x

Nusa Pers Ajak Pemuda Wujudkan Pemilu Tanpa Hoax di Pemilu 2024\xd

Iklan

Arif Rahmad hidayat XII K

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Oktober 2023

Selasa, 24 Oktober 2023 09:56 WIB

Etika Stoik Menjelang Pilpres 2024

Ada beberapa kunci didalam stoikisme, seperti ataraksia keadaan pikiran yang mengacu pada ketenangan batin dan ketenangan emosional. Ini diperoleh melalui pengendalian diri dan penerimaan terhadap realitas. Nah, bagaimana menggunakan etika stoikisme dalam hiruk-pikuk copras-capres kali ini?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hiruk pikuk isu sosial menjelang pemilihan presiden adalah  fenomena yang sering teradi di negara kita tercinta ini. Masyarakat dan media saat ini cenderung menjadi sangat aktif dan terlibat dalam diskusi serta perdebatan tentang isu-isu sosial yang berkaitan dengan pemilihan tersebut. Ada beberapa ciri khas yang bisa kita identifikasikan sebagai peristiwa yang dekat dengan pilpres. Sering kita jumpai di tempat duduk warung kopi bapak-bapak dengan rokok samsunya berdebat, Masyarakat seringkali terlibat dalam perdebatan yang sengit dan penuh gairah tentang berbagai isu sosial yang terkait dengan pemilu. Ini termasuk isu-isu seperti ekonomi, hak asasi manusia, lingkungan, dan banyak lagi.

Dan ketika banyak sekali perdebatan yang muncul, efeknya ialah polarisasi politik yang dianggap  bisa semakin meningkat menjelang pilpres. Diantara pendukung kandidat berbeda sering kali memandang isu-isu sosial dari sudut pandang yang berbeda dan dapat menjadi sangat tajam dalam retorika mereka.

Ditambah dengan era sekarang yang dipenuhi dengan digitalisasi yang dimana informasi sangat cepat menyebar luas. Media sosial memainkan peran besar dalam menyebarkan informasi dan desinformasi tentang isu-isu sosial. Banyak informasi palsu atau tidak terverifikasi dapat tersebar dengan cepat, yang bisa membingungkan pemilih.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menjelang pemilu, banyak kelompok dan individu yang akan aktif secara politik dalam mendukung atau menentang isu-isu sosial tertentu. Ini bisa melibatkan protes, kampanye, dan berbagai tindakan aktivisme lainnya. Ketika banyak sekali aktifis yang memanfaatkan keadaan untuk menuntut isu sosial yang beredar Media berita cenderung memberikan liputan yang lebih besar terhadap isu-isu sosial yang berkaitan dengan pemilu, yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat tentang isu-isu tersebut

Hasil pilpres dapat memiliki dampak besar pada arah kebijakan negara dalam berbagai isu sosial. Oleh karena itu, banyak pihak berusaha memengaruhi pemilih dengan menggarisbawahi pentingnya isu-isu tersebut. Hiruk pikuk isu sosial menjelang pilpres mencerminkan betapa pentingnya politik dalam kehidupan masyarakat. Namun, juga penting bagi individu untuk tetap kritis dan terinformasi secara objektif tentang isu-isu ini untuk membuat keputusan pemilihan yang bijaksana.

Di keadaan yang hiruk pikuk ini alangkah baiknya kita menggunakan etika stoik. Sebelum menyelami etika stoik, alangkah baiknya kita mengetahui apa sebenarnya stoik itu. Stoikisme adalah sebuah aliran filsafat kuno yang berasal dari Yunani kuno pada abad ke-3 SM. Ini adalah salah satu dari beberapa aliran filsafat Hellenistik yang berkembang setelah zaman Aristoteles. Filsafat Stoik dikenal karena pandangan-pandangan mereka tentang etika, logika, dan fisika, serta pendekatan mereka terhadap kehidupan yang diarahkan pada pencapaian kebijaksanaan dan kebahagiaan.

