x

Foto ilustrasi capres 2024

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Senin, 25 Desember 2023 15:47 WIB

Hilirisasi Aspal Buton di Mata Para Capres dan Cawapres

Pertanyaannya sekarang adalah mengapa para capres dan cawapres tidak mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan jelas mengenai hilirisasi aspal Buton? Sejatinya, ada apa dengan hilirisasi aspal Buton?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwa dalam kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah diikuti oleh 3 pasangan calon; yaitu paslon nomor urut 1: Anies dan Muhaimin, paslon nomor urut 2: Prabowo dan Gibran, dan paslon nomor urut 3: Ganjar dan Mahfud. Jadwal kampanye pemilu sudah dimulai sejak tanggal 28 November 2023 yang lalu. Dan akan berakhir sampai tanggal 10 Februari 2024. Berarti sampai saat ini masa kampanye sudah berjalan memasuki minggu ke 4.

Seperti yang sudah kita ketahui bersama juga, bahwa 55 – 60 persen pemilih merupakan pemilih muda, yang terdiri dari para generasi milineal dan Gen-Z. Dan kelihatannya mereka merasa pesimis dan apatis setelah melihat kampanye dari para peserta pemilu yang sifatnya hanya biasa-biasa saja, dan normatif. Karena tidak ada gebrakan dan program kejutan yang berarti, yang akan mampu membawa Indonesia berubah menjadi jauh lebih baik lagi daripada saat sekarang ini.

Sejatinya, kejutan seperti apa yang diharapkan oleh para generasi muda Indonesia sekarang?. Mungkin yang paling mereka harapkan adalah sebuah tindakan konkrit dan nyata, apa yang akan segera dapat dilaksanakan oleh presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024 – 2029 untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia, yang tidak mampu dilaksanakan oleh presiden-presiden RI sebelumnya, seperti: Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden BJ Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Soekarnoputri, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan Presiden Joko Widodo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di antara ke 7 presiden Republik Indonesia yang telah disebutkan di atas, hanya pak Harto dan pak Jokowi saja yang sudah pernah datang berkunjung ke Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Pak Harto datang pada tahun 1990. Dan Pak Jokowi datang pada tahun 2022. Tetapi kedua presiden tersebut hanya datang untuk melihat-lihat saja mengenai potensi yang sangat luar biasa besar dari deposit aspal alam yang terdapat di Pulau Buton. Dan setelah itu pak Harto dan pak Jokowi pulang kembali ke Jakarta tanpa mampu berkontribusi apa-apa untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Sungguh tragis bukan? Sudah jauh-jauh mereka datang ke Pulau Buton, tetapi mirisnya, mereka tidak mampu memberikan solusi untuk aspal Buton.

Apabila para generasi milineal dan Gen-Z menantang para capres 2024 untuk berani melakukan sebuah tindakan konkrit dan nyata yang tidak mampu dilaksanakan oleh ke 7 presiden-presiden sebelumnya, jawabannya adalah: “Ayo, siapa yang berani menandatangani Kontrak Politik untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton dalam 2 tahun pertama pemerintahannya”. Ini baru program kejutan. Karena dijamin tidak akan semua capres yang akan berani menandatangi “Kontrak Politik” ini. Dan mungkin saja ketiga-tiga capres tersebut akan menolak untuk menandatangani “Kontrak Politik” ini. Mengapa? Itu yang perlu menjadi perhatian yang serius dari para generasi milineal dan Gen-Z sebelum akan memilih capres dan cawapres. Sejatinya, ada apa dibalik hilirisasi aspal Buton?

Mengutip berita dari pemilu.tempo.co, tanggal 7 Desember 2023, dengan judul: ”Pilpres 2024: Catat Janji Ganjar-Mahfud Sepekan Kampanye, Izin Mendirikan Rumah Ibadah hingga Gunakan Aspal Buton”. Ganjar menyatakan akan siap membuat kebijakan secara nasional agar seluruh jalan di Indonesia menggunakan aspal Buton. Pernyataan pak Ganjar ini menunjukkan bahwa beliau tidak memahami dengan baik akar permasalahan aspal Buton. Akar permasalahan aspal Buton adalah selama ini tidak adanya political will dari pemerintah untuk mau mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Mungkin untuk menjawab pemasalahan-permasalahan mengenai aspal Buton ini, pak Ganjar perlu berkonsultasi dengan pak Jokowi. Bukankah pak Ganjar sudah berkomitmen akan melanjutkan kebijakan-kebijakan pak Jokowi?.

Capres dari nomor urut 1 dan 3 belum ada berita yang menginformasikan bahwa mereka berminat dan tertarik untuk mau mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Mereka setuju untuk melanjutkan program hilirisasi yang sudah dirintis pak Jokowi. Tetapi hilirisasi aspal Buton tidak ada disinggung sama sekali. Capres nomor 1 menambahkan, bahwa program hilirisasi harus dilanjutkan dengan re-industrialisasi, dimana sebelumnya hilirisasi adalah fokus kepada padat modal. Dan sekarang harus fokus kepada padat manusia, atau menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Sedangkan capres nomor urut 2, visinya sangat sederhana. Melanjutkan apa yang sudah dijalankan oleh pak Jokowi.

Dari informasi di atas dapat kita nilai bahwa pengetahuan dari para capres 2024 mengenai hilirisasi aspal Buton tidak ada sama sekali. Hal ini sangat disesalkan. Padahal aspal Buton itu adalah sumber daya aspal alam yang terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, yang jumlah depositnya terbesar di dunia. Sebagian besar rakyat Indonesia mungkin masih ingat bahwa ketika kita bersekolah di Sekolah Dasar, kita sudah pernah belajar mengenai aspal Buton. Tambang aspal yang terdapat di Pulau Buton. Tetapi mungkin generasi milineal dan Gen-Z sekarang sudah tidak tahu mengenai aspal Buton.

Kita sebagai rakyat Indonesia merasa sangat sedih dan prihatin, kalau saja benar para capres 2024 tidak tahu mengenai apa itu “Hilirisasi Aspal Buton”. Dan kalau mereka tidak tahu mengenai hilirisasi aspal Buton, mungkin mereka pasti tidak tahu juga, bahwa Indonesia sudah mengimpor aspal selama 45 tahun. Dan jumlah aspal yang diimpor pada saat ini adalah sejumlah 1,5 juta ton per tahun, atau setara dengan Rp 22,5 triliun per tahun. Dan mirisnya lagi, sampai saat ini pemerintah masih belum memiliki rencana dan program yang konkrit untuk mau berswasembada aspal.

Apa yang dapat kita pelajari dari tulisan ini? Seandainya saja para capres 2024 memang benar tidak tahu apa itu hilirisasi aspal Buton, maka sebagian besar rakyat Indonesia pasti juga tidak tahu. Akibat tidak tahu, maka tidak peduli. Akibat tidak peduli, maka Indonesia akan impor aspal terus selamanya. Jadi apa gunanya diadakan pemilu? Kalau para capres dan cawapres wawasannya sempit, sehingga mereka tidak tahu bahwa hilirisasi aspal Buton itu adalah upaya-upaya untuk mensubstitusi aspal impor dengan aspal Buton. Apakah para generasi milineal dan Gen-Z lebih baik tidak usah memilih saja? Karena para capres dan cawapres tidak peduli dengan hilirisasi aspal Buton. Aduh, sedihnya.

Pertanyaannya sekarang adalah mengapa para capres dan cawapres tidak mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan jelas mengenai hilirisasi aspal Buton? Sejatinya, ada apa dengan hilirisasi aspal Buton? Mungkin para generasi milineal dan Gen-Z harus segera menantang untuk adu nyali dari para capres ini. Siapakah diantara mereka yang paling berani untuk menandatangani “Kontrak Politik” untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton dalam 2 tahun pertama pemerintahannya?.

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu