Oktober penuh harapan
Melalui Maria menuju Yesus adalah kiat demi membawa segala rasa hati, suka dan duka dan iman dalam cahaya segala kisah yang dialami Bunda Maria, sebagai Ibunda Sang Penebus. Tak ada niat hati apalagi jika ingin mengungkapkan nota iman untuk menempatkan Bunda Maria sebagai 'pengantara atau penyelamat bayangan' di samping Yesus, satu-satunya Pengantara dan Penyelamat.
Tetapi juga, tak boleh terlalu untuk sungguh-sungguh meminggirkan pengaruh lagu Bunda dalam kehadiran Yesus, lagu Anak Allah. Sebab toh minimalisme teramat sangat pada sosok Bunda Maria, tak akan pernah membatalkan kenyataan: Dialah ibu 'yang mengandung dan melahirkan Yesus, Anak Allah yang mahatinggi' (lih. Luk 1:31-32).
Bunda Penuh Kasih
Tetapi, mari ringankan hati kita pula untuk melangkah dalam iman menuju rumah saudara-saudari seiman. Tak ada hadiah yang istimewa buat 'tetangga di sebelah dan di sekitar rumah kita selain kehadiran dan doa-doa kita. Jangan 'pegang dan sembunyikan rahmat kegembiraan hanya untuk diri sendiri, tetapi berbagi-bagilah dengan sesama-sesama kita.
Hari penuh ceriah
Kunjungan Maria ke Elizabet, sanaknya, sambil kanak-kanak membawa Yesus dalam rahimnya, adalah inspirasi bahwa kita selalu hadir untuk membawa 'inti dari warta keselamatan, pengharapan dan Firman yang menjadi manusia'. Mungkinkah Anda masih membalas dendam pada tetangga, atau orang tertentu dalam Kelompok? Dan Anda menjadi berat hati dalam amarah yang terlilit dalam benang kusut tak tentu rasa? Segera sudahilah semuanya....
Di bulan Maria ini, bebaskan semua kesumpekan di dalam dada. Semua yang jadi perintang kita untuk 'saling berkunjung dan saling menyapa di dalam kasih persaudaraan. Maria, Bunda kita, Ratu Pencinta Damai, mendoakan kita agar kembali memiliki kebesaran jiwa dan rasa ringan di hati untuk 'saling mendoakan dan saling melingkari.'
Ibu kita semua: Dalam kemanusiaan..
Dibayangkan saja bahwa di malam 'Rosario umat,' ada kaum religius yang sejenak meninggalkan indahnya doa Completorium malam di zona sendiri untuk ikut teduh dalam doa kelompok umat dalam resitasi Rosario. Apalagi bila ada kehadiran 'kagetan' para klerus untuk bersama umat. Suatu kehadiran penuh berkat yang meneguhkan. Mari lebih lanjut berpikir.....Dalam lantunan Doa Salam Maria, kami tetap mohon doa melalui perantaraan sang Bunda. “Doakanlah kami yang berdosa ini...” Itulah seruan setiap kita yang sungguh manusiawi, dalam satu pengakuan yang tulus. Adakah manusia yang tak terkepung dan bebas terhirup dari asap dosa dan kekurangan?
Demikian pun seruan kepada sang Bunda untuk melakukan setiap kita hingga pada 'saat maut yang tak terelakan itu datang menjemput.' Akhir hidup, iya kematian itu, adalah 'kisah kemanusiaan' kita yang tak terelakan. “Berdosa” dan “kematian” adalah 'jalan pasti dan nasib setiap kita yang tak terhindarkan. Namun, tidak kah kita diteguhkan akan harapan keabadian, di kala dalam suara kita terucap:sekarang dan pada waktu kami mati ….
Kita tentu merindukan kehadiran Sang Bunda, yang menemani kita di setiap kisah-kisah hidup kita! Jika tapak hidup kita terasa berat dan nyaris tanpa rasa, tidakkah episode mater dolorosa, bunda sujudcita, yang bertahan hingga kaki salib tetap menjadi 'tuntunan tangan penuh kasih?' Bahwa di kaki salib tetap terekam suara kasih, “Ibu, inilah anakmu! ”......dan kepada sang anak, “Inilah ibumu” (Yoh 19:26-27).
Jalan Devosi vs Jalan Liturgi?
Saya sendiri tetap mengenang mama saya. Wanita sederhana, yang tergolong 'anggota klasik' kelompok mama-mama Santa Anna, Paroki Kathedral-Ende. Suatu hari kubilang pada mama, “Mama, kalo pigi misa tu, tidak usah ka bawa rosario. Cukup Madah Bakti saja…” Dengan segera mamaku berkata, “Kau tahu apa? Ini yang bikin kau jadi imam,” sambil melihat rosarionya yang tampak kusam.
Akhirnya
Bagaimanapun, aku tetap rindu rosario kusam milik mamaku. Namun, sudah lama ia membawanya pergi ke dalam peti matinya. Tetapi saya yakin di surgapun ia berdoa pada Bunda Surgawi, “Doakanlah kami yang berdosa ini.” Sungguh, di doa ibuku, namaku disebut....
Ikuti tulisan menarik Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT lainnya di sini.