Lidah Itu Sesuatu yang Buas, yang Tak terkuasai, dan Penuh Racun Mematikan..
Jumat, 22 September 2023 06:40 WIB
Iklan
DENGAN kekuatan lidah, kita sanggup berkata. Ada pertukaran informasi. Maksud dinyatakan. Segala yang tersembunyi diungkapkan. Komunikasi tercipta. Suasana hidup ditata.
Ada kekuatan dahsyat di balik lidah! Walau letaknya tersembunyi, lidah sanggup menyatakan segala hal dengan jelas dan terang.
Dengan kekuatan lidah, kita sanggup berkata. Ada pertukaran informasi. Maksud dinyatakan. Segala yang tersembunyi diungkapkan. Komunikasi tercipta. Suasana hidup ditata.
Do balik kekuatan lidah sebenarnya ada pula kekuatan kata-kata. Bukan kah harapan, keteguhan hati, penghiburan, dukungan, ditangkap dari kata-kata yang terucapkan?
Do balik kekuatan lidah sebenarnya ada pula kekuatan kata-kata. Bukan kah harapan, keteguhan hati, penghiburan, dukungan, ditangkap dari kata-kata yang terucapkan?
Melalui kekuatan lidah dan mulut pun iman itu dibangun. Kata-kata yang terucap oleh Tuhan sungguh membawa daya keselamatan! Di situlah kita semakin memahami setiap pengajaran Tuhan. Dan seperti inilah hidup yang mesti dihayati!
Rasul Yakobus punya nasihat sederhana, praktis, namun amat menantang dan bahkan menuntut. Intinya agar lidah (mulut) itu dipakai dan dirawat secara benar dan bijak.
Ini sebenarnya menyangkut terbangunnya kualitas hidup bersama dan relasi dalam persekutuan apa saja yang mesti tetap cemerlang. Berdaya pikat serta membawa sukacita.
Relasi jadi kacau karena ada yang 'suka bawa mulut, ada yang tak tertib bicara, ada yang kerjanya memang suka hasut sana hasut sini, ada yang gemar menjual nama saudaranya sendiri, ada yang asal tabur kata tanpa sadar akan situasi.' Ia sanggup 'membunuh' sesama dengan lidahnya. Ada pula yang cenderung 'omong putar bale-putar bale yang sungguh umpan dan bikin emosi saja.'
Relasi jadi kacau karena ada yang 'suka bawa mulut, ada yang tak tertib bicara, ada yang kerjanya memang suka hasut sana hasut sini, ada yang gemar menjual nama saudaranya sendiri, ada yang asal tabur kata tanpa sadar akan situasi.' Ia sanggup 'membunuh' sesama dengan lidahnya. Ada pula yang cenderung 'omong putar bale-putar bale yang sungguh umpan dan bikin emosi saja.'
Dari rasul Yakobus, pada intinya adalah, sekali lagi, berfungsinya lidah (mulut) secara bijaksana! Bila hendak bicara, maka yang dituntut adalah 'apakah yang sebenarnya hendak dikata? Kapan kah saat yang tepat untuk bicara? Apa kah dengan orang yang tepat dan seharusnya pula?'
"Andaikan pakaian di rumah kita sendiri memang banyak debu dan kotornya, apakah pantas dicuci dan distrika di rumah tetangga dan di rumah orang lain?? Dan bukan kah kita mencuci dan merapihkannya di rumah kita sendiri?"
Ini repotnya jika ingin dipuji baik dan diakui benar dengan memakai kekurangan dan ketidakhebatan orang lain. Itulah yang sering terjadi. Sebab, kata orang, kita bisa setia sekali dan aktif sebagai 'anggota komisi penyiaran' kekurangan dan ketakcemerlangan orang lain atau sesama sendiri.
Ada bagusnya juga nasihat Pythagoras. Sebab katanya, "Pujilah saudaramu sendiri di tempat-tempat umum, tetapi tegurlah dia sekerasnya saat kamu berdua sendiri dan di rumahmu sendiri!"
Tetapi yang terutama dalam Kasih Tuhan adalah pakailah suara dan kata-kata yang keluar dari mulut kita untuk saling mendoakan dan meneguhkan. Dengan ketulusan hati. Dan dalam semangat mengasihi. Tanpa syarat! Itulah lisan kita yang sungguh bercitra injili!
Bukan kah demikian?
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin
Bukan kah demikian?
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Pengalaman Keluarga Bonefasius Pedor Mengolah Lahan dan Kotoran Ternak jadi Sumber Rejeki
Selasa, 27 Agustus 2024 14:04 WIBKetika Ibu Tak Pernah Bercerita Lagi Penuh Hangat
Senin, 13 Mei 2024 14:30 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler