Penangkapan Agen Kohver dan Insiden Mata-mata Estonia-Rusia

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Agen Kapo, Eston Kohver, ditangkap badan intelijen domestik Rusia di sebuah pos bea cukai Luhamaa, Estonia.

Eston Kohver, 44 tahun, yang diidentifikasi sebagai agen intelijen Estonia, ditangkap oleh badan intelijen Rusia. Menurut Daily Mail edisi 7 September 2014, penangkapan ini dilakukan di wilayah Estonia. Moscow membantah tudingan itu dan mengklaim bahwa penangkapan terjadi saat Kohver di wilayah Rusia.

Pemerintah Estonia menuding Moskow melakukan aksi penculikan di wilayah Uni Eropa dan menyebutnya sebagai langkah berbahaya karena bisa memicu perselisihan baru negara itu dengan Barat. Estonia adalah anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Menurut The Guardian, penangkapan terjadi Jumat pagi, 5 September 2014. Menurut pejabat keamanan Estonia, bom asap meledak di post Bea Cukai Estonia yang berada di Luhamaa. Semua sinyal radio dan telpon juga terganggu saat orang-orang bersenjata Rusia menangkap Kohver.

Badan Intelijen Domestik Rusia, FSB, menuding Kohver melakukan operasi pengumpulan intelijen atas nama negara bekas Soviet Baltik itu. Kohver kini ditahan di penjara keamanan dengan pengamanan ketat, setelah dipindahkan ke ibukota Rusia dari wilayah perbatasan Pskov. Dia terancam hukuman sepuluh dan 20 tahun penjara jika terbukti bersalah dalam kasus spionase, kata sumber di Rusia.

Sebuah pengadilan khusus digelar secara tertutup di Moskow. Dari tangan Kohver ditemukan pistol, amunisi, uang € 5000, 'peralatan khusus untuk melakukan perekaman rahasia' dan 'bahan-bahan yang tampaknya untuk misi pengumpulan-intelijen'.

Wajah Kohver muncul di TV Rusia, yang videonya berasal dari rekaman saat FSB menangkapnya. Dengan perintah dari pengadilan, ia diperintahkan untuk ditahan selama dua bulan saat investigasi terhadapnya dilakukan.

Rusia tak banyak berkomentar soal penangkapan ini. "Eston Kohver, seorang agen dari badan keamanan di Kementerian Dalam Negeri Rusia, ditangkap saat di wilayah Federasi Rusia," kata seorang juru bicara FSB.

Negara Barat sangat mencurigai atas insiden tersebut, dan waktunya, yang terjadi dua hari setelah Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengunjungi Tallinn. Dalam kunjungan itu, Obama juga mengisyaratkan akan membangun pangkalan Angkatan Laut AS di negara itu.

Estonia, yang hubungannya dengan Moscow tegang, mengklaim bahwa agen Kapo (badan intelijen Estonia) itu diculik oleh 'orang yang tidak dikenal dari Rusia, dan bukan penjaga perbatasan biasa.' Kementerian Luar Negeri Estonia memanggil Duta Besar Rusia Yury Merzlyakov sebagai bentuk protes. Menteri Luar Negeri Urmas Paet menyebut insiden ini 'sangat mengkhawatirkan'.

Menurut Estonia, Kohver ditangkap saat menyelidiki sebuah operasi penyelundupan antara Rusia dan Estonia. Presiden Toomas Hendrik Ilves menyatakan di laman Facebooknya bahwa penculikan terjadi saat agennya melakukan penyelidikan di perbatasan. "Terdokumentasi. Di daerah Estonia. Rusia mengakui ini adalah pekerjaan badan intelijen mereka."

Kepala Kapo, Arnold Sinisalu, mengatakan tak melihat ada motivasi politik di balik insiden itu. Kapo, seperti kata Toomas Hendrik, seperti Biro Penyelidik Federal (FBI) di Amerika Serikat. Selain memiliki tugas melakukan kontra intelijen, badan itu juga menangani kejahatan terorganisasi.

Aksi saling mematai bukan hal yang baru dalam hubungan Estonia dan Rusia. Presiden Toomas baru-baru ini mengklaim telah membuka kedok empat mata-mata Rusia di badan keamanan Estonia. Pada tahun 2008, juga terungkap bahwa pejabat tinggi di Kementerian Pertahanan Estonia, Herman Simm, adalah agen Rusia. Dalam dua tahun terakhir, Kapo juga menemukan dua agen ganda Rusia di lembaganya.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Abdul Manan

Jurnalis yang tertarik mengamati isu jurnalisme, pertahanan, dan intelijen. Blog: abdulmanan.net, email [email protected]

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler