x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menang Tanpa Merendahkan

Jerman telah memperlihatkan karakter sejati tim juara: menang tanpa merendahkan pesaingnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ini cerita kecil tentang kearifan para leader tim Jerman, seperti pelatih Joachim Loew dan manajer tim Oliver Bierhoff. Mereka mengajak para pemain tim Jerman untuk menghormati tim Brasil. Ajakan itu disampaikan di ruang ganti saat jeda dari babak pertama semifinal dan Jerman sudah unggul 5-0 melalui gol Thomas Mueller, Miroslav Klose, Toni Kroos (2), dan Sami Khedira.

Bagi tim sekelas Brasil, kebobolan tujuh gol dalam satu pertandingan niscaya sungguh menyakitkan. Tim Brasil mungkin tidak percaya kekalahan telak seperti ini bakal mereka alami, di saat mereka menjadi salah satu favorit Juara Dunia 2014 dan di saat mereka menjadi tuan rumah perhelatan besar ini.

Jutaan warga Brasil sudah jauh hari membayangkan pesta besar menyambut tim nasional Brasil sebagai Juara Dunia di negeri sendiri. Jutaan penonton lain di muka Bumi, yang menyaksikan lewat layar televisi, juga nyaris tidak percaya. Ini seperti bukan tim Brasil yang sesungguhnya—benar, ketika Neymar tidak hadir, tim Brasil seperti kehilangan separo nyawanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun tim Jerman tidak mau bersikap angkuh dengan keunggulan telak saat paruh waktu. Cara tim Jerman menghormati tim Brasil ialah dengan tetap bermain serius kendati sudah unggul 5-0. Jerman tidak bermain asal-asalan dan tidak membuang-buang bola sesuka hati. Mereka tetap menunjukkan kesungguhan dalam menyerang. Hasilnya 2 gol tambahan melalui Andre Schuerrle.

Dari sisi David Luiz dan kawan-kawan, apakah tujuan tim Jerman menghormati tuan rumah itu mencapai hasilnya? Benarkah mereka merasa terhormat bahwa Jerman tetap bermain garang kendati sudah unggul 5-0? Ataukah Luiz dan kawan-kawan semakin merasa dipermalukan, bukan hanya di hadapan publiknya sendiri tapi juga penggemarnya yang bertebaran di seantero Bumi?

Itulah dilema yang dihadapi kedua tim, tapi setiap pemain di kedua kesebelasan niscaya mengakui bahwa Neymar tak ubahnya separo nyawa bagi Brasil. Para pemain Jerman agaknya memahami apa yang dikatakan Arjen Robben bahwa berhadapan dengan Jerman, Brasil tidak punya harapan. Pemain-pemain Jerman memahami situasi ini dan mereka tidak melakukan selebrasi berlebihan—bahkan Klose yang menumbangkan rekor 15 gol Ronaldo dalam ajang Piala Dunia pun menahan diri.

Ketika wasit meniup peluit panjang, pemain Jerman mendatangi pemain Brasil, memeluk mereka, dan memberi dukungan moral. Jerman bukan saja unggul dalam memetik kemenangan dalam hampir semua pertandingan di Brasil,  dan karena itu layak menyandang gelar juara. Lebih dari itu, Jerman telah memperlihatkan karakter tim juara yang tidak mengumbar perayaan kemenangan di atas kepahitan yang dirasakan oleh pesaingnya. ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

14 jam lalu

Terpopuler