x

Iklan

Guevara ES

Farmer, Chilli Lovers, Adventurer
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Antara Piala Dunia dan Pilpres

Piala Dunia Brasil digelar bertepatan dengan gegap gempita kampanye pemilihan presiden 2014. Akankah sepakbola digunakan sebagai alat politik?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Gegap gempita Piala Dunia 2014 akan dibuka nanti malam. Pertandingan pertama akan dimulai esok dinihari. Jutaan, bahkan mungkin miliaran pasang mata penduduk dunia akan tertuju ke Brasil. Aksi-aksi mestro sepakbola dunia 32 tim nasional dari lima benua akan tersaji selama sebulan kedepan.

Sepakbola, olahraga paling tenar sejagat ini memang memiliki mantra sihir yang ampuh. Atraksi antara 22 orang yang berebut satu bola dilapangan hijau menyihir publik dunia. Orang yang tadinya awam sepakbola pun lantas bisa menjadi komentator dadakan. Tak peduli tua-muda, miskin atau kaya, pria atau wanita, apapun agamanya di berbagai belahan dunia tiba-tiba berbicara dalam bahasa yang sama : sepakbola!

Konon, saat gelaran Piala Dunia berlangsung perang bisa seketika berhenti. Hal itu, pernah terjadi pada Perang Teluk tahun 1990an. Kedua belahpihak yang bertempur sepakat melakukan gencatan senjata selama gelaran piala dunia. Konon, aksi terorisme pun berhenti selama piala dunia. Angka kriminalitas juga menurun drastis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Indonesia, setiap gelaran Piala Dunia selalu disambut super meriah. Jauh-jauh hari televisi telah menyiarkan persiapan tim-tim piala dunia lengkap dengan ragam pernak-perniknya. Belum pernah berprestasinya Tim Nasional kita di ajang empat tahunan itu tak menjadi alasan untuk tak turut berpesta dalam Piala Dunia. Publik Indonesia tak luput dari sihir piala dunia.

Pada piala Dunia 2014 kali ini, gelaran pesta sepakbola terbesar sejagat itu digelar bersamaan dengan tahapan kedua pesta demokrasi lima tahunan, pemilihan presiden. Dua kandidat bertarung memperebutkan simpati publik untuk menduduki kursi presiden untuk lima tahun kedepan. Keduanya adalah Prabowo-Hatta nomor urut 1 dan Jokowi-Kalla nomor urut 2.

Tak pelak, gelaran Piala Dunia pun tak luput dari perhatian kedua pasangan Capres-Cawapres ini. Berita tentang prediksi dadakan kedua pasangan bermunculan di media. Tiba-tiba mereka menjadi pengamat sepakbola. Mereka sejenak menurunkan tensi ketegangan politik dan mengalihkannya ke Piala Dunia.

Lalu, siapa yang akan diuntungkan dari gelaran Piala Dunia ini? Banyak orang memprediksi kubu Prabowo-Hatta mempunyai kans lebih besar untuk menjadikan ajang piala dunia untuk merebut simpati publik lebih banyak. Pasalnya, hak siar piala dunia dipegang oleh TVOne dan ANTV serta VivaSky milik keluarga Bakrie. Aburial Bakrie adalah Ketua Umum Partai Golkar yang menyokong koalisi Prabowo-Hatta. Tentu porsi lebih besar akan diberikan kepada pasangan yang mereka dukung.

Bisa jadi, Prabowo Subianto, Hatta Rajasa atau tim sukses pasangan itu akan ditampilkan menjadi komentator sebelum, ditengah atau usai pertandingan. Ingat, piala Dunia adalah ajang dimana pengila bola Indonesia yang jumlahnya jutaan menonton tayangan televisi. Tentu Aburizal Bakrie dan media-media yang dimilikinya tak akan melewatkan kesempatan begitu saja.

Kubu Jokowi-Kalla pun dibuat ketar-ketir. Metro TV, media saingan TVOne yang menyokong pasangan itu, malam ini (sebelum pembukaan Piala Dunia) menyajikan sebuah perbincangan bertajuk ‘Jangan Politisasi Piala Dunia’. Sedikit banyak, ini menggambarkan kekhawatiran kubu itu. Mereka yang kini tengah diatas angin, khawatir bisa tersalip jika pasangan kubu seberang memanfaatkan momen Piala Dunia sebagai alat kampanye terselubung. Sebuah kekhawatiran yang cukup beralasan.

Pasalnya, TV pemegang siaran Piala Dunia sudah barang tentu akan meraih share tertinggi. Ratingnya melonjak. Penontonya bejibun. TVOne dan ANTV pasti akan menjadi TV yang paling banyak dipantengin di Indonesia. So, jika dimanfaatin untuk kampange terselubung pasti akan disaksikan oleh jutaan pasang mata pemirsa Indonesia. Efektif bukan?

Pertanyaanya akankah strategi itu akan digunakan? Akankah sihir piala dunia juga ampuh jika dijadikan sebagai alat politik?. Kedua kubu bisa sama-sama menggunakanya meski medianya berbeda. Hasilnya,kita nantikan saja mulai esok dinihari saat Piala Dunia mulai digelar dengan laga Brasil vs Kroasia.

Namun, saya kira penggila sepakbola Indonesia sudah melek politik juga. Pilihan mereka tak mudah goyah oleh strategi politik sepakbola.

Jadi, mari bergembira saja. Nikmati gegap gempita Piala Dunia. 

Salam Mendoan!

---

Sumber Foto : www.diluhur.com

Ikuti tulisan menarik Guevara ES lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler