keluarga –keluarga, mari kita miliki Kitab Suci, kita baca, Bapa-Mama, dan anak-anak, kita ikuti cerita-cerita dalam kitab suci. Adik-adik saya, kaum remaja ketika kita berkumpul mari bersama-sama membaca Kitab Suci, dengan membaca Kitab Suci kita banyak mempelajari kebijakan-kebijakan hidup yang membantu kita untuk mengembangkan hidup kita sesuai dengan rencana kita. Mari Bapa-Ibu kita mengisi Bulan Kitab Suci ini dengan membaca dan merenungkan, kita mengambil pesan untuk kehidupan kita,”ajak Pater Yosep.
 
Pater Yosep Masan Toron, SVD memukul Gong untuk menandai Pembukaan Bulan Kitab Suci Nasional Tingkat Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Minggu (3/9/2023)

Pencanangan Bulan Kitab Suci Nasional Tahun 2023 tingkat Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong ditandai dengan pemukulan Gong oleh Pater Yosep Masan Toron dihadapan, Dewan Pastoral Paroki, Pimpinan Biara, Pengurus Wilayah/KBG, dan kurang lebih 700 orang umat yang menghadiri Perayaan Misa.


Apa pentingnya Kitab Suci menurut Pater Kris Sambu.


Pada kegiatan pembekalan tentang tema Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) tahun 2023 kepada Fasilitator Katekese, yang merupakan seksi Pewartaan di 30 KBG, Sabtu (2/9/2023), Pater Kristianus Sambu, SVD, Pastor Paroki Ekaristi Kudus menjelaskan, mengapa BKSN 2023 dicanangkan lagi, dan apakah ini sekedar rutinitas? Kalau kita memandang kegiatan ini sebagai rutinitas, ujarnya, maka akan menimbulkan rasa bosan dan kehilangan gairah. Tetapi membaca dan merenungkan Kitab Suci itu berbeda dengan membaca buku biasa atau novel. Sebab isi Kitab Suci, adalah Sabda Allah yang selalu baru maknanya setiap kali kita membacanya dengan penuh iman, dalam suasana doa, dan keheningan.


Oleh sebab itu, ajak Pater Kris, kita umat katolik umumnya, dan khusus umat Paroki Ekaristi KUDUS Ka Redong bersyukur atas kesempatan yang kita peroleh untuk mendalami perjumpaan kita dengan Allah melalui Kitab Suci. BKSN tahun ini dengan tema ALLAH SUMBER KASIH DAN KESELAMATAN hendak menyadarkan kita bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita dalam penderitaan, bahaya yang mengancam dan dalam situasi sulit apapun.


Juga melalui tema - tema permenungan yang akan didalami dalam karekese, tegasnya, kita menemukan cinta kasih Allah bagi kita Sepanjang hidup kita. Tuhan yang mencintai dan mengampuni kita hendak memakai kita juga untuk mewartakan kasih setia-Nya kepada semua orang. Seperti Tuhan memanggil dan mengutus Nabi Yunus untuk menginjili dirinya dan penduduk kota Ninive. Yunus melarikan diri namun akhirnya dia tertangkap kembali, dia jadi sadar. Itulah Evangelisasi bagi diri sendiri. Menjalankan tugas perutusan bagi sesama itulah Evangelisasi bagi dunia.

“Kiranya kita melalui BKSN tahun ini semakin semangat untuk menjalin relasi intim dengan Tuhan dan mengakrabkan diri melalui Sabda Tuhan yang kita hayati. Baiklah dalam keluarga-keluarga, KBG - KBG dan Paroki kita, Sabda Tuhan semakin diumatkan melalui dan oleh kita umat beriman. Menginjili diri dan sesama serta dunia semesta,”harap Pater Kris.


Penulis; Rikhardus Roden Urut
 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ikuti tulisan menarik Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

21 jam lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

21 jam lalu