Ada beberapa kunci didalam stoikisme seperti ataraksia keadaan pikiran yang disebut "ataraksia," yang mengacu pada ketenangan batin dan ketenangan emosional yang diperoleh melalui pengendalian diri dan penerimaan terhadap realitas. Tetapi pada kali ini kita akan membahas penggunaan etika stoikisme dengan keadaan menjelang pesta demokrasi atau biasanya disebut pemilihan presiden

Pentingnya menerapkan etika stoik menjelang pemilihan presiden (pilpres) atau dalam konteks politik adalah untuk membantu individu dan masyarakat secara keseluruhan dalam menghadapi proses politik dengan lebih bijaksana dan tenang. Beberapa alasan mengapa etika stoik dapat bermanfaat dalam konteks ini adalah:

Menghindari Emosi yang Berlebihan: Etika stoik mengajarkan pengendalian emosi, yang dapat membantu mencegah reaksi berlebihan terhadap isu politik atau hasil pemilihan. Hal ini dapat mengurangi ketegangan sosial dan konflik. Ketika berbicara tentang politik dengan orang lain yang memiliki pandangan berbeda, seorang individu stoik akan mencoba menjaga ketenangan dan menghindari konflik emosional. Mereka akan mendengarkan dengan baik dan merespons dengan argumen yang berdasar.

Pendekatan Rasional: Etika stoik menekankan pemikiran rasional dan pertimbangan logis. Ini dapat membantu pemilih membuat keputusan berdasarkan fakta dan analisis, bukan hanya berdasarkan emosi atau propaganda.Seorang pemilih dengan sikap stoik akan mencari informasi tentang semua kandidat dan partai secara objektif, mempertimbangkan platform mereka, rekam jejak, dan rencana kebijakan dengan hati-hati sebelum membuat keputusan. Mereka tidak akan terpengaruh oleh retorika emosional atau propaganda politik.

Toleransi Terhadap Perbedaan: Prinsip stoik tentang hormat terhadap pandangan orang lain dapat mempromosikan dialog yang lebih konstruktif dan meminimalkan polarisasi politik yang merugikan. Sikap stoik akan memungkinkan seseorang untuk menghormati pandangan politik orang lain, bahkan jika berbeda dengan mereka sendiri. Mereka akan memahami bahwa perbedaan pendapat adalah bagian dari proses demokratis.

Fokus pada Hal-hal yang Dapat Dikendalikan: Etika stoik mengajarkan untuk fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan. Ini berarti, sementara kita dapat memilih dalam pemilu, hasilnya mungkin di luar kendali kita. Sikap stoik membantu kita menerima hasil dengan lebih tenang. Seorang pemilih stoik akan memahami bahwa hasil pemilihan ada di luar kendali mereka sepenuhnya. Mereka akan fokus pada partisipasi mereka dalam pemilihan, seperti memilih, dan menerima hasilnya dengan ketenangan, tanpa terlalu terpengaruh oleh kecemasan atau ketakutan akan hasil yang tidak diinginkan.

Ketahanan Mental: Pemilihan presiden seringkali merupakan proses panjang yang penuh tekanan. Etika stoik dapat membantu seseorang mempersiapkan diri secara mental dan menghadapi hasil pemilihan dengan keberanian. Seorang pemilih dengan etika stoik akan mempersiapkan diri secara mental untuk kemungkinan hasil pemilihan yang tidak sesuai dengan harapan mereka. Mereka akan memiliki ketahanan untuk menghadapi ketidakpastian politik.

penggunaan etika stoik dalam pemilihan presiden dapat membantu seseorang membuat keputusan yang lebih rasional, berkontribusi pada dialog politik yang lebih sehat, dan menjaga keseimbangan emosional d

Ikuti tulisan menarik Arif Rahmad hidayat XII K lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu