Sanksi FIFA buat PSSI akhinya jatuh. Sama sekali tak mengherankan. Para pelaku sepak bola nasional berteriak-teriak dan menjerit. Tapi saya, entah mengapa, kok tak ikut terpengaruh. Tak sedih atau prihatin.
Mungkin salah satu penyebabnya karena di dalam hati saya agak setuju dengan menpora. PSSI memang perlu direformasi. Indikator utamanya sudah jelas: prestasi bola kita yang kian terpuruk.
Tentu saja prestasi yang cenderung terus menurun itu memprihatinkan. Itu juga memalukan. Masalahnya PSSI dan orang-orang yang duduk di dalamnya seperti tak menganggapnya sebagai masalah. Mereka mengklaim segalanya on track.
Nah, bila situasi dibiarkan terus akan seperti apa prestasi kita dua, lima, atau 10 tahun ke depan? Dengan pola manajemen yang berjalan bola kita seperti jalan di tempat bahkan mundur. Tak masuk akal bila kita mengharapkan lonjakan prestasi dari manajemen seperti itu.
Belum lagi soal-soal lain yang ditengarai jadi penyakit bola nasional: mafia, pengaturan skor. Juga ada fakta bahwa PSSI saat ini dikuasai orang-orang ormas kepemudaan yang dikenal akrab dengan cara-cara penyelesaian fisik. Juga ada tradisi tak sehat soal keterbukaan pengelolaan serta akuntabilitas di tubuh pssi. Mereka mengelola miliaran dana sponsor yang tak pernah jelas akuntabilitasnya.
Lalu ada soal organisasi ini yang mekanisme rekrutmen ketua dan pengurusnya yang bisa dibilang tak sehat. Orang bersih dan mampu pasti tersisih oleh orang buruk yang pandai membujuk anggota PSSI lain dengan berbagai cara, mulai janji manis, uang, hingga ancaman. Jadi dalam kongres pemikiran menemukan pemimpin yang lebih baik tak pernah benar-benar ada. Yang dipikirkan anggota adalah sosok yang paling optimal membela dan mewadahi kepentingannya.
Jadi, melihat ini semua, sanksi FIFA mestinya jadi momentum. Ini saatnya merevolusi sepak bola tanah air. Masalahnya, Menpora tahu tidak apa yang harus dilakuka? Bisa tidak dia memenangi pertarungan dengan tangan-tangan status quo? Bisa tidak dia merebut hati anggota PSSI? Kita tunggu saja.(*)
Ikuti tulisan menarik Mang Ujang lainnya di sini.