x

Krisis Palestina

Iklan

Ajie Prasetya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Oktober 2020

Rabu, 25 Oktober 2023 21:38 WIB

Cukup Menjadi Manusia untuk Membela Palestina

Perang kembali berlangsung di tanah Palestina. Ribuan nyawa manusia hilang begitu saja. Banjir air mata dan darah yang membasahi tanah akibat kematian tidak mampu menghentikan konflik. Cukup menjadi manusia, kita seharusnya berpihak pada Palestina.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Konflik Palestina-Israel kembali memanas. Perang kembali berlangsung di tanah Palestina. Ribuan nyawa manusia hilang begitu saja. Banjir air mata dan darah yang membasahi tanah akibat kematian tidak mampu menghentikan konflik.

Perang terbaru dimulai ketika Brigade Al-Qassami melancarkan serangan tak terduga di wilayah Israel pada 7 Oktober lalu. Israel membalas serangan ini dengan senjata canggih yang didukung oleh Amerika Serikat, dan sekutunya. Mereka mencoba membingkai Palestina sebagai penyerang dan menutupi penindasan yang terjadi. 

Konflik ini meletus karena akar permasalahan yang belum terpecahkan, yakni penindasan yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina, yang sayangnya sering kali diabaikan oleh dunia internasional. Kekejaman demi kekejaman terjadi terutama di wilayah Gaza, yang dihuni oleh lebih dari satu juta jiwa dan merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia. Penduduk Gaza terus menerima tekanan berupa blokade bantuan internasional, pemadaman listrik dan air, serta tinggal di tempat yang kurang layak. Ini adalah tragedi yang mengguncang hati. Namun, seringkali, fakta-fakta ini tidak disorot oleh media. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penduduk Gaza diminta untuk mengungsi, meninggalkan tanah kelahiran mereka demi keselamatan. Namun, saat mereka melakukannya, mobil mereka pun menjadi target serangan. Semua kejahatan ini harus dihentikan. 

Menurut The Guardian, dalam enam hari pertama perang di Gaza, Israel telah menjatuhkan lebih dari 6 ribu bom. Angka ini hampir setara dengan jumlah bom yang dijatuhkan oleh AS dalam satu tahun di Afghanistan, sementara wilayah Gaza jauh lebih kecil. Ini adalah bukti kekejaman yang sangat besar yang tengah terjadi di Gaza, dengan warga sipil sebagai korban utamanya. 

Pada 17 Oktober 2023, sebuah ledakan besar terjadi di Rumah Sakit Al-Ahli di Gaza, yang merenggut nyawa sedikitnya 500 orang. Belum lagi serangan di berbagai fasilitas kesehatan lainnya. Ini adalah contoh nyata bagaimana Israel tidak mengindahkan nyawa manusia, tanpa memandang agama atau latar belakang. Mereka tampaknya melangkah menuju genosida, dan perbuatan mereka tentu sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang sering diusung blok barat atau sekutu mereka.

Terlebih, melihat anak-anak yang menuliskan nama mereka di tangan dan kaki untuk memudahkan identifikasi jika mereka menjadi korban adalah pemandangan yang begitu menyesakkan hati. Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan korban meninggal dunia di pihak Palestina per-24 Oktober 2023 mencapai 5.182 orang dengan hampir 16 ribu orang luka-luka. Dari jumlah korban meninggal dunia tersebut, 70 persen merupakan anak-anak. Sebuah fakta yang begitu menyedihkan.

Kita semua, tanpa memandang agama atau asal negara, cukup hanya menjadi manusia untuk mendukung pembebasan Palestina. Mereka berhak mendapat dukungan dan terlepas dari penjajahan. Hak kemerdekaan adalah hak setiap bangsa, dan penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi ini. Marilah kita bersama-sama berdiri untuk kemanusiaan dan perdamaian di wilayah tersebut.

Ikuti tulisan menarik Ajie Prasetya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu