x

Iklan

Harrist Riansyah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 April 2023

Kamis, 11 Januari 2024 15:39 WIB

Pilpres Satu Putaran Tidak Menjamin Ekonomi Membaik

Melihat jomplangnya eletabilitas Prabowo-Gibran dibanding dua paslon lain membuat beberapa orang yakin bahwa pilpres bisa berlangsung hanya satu putaran.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pemilihan Presiden (pilpres) sudah didepan mata. Ketiga pasangan calon (paslon) tengah gencar-gencarnya melakukan kampanye demi bisa duduk di kursi RI-1 dan RI-2. Pada zaman dengan kemajuan teknologi yang pesat kita bisa melihat gambaran persaingan ketiga paslon melalui hasil survei yang dilakukan banyak lembagai survei.

Kebanyakan hasil survei sekarang ini menempatkan paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran berada diposisi pertama dengan elektabilitas lebih dari 40 persen. Sedangkan posisi kedua ditempati oleh paslon Anies-Cak Imin dengan elektabilitas sekitar 23-25 persen dan posisi terakhir ditempati Ganjar-Mahfud dengan elektabilitas sudah dibawah 23 persen.

Melihat jomplang eletabilitas Prabowo-Gibran dengan dua paslon lain membuat beberapa orang yakin bahwa pilpres bisa berlangsung hanya satu putaran. Salah satu pengamat politik yang yakin pilpres satu putaran ialah Muhammad Qodari yang juga merupakan ketua umum Gerakan Satu Putaran (GSP). Alasan Qodari meyakini dan menginginkan pilpres satu putaran ialah pertama efisiensi waktu, dengan presiden dan wakil presiden sudah diketahui bulan Februari diharapkan para pelaku ekonomi merasa memiliki kepastian politik dan kegiatan ekonomi dan investasi bisa sesegera mungkin berjalan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua efektivitas biaya, karena bila berlangsung dua putaran otomatis anggaran penyelengaraan pemilu akan bertambah yang jika hanya satu putaran dana tersebut bisa dialokasikan kepada program yang lebih bermanfaat.  

Ketiga potensi keamanan politik, dengan pemilu cepat selesai membuat pemilu jauh lebih damai dan terhindar dari polarisasi ekstrem seperti pemilu 2019. Polarisasi tidak terlalu muncul pada pemilu 2024 ini karena adanya tiga calon yang membuat para paslon tidak bisa mengkritik seutuhnya kandidat lain karena masih membutuhkan suara kompetitornya jika berlangsung dua putaran.  

Dari ketiga alasan tersebut nampak masuk akal jika melihat Indonesia sendiri. Namun bila melihat kondisi dunia alasan pertama belum tentu bisa terwujud bila pilpres hanya berlangsung satu putaran. Lantaran pada tahun 2024 ini tidak hanya Indonesia saja yang mengadakan pemilu. Tercatat setidaknya lebih dari 40 negara di seluruh dunia akan menggelar pemilu maupun itu pemilu legislatif (pileg) dan pilpres.

Beberapa negara diantaranya merupakan negara yang memiliki pengaruh luas terhadap geopolitik dunia. Negara seperti Amerika Serikat, Rusia, India, Taiwan akan memilih presiden mereka selanjutnya pada tahun ini. Tidak hanya itu ada juga Uni Eropa yang akan menggelar pemilu untuk menentuan anggota parlemen Uni Eropa selanjutnya. Lebih lanjut bisa dilihat dari artikel penulis sebelumnya dengan judul Tidak Hanya Indonesia, Berikut Negara-negara yang akan Menggelar Pemilu di Tahun 2024.

Dengan begitu pelaku ekonomi tentu akan menunggu hingga seluruh pemilu ini dilaksanakan. Bisa aja kepastian politik baru didapatkan pada tahun 2025 mengingat AS baru menggelar pemilu di bulan November sedangkan negara India dan Rusia menggelar pemilu dipertengahan tahun ini.  

Alhasil alasan pemilu satu putaran untuk alasan kepastian kebijakan ekonomi terkesan tidak masuk akal melihat kondisi dunia yang banyak menggelar pemilu yang diantaranya merupakan negara besar dan memiliki pengaruh besar terhadap geopolitik dunia termasuk ke Indonesia.

Ikuti tulisan menarik Harrist Riansyah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler